Alin duduk beristirahat sebentar setelah mencuci baju olahraga yang di pinjamkan oleh Dewi. Malam ini hujan turun dari langit bersama gelapnya malam. Ia mengintip sebentar ke arah luar dari kamar jendelanya. Jalanan tampak sepi, tak ada yang berlalu lalang karena memang ini sudah jam 10 malam.
Drttt...
Alin menoleh saat mendengar ponselnya berdering. Ia mendekati benda tersebut dan melihat siapa si pengirim pesan. Keningnya mengerut saat melihat pesan tersebut dari nomor tidak di kenal.
08784480**** : Ini Alin yah?
Alin : Iya, ini siapa?
08784480**** : gue Al, temennya Fania.
Alin : Oh iya gue inget sekarang. Ada apa?
08784480**** : Nggak ada apa-apa, gue cuma iseng aja ngechat lo. Tapi lo udah mau tidur nggak nih? Ntar gue ganggu lagi.
Alin : Tadinya sih udah mau tidur, cuma pas lo ngechat nggak jadi.
08784480**** : Berarti gue ganggu dong.
Alin : Nggak kok
08784480**** : Lin, kok DM gue minggu lalu belum lo bales sih.
Alin : gue nggak baca, soalnya yang DM banyak.
08784480**** : Yah, saingan gue banyak.
Alin : Maksudnya?
08784480**** : Nggak, lupain aja. Btw minggu depan tim gue mau tanding di sekolah lo.
Alin : Seriusan?
08784480**** : Iya, nonton yah.
Alin : Iya, gue pasti nonton. Tapi nggak janji yah kalo gue dukung lo, soalnya kan sekolah gue juga tanding.
08784480**** : Iya, nggak apa-apa.
Alin : Al, gue tidur dulu yah. Takutnya besok lambat.
08784480**** : Oke, good night Lin.
Setelah membaca pesan terakhir dari Al, Alin pun mengubah nama kontaknya dan mengecek satu per satu DM yang masuk di Instagramnya. Alin akui, pesan yang masuk memang sangat banyak, bahkan ia harus menghapus beberapa agar pesan penting dari teman-temannya agar tidak tenggelam.
Setelah mendapatkan akun Al, Alin pun mengecek pesannya. Dan ternyata memang benar, cowok itu mengirimkannya pesan minggu lalu. Alin mengecek profil tersebut, dan BOOM! cowok dengan followers 12.7k itu ternyata cukup terkenal untuk remaja biasa sepertinya. Bukan artis, youtubers atau pun selebgram tapi followers nya memang murni mengikutinya. Sebenarnya ia ingin mengecek profil cowok itu lebih jauh lagi, tapi mengingat waktu dan matanya yang sudah mulai mengantuk ia pun memilih mematikan ponselnya dan tidur.
👑👑👑
Saat ini Alin tengah bersantai sambil menikmati kacang goreng bersama Fania di kelas. Sesekali ia tertawa saat Fania mulai bertingkah konyol dan menceritakan tentang masa lalunya di SMP.
"Lin!" Alin menoleh saat mendengar namanya di panggil.
"Kenapa?" tanya Alin pada Gina yang kini menghampirinya.
"Bu Novi manggil lo di ruangannya."
"Ada urusan apa?"
"Gue nggak tahu, dia cuma nyuruh gue buat manggil lo."
"Yaudah, gue ke sana sekarang." Feli kemudian beranjak dari kursinya dan menuju ruang guru menemui ibu Novi.
Setelah sampai di sana, Feli tampak berpikir sebentar untuk masuk karena dari dalam terdengar suara Ibu Novi sedang mengobrol dengan seseorang.
"Ini sudah kesekian kalinya bu, Dimas bolos dan tidak mengerjakan tugas yang saya berikan. Di tambah nilainya yang sangat anjlok bisa mempengaruhi kelulusannya. Bagaimana saya bisa membantunya lulus jika dia saja tidak pernah berusaha." ucap Ibu Novi pada wanita itu.
"Ada apa dengan cowok itu?" batin Feli penasaran.
"Iya bu, saya juga sudah menasehatinya hampir setiap hari"
"Dengan menasehati saja tidak cukup bu."
"Maksud ibu?"
Krekkk...
Pintu berbunyi saat Feli tak sengaja mendorongnya karena tadi berusaha untuk menguping. Ia tersenyum kikuk saat ketahuan. "Ibu manggil saya?"
"Ayo silahkan duduk." ucap Ibu Novi mempersilahkan Alin. Alin kemudian masuk dan duduk di salah satu kursi yang telah di sediakan.
"Sepertinya kamu sudah dengan pembicaraan kita tadi." Alin mengangguk mengiyakan ucapan Ibu Novi.
"Ibu harap kamu mau membantu Dimas."
"Ha?! Sa...saya bu?" Apa ia tidak salah dengar? Membantu Dimas? Yang benar saja, jangankan membantu berbicara dengan cowok itu saja ia sangat malas.
"Iya kamu."
"Kenapa saya bu?"
"Karena menurut ibu kamu termasuk salah satu murid yang pintar dalam mata pelajaran bahasa inggris. Kamu bahkan sudah memahami metode belajar ibu dengan sangat baik. Ibu harap kamu bisa menerapkannya pada Dimas juga."
"Ibu tapi saya nggak bisa." tolak Feli.
"Ibu mohon nak, supaya kamu mau membantu Dimas dalam proses belajar. Ibu sudah lelah mendatangkan berbagai guru untuk memberikannya pelajaran tambahan. Mungin kalau sesama temannya dia mau belajar." Ingin sekali Feli memberitahu wanita itu kalau ia bukan teman Dimas, melainkan musuh bebuyutan Dimas!
"Tapi bu---"
"Kamu tenang saja, ibu akan menjaga dan menutupi nilai kamu yang sempat kosong di pelajaran sebelumnya, mengingat kamu murid pindahan."
"Ibu mohon nak, kamu mau bantu Dimas." Alin kasihan melihat ibu Dimas yang tampak pasrah pada keadaan anaknya. Cowok itu selalu saja menyusahkan orang di sekitarnya.
Alin tampak berpikir sebentar, ia menghela nafas panjang dan berkata, "Iya bu, saya akan berusaha membantu Dimas." Mungkin ini salah satu keputusan bodoh yang Alin pilih, tapi sungguh ia tidak tega melihat wanita itu.
"Terimah kasih nak, terimah kasih." ucap wanita itu sambil tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRINCE LOKAL
Teen FictionKetika seorang cowok yang paling famous di sekolah, dikenal dengan kenakalan dan juga kealimannya, menyukai gadis cuek sepertimu. Apa jadinya? Sering dikejar tapi bukan layangan, sering dipantau tapi bukan artis dialah Alin Fauziah, gadis cuek yang...