Perlahan gadis itu mulai membuka kedua matanya dan mengerjap beberapa kali, mencoba mengembalikan penglihatannya yang sedikit buram. Alin Hafizah namanya, murid kelas 12 pindahan dari kota Palu yang pindah karena mengikuti ayahnya pindah tugas.
"Lo udah bangun Lin?" tanya Fania sahabat barunya. Fania adalah tipe cewek periang yang selalu membuat mood nya menjadi lebih baik setelah pindah ke sini. Sikap lembut dan tutur kata yang baik mampu membuat mereka dekat dalam waktu cepat.
Alin tersenyum tipis dan mengangguk. Pertanda saat ini ia sedang baik-baik saja. "Gue kenapa bisa ada di sini?"
"Gue juga nggak tahu, tadi pas di kantin tiba-tiba gue denger lo masuk UKS, makanya gue langsung ke sini."
"Gitu yah, lo tahu nggak siapa yang nolongin gue?"
"Gue nggak tahu Lin"
"Yaudah lupain aja, habis ini lo mau langsung balik ke kelas?"
"Iya, kenapa? Mau bolos?"
"Nggak, cuma nanya aja. Yaudah kita balik ke kelas aja yuk, lagian perut gue udah mendingan" Fania kemudian mengangguk dan membantu Alin berjalan.
Di samping itu Dimas baru saja keluar dari musollah sekolahnya dan berjalan di pinggir lapangan.
"Masya allah suami gue lewat dong"
"Prince lokal emang terbaik"
"Kapan-kapan singgah ke rumah yah Mas"
Dimas memutar matanya malas saat mendengar sorakan cewek yang sedang duduk di pinggir tiang. Ia bingung, kenapa di zaman sekarang cewek bahkan lebih liar dari pada cowok. Apakah ada perubahan sel sperma yang bertabrakan hingga membuat mereka seperti itu. Entahlah Dimas malas memikirkannya.
"Masya allah, temen gue udah cerah aja kayak malaikat izrail," puji ronal yang duduk di kursi ujung kelas.
"Pantesan nyokap gue sayang banget sama lo dari pada anaknya sendiri, ternyata ini alasannya," celetuk Yadi
"Setan kayak kalian tuh pantesnya di bacain ayat kursi, biar pada binasa," cibir Anji di sebelahnya.
"Udah-udah ngapain pada ribut sih" kesal Dimas. Ia baru saja mensucikan dan menenangkan pikirannya, tapi kedua reptil itu mulai mengotori pendengarannya.
"Pulang sekolah enaknya kemana?" tanya Yadi.
"Mending makan bareng di rumah Dimas," usul Ronal.
"Nggak! Untuk beberapa hari ke depan kalian jangan ke rumah gue dulu, ade gue lagi les privat, ntar yang ada gue di asingkan dari rumah" ucap Dimas tak setuju.
"Gue sih niatnya mau main bowling habis ini, gimana pada mau ikut nggak?" tanya Anji.
"Yaudalah ikut Anji aja, daripada nongkrong sepi" putus Yadi yang langsung di anggukan ketiga temannya.
👑👑👑
Bel sekolah berbunyi membuat seisi kelas berhamburan keluar. Dimas mengemas kartu joker di meja nya dan menyimpan nya di laci. Memang nggak punya otak, mereka sempat-sempat nya main kartu di meja belakang saat pelajaran PKN berlangsung karena bosan. Memangnya siapa yang tahan dengan pelajaran itu. Sungguh, bukannya tidak menghargai jasa para pahlawan, hanya saja Dimas terlalu bosan dengan cara belajar bu Sri yang terdengar miris seperti belum makan.
Dimas berjalan menuju parkiran bersama ketiga temannya. Di sana terlihat motor merah miliknya terparkir indah memenuhi dua area, sempat ada yang menegurnya tapi langsung ia beri pelajaran karena berani mencari masalah dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRINCE LOKAL
Teen FictionKetika seorang cowok yang paling famous di sekolah, dikenal dengan kenakalan dan juga kealimannya, menyukai gadis cuek sepertimu. Apa jadinya? Sering dikejar tapi bukan layangan, sering dipantau tapi bukan artis dialah Alin Fauziah, gadis cuek yang...