Him. 13

549 72 2
                                    

Pagi sekali, Yunis udah ngobrol sama Ibu di dapur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi sekali, Yunis udah ngobrol sama Ibu di dapur. Gue yang baru bangun tidur dengan keadaan acak-acak hanya bisa diam melihat interaksi lucu mereka berdua. Bersandar di jalan penghubung dapur dan ruang makan tanpa pintu sambil menggaruk kepala.

Ibu terlihat sibuk memasak dan Yunis membantu sepertinya, tapi lebih sering ke godain Ibu menyinggung soal nikah lagi. Mesra banget, cemburu gue sama ibu sendiri.

"Ekhem, pagi-pagi udah mesra aja berdua" gue menoleh ke kanan, karena Clarisa melewati tubuh gue dan berjalan menuju kulkas mengambil salad. Maklum mau nikah, jadi harus diet biar bajunya muat nanti.

"Loh udah bangun ? Kamu kok masih kucel aja dek, ini pacarnya udah ganteng juga" ucap Ibu sambil menunjuk Yunis dengan dagunya.

"Orang dia gak bilang mau kesini, ya baru bangun lah aku" ucap gue sambil menguap, berjalan menghampiri konter untuk mengambil bakwan jagung yang sudah matang.

Yunis mengikuti gue ke ruang makan, duduk di sebelah gue dan merapihkan rambut gue yang berantakan. Beruntung rambut gue cuma sebahu jadi gampang di rapihin.

"Ngapain sih tiba-tiba di rumah, gak bilang gak apa" ucap gue sambil menyomot bakwan jagung dan melahapnya. Yunis masih sibuk dengan rambut gue.

"Mau ngajak kencan dong" ucapnya sambil nyengir, gue pun ikut senyum.

Sudah dua minggu kita gak ketemu, Yunis sibuk UAS. Sedangkan gue yang kuliah di kampus negeri udah libur duluan, cuma masalah lomba debat yang kemarin se-provinsi membuat gue harus beberapa kali ke kampus. Karena gue juara pertama dan mewakili provinsi ke tahan nasional.

Untung lombanya bulan depan, jadi gak terlalu sering ke kampus di libur semester ini. Yunis baru libur kemarin, setelah berkutat dengan UASnya yang lebih membingungkan dari gue kayaknya.

"Kencan kemana ? Aku belum mandi ini" ucap gue masih sibuk makan bakwan.

"TSB yuk" ajaknya, gue diam sejenak buat mikir. Libur semester udah mulai, dan tempat itu pasti penuh. Anak sekolah sudah libur, dan juga anak kuliahan. Makin penuh deh itu, tapi karena Yunis pasti males mikir mau kemana. Jadi yang deket aja.

"Boleh deh, aku mandi dulu kalo gitu" ucap gue beranjak naik ke kamar gue untuk mandi.

***

Sesuai tebakan, Trans Studio Bandung sangat banyak pengunjung. Membuat gue harus mengantri disaat mau naik wahana. Beruntung gue lagi semangat jadi gak masalah buat ngantri, karena selama dua minggu gue diem aja di rumah.

Sempet main sih ke rumahnya Kak Seno, untuk acara keluarga calon besan gitu. Main sama sepupunya Kak Seno, tapi ya sekali doang. Lainnya paling main sama temen kampus.

Him || Cho Seungyoun✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang