chap. 9

1.9K 140 24
                                        

Maaf Typo bertebaran beb
Belum sempat edit
.
.
.
.
.
.

♡♡♡♡♡♡

Paginya hari Bowen berpamitan untuk memberi laporan kepada Tuan mudanya, dia pergi menumpang warga yang hendak ke kota. Maklum disini tidak banyak warga yang memiliki kendaraan, dan jika ingin ke kota maka harus menumpang mobil warga yang hendak ke pasar atau ke kota untuk menjual hasil panennya. Itu pun hanya bisa di pagi hari saja. Kalau telat ya sudah menunggu esok harinya. Setelah kepergian Bowen Yilling diguyur hujan. Angin bertiup sangat kencang dan suara petir pun menggelegar.

"Jie apa Bowen Ge baik-baik saja ya??"

"Semoga saja A-Xian jangan memikirkan yang macam-macam kita berdoa saja semoga dia selamat."

"Kau bener jie."

Huaa huaa hiks huaa

Wuxian yang mendengar Yuan menangis menghampirinya. Memeluk dan menenangkannya.

"Ada Apa sayang kenapa menangis hem??"

"Yuan impi ibu pelgi."

Mendengar perkataan bocah angkatnya itu Wuxian bingung mau ngomong apa?? Tapi jika Wen Qing mengijinkan Yuan dibawa olehnya, maka dengan senang hati Wuxian akan membawa Yuan bersamanya.

"Yuan tenang saja ibu mu gak akan pergi lagi, dan kalau ibu mu pergi maka kamu akan ikut bersamanya." Ucap Wen Qing yang tau Kalau Wuxian bingung dengan posisinya sekarang ini.

"Terimakasih Wen Qing jie."

"Asal Tuan muda Lan mau menerima Yuan kalian boleh membawanya, tapi aku mohon sayangi dia seperti anak kandungmu sendiri, jangan membeda-bedakan Yuan nanti."

"Jiejie tenang aja Aku akan menyayanginya seperti putra ku sendiri. Kau tau jie aku juga di adopsi oleh orang tua angkatku yang sekarang ini dan mereka tidak membedakan antara anak kandung dan anak angkat, maka aku juga akan begitu."

"Terimakasih Wuxian."

"Nona muda Lan terimakasih mau mengadopsi Yuan. Jika anda perlu bantuan saya bisa membantunya,"

"Tentu Wen Ning kamu bisa ikut jadi dokter pribadi di keluarga Lan, Wen Qing Jie juga bisa."

"Aku lebih suka disini Wuxian, damai. Mungkin Wen Ning bisa. Dia dokter yang hebat dan handal,"

"Jiejie juga hebat dan handal."

Mereka terus bercerita dan berdebat. Wuxian ikut bercerita sambil memangku putra angkatnya di pangkuannya. Hari sudah semakin sore tapi Bowen belum juga kembali dan hujan makin deras saja. Wuxian selalu berdoa semoga Bowen selamat dan bisa menghubungi suaminya, tidak bisa dipungkiri Wuxian sangat merindukan suaminya itu.
.
.
.

*di tempat lain*

Bowen yang sudah sampai kota dari desa terpencil itu ke kotanya saja membutuhkan waktu 3 jam dia berangkat dari jam 9 sampai kota jam 12 lalu dia mencari taksi buat kembali ke rumah keluarga Lan. Dari Yilling kota ke Gusu membutuhkan waktu 8 jam perjalanan dan itu kalau menggunakan taksi tentu saja mahal, supir taksi awalnya tidak mau mengantarnya, bukan hanya mahalnya itu, tapi melihat Bowen gak bawa uang seperakpun. Namun Bowen gak hilang akal, dia memberikan Cincin emasnya untuk jaminan sopir taksi jika dia berbohong, juga jam tangannya yang harganya aduhai pun jadi barang jaminan.

Dan sekarang Bowen masih berada di dalam taksi itu. Dia memberikan alamat keluarga Lan di gusu. Setelah 8 jam perjalanan sampai lah dia di gusu di mansion keluarga Lan.

pernikahan ke-dua (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang