PROLOG ✔

188 5 3
                                    

Dimas Adi Saputra. Cowok ganteng dengan reputasi buruk di sekolahnya, menjadi kan dia sebagai anak kebanggaan Pak Abdillah, Guru Agama. Bukan karena alasan nakalnya, melainkan karena dengan reputasi itu, dia di takuti semua murid dan di angkat menjadi ketua AYO CAPER, Ayo Cari Penghuni Neraka.

Setiap jam 12, dia mulai berkeliling ke setiap sudut sekolah mencari murid-murid yang tidak sholat dan menyerahkannya kepada guru. Banyak guru yang menyukainya, karena walau pun nakal dalam segala hal, dia tetap menjalankan kewajibannya.

Banyak cewek yang ingin mendekatinya untuk berpacaran atau sekedar berteman. Tapi dia menolaknya, menurutnya mereka bukan tipe yang pas. Entahlah, sampai sekarang dia juga belum tahu sebenarnya tipe cewek idamannya seperti apa, yang jelas jika bertemu dengannya, dia ingin perasaannya berbunga-bunga tak karuan.

Pergaulannya memang bebas, tapi bukan berarti dia punya banyak sahabat. Sampai saat ini, terhitung hanya 3 sahabat yang ia punya. yaitu Ronal, Anji, dan Yadi. Mereka semua tidak ada yang beres kecuali Anji yang bisa di ajak kompromi soal kebaikan.

Dimas duduk di depan kelas dengan muka datarnya bergabung dengan teman-temannya yang lain.

"I like your Skechers, you like me my Gucci shoes, I’ll buy you the purse, only if you show me your boobs" nyanyi Ronal dengan suara standarnya membuat ketiga temannya menutup telinga.

"What lyrics you sing? Please watch your mouth and mind!" tegur bu Novi, guru killer bahasa inggris.

Dimas, Anji dan Yadi tertawa puas saat temannya itu di tegur. Biarkan saja, lagi pula itu adalah cara satu-satunya agar Ronal berhenti menyanyi. Mereka memang saling mendukung satu sama lain, tapi tidak dengan hobi Ronal ini. Terlalu berbahaya hingga membuat adik Dimas selalu menangis saat dia datang kerumahnya.

"Lo pada sirik aja!" cibir Ronal

"Bukan sirik Nal, cuma suara lo kayak lagu penyembah setan!" sahut Yadi setengah emosi. Kalau teman nya yang satu ini memang darah tinggi, cepat emosi. Selalu mempermasalahkan kegaduhan di antara mereka.

"Kalo suara gue kayak lagu penyembah setan, lo penyembah pertama gue!"

"Najis! Gue masih alim yah kayak si Dimas"

"Dih! Alim apaan? Absen sholat aja lo hiasin pake batu neraka mana bisa kayak si Dimas!"

"Wah ni anak ngajak ribut!"

"Nantangin lo!"

"Udah woi! Lo berdua pada di lihatin anak-anak. Udah gede juga masih kecil" lerai Anji yang mulai depresi di antara mereka.

"Lo ngomong apa sih jigong! Jangan sampe gue hajar yah!" kesal Ronal.

"Eh, ini udah jam 12 temenin gue keliling yuk!" ajak Dimas yang sudah berdiri bersiap-siap.

"Sebelumnya gue minta maaf nih Mas, tapi kata Ronal gue kan penyembah setan, jadi untuk sementara waktu gue belum bisa temenin lo keliling, yang ada ntar bu Novi teriak nggak jelas kalo gue ngajak orang sholat tapi gue sendiri nggak sholat. Soalnya tadi pagi belum sempat mandi bersih," balas Yadi dengan tampang berdosanya.

"Gue juga sama Mas, tadi malam Video Call sama Yadi bikin dosa, trus belum mandi bersih," tambah Ronal.

"ASTAGFIRULLAH AKHI, SAMPAI KAPAN KALIAN MAU BERMAKSIAT, INGAT! KALIAN BERDUA COWOK!" teriak Anji tak menyangka dengan ke dua temannya.

"Njing gue normal! Cuma semalam si Ronal ngajak battle, jadi gue iyain aja" Yadi tak terima dengan arah pembicaraan Anji yang terdengar seperti cowok bengkok.

"Udah Nji, kita aja yang keliling" tahan Dimas agar Anji tak lagi merespon pembicaraan Ronal dan Dimas.

Mereka berdua kemudian pergi berkeliling ke setiap sudut sekolah mencari target. Beberapa pasang mata cewek mulai memperhatikan setiap langkah mereka sambil tersenyum.

"Nal, lo jangan senyum ke mereka," bisik Dimas

"Kenapa?"

"Liat tuh, mereka pada senyum kayak iklan pepsodent. Bikin gue merinding,"

"Udahlah nggak usah di peduliin, intinya gue harus senyum biar mereka pada baper" Dimas menggeleng pasrah, sepertinya jiwa playboy Anji mulai keluar.

"Akhhh..."

Anji menahan tangan Dimas untuk berhenti. "Lo denger nggak?!"

"Apaan?"

"Suara cewe lagi desah" Anji mendekatkan telinganya ke pintu kelas. Sekali lagi suara itu terdengar membuatnya langsung menggeleng. "Ini pasti nggak bener!" lanjutnya.

Anji membuka sedikit pintu, mengintip siapa orang itu. Di sana terlihat seorang cewek lagi bersandar pada meja guru sambil memegang perut.

"Kan lo udah suudzon," bisik Dimas di belakang Anji.

"Tuh cewek ke---"

"Eh!" Dimas terbelalak saat cewek itu ambruk ke lantai. Ia mendekatinya dan mencoba membangunkannya.

"Nih cewek kenapa?!" tanya Anji panik.

"Pingsan"

"Gimana nih, gue kasih nafas buatan deh" Anji mendekati wajah cewek itu, tapi Dimas langsung menarik kerah baju bagian belakangnya.

"Lo mau ngapain anak orang. Dia tuh pingsan bukan tenggelam"

"Yaudah, kita bawa ke UKS aja" usul Anji

Dimas kemudian langsung membopong cewek itu dan membawanya ke UKS.

PRINCE LOKALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang