Dua: I Saw You

7.5K 956 115
                                    

"Bagaimana?"

"Harganya naik lagi."
Gulf tertawa menghibur diri. Ini adalah akhir pekan dan seperti biasa First mengajak Gulf beserta Light pergi belanja kebutuhan rumah makan. Light mulutnya dibungkam oleh eskrim coklat, sementara sang Moma sedang tertawa kering setelah keluar dari apotek.

"Heat suppresant memang kebutuhan mu ya. Tapi kenapa harganya sekarang naik begitu?"
Tanya First bingung, ia melihat isi plastik bertuliskan nama apotek yang Gulf bawa dan mengamati 2 buah suntikan kecil berisi cairan yang merupakan obat bulanan Gulf.

"Yah, seperti itulah. Hanya benda itu satu-satunya harapanku."
Jawab Gulf tertawa lagi, sebelah tangannya menggandeng Light yang masih sibuk menjilat eskrim sampai bibirnya belepotan. Disampingnya First menghela nafas panjang.

First bisa dibilang merupakan saksi hidup dimana Gulf berjuang mati-matian menghadapi fase menyakitkannya, datang sebulan sekali dan itu bahkan hampir merebut kewarasannya. Gulf seorang omega yang bercerai--tapi First tahu jika Moma Light itu sudah terikat Bonding dengan mantan suaminya--yang terburuk adalah itu tidak bisa hilang. Jadilah ketika masa heat Gulf datang pria itu akan berjuang bertahan hidup. Sementara ia yang merupakan seorang Beta, merasa beruntung bisa merawat dan menemani Gulf setiap heatnya datang.

"Moma, kata Guru Phon aku adalah seorang Alpha. Apa itu benar?"
Light bersuara lagi setelah eskrim coklat miliknya habis.

"Benar."

"Lalu jika Moma seorang Omega--kenapa aku Alpha?"
Kemudian Light bertanya polos. Gulf seperti biasa hanya tertawa kering seraya mengalihkan topik pembicaraan sensitiv ini.

'Karena ayahmu pasti seorang Alpha.'
First menjawabnya didalam hati. Light adalah anak yang cerdas, cukup sering pertanyaan-pertanyaan sulit dijawab keluar dari mulutnya, dan Gulf yang sering ditanya pun hanya bisa mengalihkan topik sebisanya.

"Jadi... bagaimana dengan pekerjaan tambahanmu?"
Tanya First mengalihkan topik lagi.

"Aku beruntung. Setelah memohon pada kepala toko--dia mengijinkanku kerja hanya pada jumat sampai minggu."

"Tapi Shift malam itu sedikit berbahaya. Kau tahu kan?"

"Tapi bayarannya setimpal."
Sahut Gulf memamerkan senyumnya. First tahu dia tak akan bisa mencegah Gulf dengan dalih khawatir. Kepala pria itu kadung keras karena keadaan.

"Yah. Asal kau mau berjanji padaku untuk selalu menghubungiku ketika sesuatu terjadi padamu."

Gulf tertawa mendengarnya. "Terimakasih."

***

Mew tak punya pilihan lain untuk mengajak Nate ikut perjalanan bisnisnya selama beberapa minggu di Hatyai. Perusahaan keluarganya menanam saham pada perusahaan dagang yang sedang berkembang--peluncuran beberapa gerai minimarket disana menjadi awal kerjasama yang terjalin diantara keduanya. Mew ingin hasil dan keuntungan yang terbaik, setelah mengambil alih perusahaan tersebut, beberapa langkah ia ciptakan.

"Papa? Kalau nanti mama pulang, bagaimana?"
Sesampainya di Hatyai, Mew langsung membawa Nate menuju Apartement sewaannya, lumayan besar dan banyak fasilitas pendukung bagi Nate untuk belajar--Mew juga sengaja memanggil guru les privat untuk Nate, karena memang anak itu selama ini tak pernah pergi kesekolah umum, ia mengikuti Home Schooling.

Tak jauh dari kawasan apartement bagus itu terdapat taman tematik. Banyak anak-anak seusia Nate bermain disana. Namun Nate masih belum mau lepas dari Papanya.

"Jangan Khawatir. Kita berdua akan berlibur sementara disini. Mama sedang ada pekerjaan."
Jawab Mew berbohong seperti biasa. Nate memang menakjubkan, kasih sayangnya pada sang mama tak pernah pudar walaupun ia tak menerima hal yang sama.

Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang