{mood}should I go? PART 2°

94 10 8
                                    


Nanda menatap Naya bingung,
"Nay, siapa barusan yang telpon?"

"Tante an, dia bundanya Anna,"jawab Naya yang disembari pupil mata yang membesar.
"Oo, emang nya si Anna kenapa?"tanya bingung dari gadis yang didepan Naya.

"Eemm, entahlah Nan. Akhir akhir ini ada seseorang yang selalu mengawasi kami,"imbuh curhatan Naya yang tadinya bola mata itu membesar kini kian mengecil dan suram.

"Seseorang? Siapa dia Nay? Kenapa lu baru cerita ini ke gua? Aku bisa bantu lu dengan melapor kepolisi atas kasus penguntit!"beberapa pertanyaan Nanda lontarkan serta tawaran baik untuk Naya.

"Makasih Nan. Tapi, aku ingin mengatasi kasus ini sendiri,"
balas sendu Naya.
"Why?you can take me my problems but I can't take your problems?! We're friends Nay!"protes haru Nanda membuat Naya tak dapat lagi membendung air mata.

"I know you are my friend and therefore I don't want you to be present in my problems!!"pintah keras Naya.
Mata Naya terpaku terlalu dalam kedalam lubang kelabu.

"....."Nanda tak dapat melontarkan sepatah kata pun karena ia tak tahu harus apa. Ia hanya menatap kosong kearah gelas bening yang ada didepannya.

"Sudahlah Nan. Kamu mau ikut aku ke rumah sakit? Mungkin Anna juga rindu denganmu,"ajak Naya kepada Nanda dengan mengusap tetesan air mata yang telah mengalir deras dipipi merah miliknya itu.

"..."lagi lagi tak ada respon dari seseorang yang tengah duduk depan Naya.

Naya menyadari bahawa teman SMA nya itu tengah melamun ia pun sedikit membatin,
'nih anak kesurupan jin mana sih'.

"Nan, hoeyy!!"kaget Naya yang berhasil membuat Nanda terbangun dari lamunannya.

Ekspresi Nanda membuat suasana hati Naya yang sendu menjadi rindu. Rindu akan kebersamaan masa putih abu abu yang kata orang masa masa dimana kita bebas berekspresi.

"OY! APA NAY!?"tampak kaget Nanda.
"Ckckckck!luu..lu ngelamun apa mencoba memahami curhatan gua sih Nan?Heran gua!"Naya terkekeh keras. Sebelumnya ia tak pernah sebahagia ini. Namun, kehadiran sosok Nanda membuat suasana kelabu itu hilang.

"Ehehe...ayolah berangkat!"ajak Naya yang berusaha mengontrol kebahagiaan nya itu.

"Kemana?"

"Udah, ikut aja!"pintah Naya senang.
"Hmmm...iya deh serah!tapi jangan minta uang bensin ke gua ya!"ucap Nanda yang masih gundah.

"Dih!ckckck!iya iya,"balas Naya cengengesan.
Naya memang kerap kali meminta Nanda untuk membelikannya bensin sebab katanya itu merupakan bentuk ongkos antar jemput.

****
"Anna!"teriak Naya kepada sahabatnya yang tengah merapikan pakaiannya kedalam koper.

Hug!
Naya memeluk Anna dari belakang dengan hangat.

"Hey!pasti mama yang beri tahu kamu kan?dan dia juga ngirim kamu buat jemput aku kan?"timpal Anna yang seolah ia tahu segala tujuan kedatangan Naya.
"Heheheh... Iya. Tapi, kamu kenapa gak nelpon aku, kalau kamu sudah boleh pulang?"gerutu Naya kepada sahabatnya itu.

"Aku tadinya pingen kerumah kamu, dan bikin surprise. Tapi, itu tidak akan bisa terjadi.hiks!"
Jelas Anna dengan gaya alis menurun dan mata memelas, menandakan dirinya kecewa.

Catchy Contract°~ [Baek Hyeon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang