Enam: Once More

7.7K 884 86
                                    

Gulf tidak tahu lagi harus menamai situasi macam ini dengan apa--dua anak seumuran yang sibuk berceloteh membuatnya tak bisa berkutik untuk sekedar kabur menghindari keadaan canggung ini. Sebuah restoran ayam cepat saji, 2 anak kecil yang tertawa sembari menyantap ayam, dan 2 orang dewasa dengan pikiran kelabunya.
Gulf berusaha tak memikirkan hal bodoh--memilih menatap anak kecil seusia anaknya yang duduk disamping Mew.

'Sangat mirip.' Gulf berujar dalam hati. Nate-- mewarisi semua yang ada pada diri Mew. Wajah, mata, hidung, bahkan cara mengunyah makanan semua adalah imitasi Mew. Sedangkan untuk bibir anak itu--Gulf mengetahuinya, itu serupa dengan milik sang ibu. Ada seberkas rasa iri yang mendadak datang--apa berada dalam jarak dekat dengan Mew membuatnya teringat keinginan masa lalu?

Bertahun-tahun lalu ia ingin bisa melahirkan keturunan yang serupa tampannya dengan Mew. Lucu sekali.

"Ah! Nate--mobil itu punyamu?" Light hampir tersedak ayam ketika melihat barang belanjaan Nate dan papanya yang diletakkan dilantai. Gulf melihat binar mata Light yang masih ketara menginginkan mobil remote itu.

Nate mengangguk, memasang senyum bocah serupa dengan papanya. "Papa membelikan untukku. Light juga beli?"

Light menggeleng cepat. "Tidak. Euh, aku akan membelinya tapi tidak sekarang--benar 'kan Moma?" Light mengadahkan kepalanya menatap semangat penuh harap.

Ah, situasi ini benar-benar menyulitkan untuknya. "Benar. Moma akan belikan." Gulf hanya bisa mengusap kepala Light lembut. Ia merasa malu karena tidak semua keinginan Light bisa ia penuhi.

Sedangkan Mew--jangan salahkan jika ia menangkap raut wajah redup Gulf ketika menenangkan anaknya. Light walau kecil--sudah biasa Gulf didik untuk selalu mengerti keadaan orang tuanya.

"Moma dan paman-- kenapa diam saja?" Light bertanya polos dan Nate ikut penasaran mengapa hanya mereka berdua yang sibuk mengoceh. Dua orang dewasa ini semenjak bertemu sama sekali tidak berbicara sepatah kata pun.

Pandangan mereka bertemu--dan Gulf orang pertama yang mengalihkan mata duluan. "Paman dan Papa Nate suka melihat kalian makan. Dihabiskan na." Gulf tersenyum ramah pada Nate. Anak itu tertegun dan mengangguk semangat mengiyakan permintaan Gulf yang menurutnya seperti peri.

Dan seperti waktu-waktu belakang--hanya dua anak kecil itu yang sibuk berceloteh tanpa ada sautan dari orangtuanya masing-masing. Mew pamit ke toilet--menitipkan Nate sebentar pada Gulf dan Light.

Tapi sebenarnya tidak begitu--ia berlari keluar restoran cepat saji itu--mencari toko mainan tempat ia bertemu dengan Gulf dan Light. Tanpa pikir panjang ia membeli satu mobil remote yang sama dengan milik Nate. Beralih ke meja kasir dan membayarnya. Ketika kembali benar saja--Gulf sudah hendak pulang kembali kerumah.

"Tunggu." Mew terengah. "Light, ini untukmu." Mew menyerahkan mobil remote itu pada Light yang terpana kagum. Nate juga sama senangnya, mungkin ia berpikir bisa balapam mobil remote dengan Light nantinya.

Baru 5 detik Light memeluk mobil remote mahal itu-- Gulf merebutnya dan mengembalikannya pada Mew.
"Ja-jangan seperti ini, Khun. Aku akan membelinya sendiri nanti." Wajah Gulf kaku, berusaha menormalkan suara yang perlahan mulai bergetar akibat perbuatan Mew.

"Moma--kenapa?"

"Kumohon, sekali saja-- sekali saja, Gulf." Gulf panik. Mew memohon padanya seperti waktu-waktu belakang. Ia menatap pada dua anak kecil yang tidak tahu apa-apa itu. Jelas sekali raut kebingungan diwajah mereka.

"Paman--tidak masalah. Kalau Light punya juga--kami bisa main bersama." Nate ikut campur dan memperkeruh suasana. Gulf tak menyalahkan anak itu karena memang ia murni polos tak tahu menahu apapun yang terjadi antara dirinya dan Mew.

Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang