Perempuan Aneh

17 4 1
                                    

Hidupku berubah sejak aku memutuskan tidak sekolah lagi. Hari-hariku berbeda dengan anak-anak remaja pada umumnya, aku hanya menghabiskan hari-hariku bersama Om Pink di rumah. seandainya aku bukan anak tunggal, pasti akan lebih seru menghabiskan waktu di rumah. Soal cinta remaja aku belum pernah merasakannya, teman saja tidak punya apalagi seorang pacar.

Aku menghabiskan hari-hariku dengan menonton, Aku dan Om Pink nobar drakor apapun itu genrenya, kalo disuruh pilih sinetron indonesia atau drakor, jelas aku pilih drakor karena menurutku drakor ada pelajaran yang bisa diambil daripada sinetron indonesia. Selain drakor aku juga nonton anime, tapi Om Pink tidak mau nonton anime bersamaku, karena menurutnya itu tontonan anak kecil. Aku melakukan apapun yang bisa dilakukan di rumah mulai dari nonton, main game, bahkan belajar bersama ibuku yang merupakan guru les anak SMA.

"Om-om bentar lagi mau ciuman pasti ni." kataku sambil menanti-nanti adegan itu.

"Hoi hoi umurmu masih 15 tahun kenapa semangat melihat adegan ini!" Ucap Om Pink yang menutup mataku tiba-tiba.

"Apaan si Om lebay dah." kataku yang berusaha menyingkirkan tangannya dari mataku.

"Jangan ngelawan, nanti Om adukan mamah kamu ni." ancaman Om Pink yang membuatku diam.

Hidupku seperti ini berlangsung sampai umurku 17 tahun dan ini mungkin saatnya aku menghilangkan kutukan ini.

"Aduh gula dan garam abis lagi, bisa tolong beliin ga Dek?" kata mamahku yang berada di dapur.

"Iya mah." ucapku singkat.

Sekali-kali aku keluar rumah membantu ibu untuk membeli sesuatu. Bisa dibilang sejak kutukan itu aku menjadi anak yang baik terutama terhadap kedua orang tuaku.

Ketika aku sampai di minimarket ada seorang wanita yang tampaknya lebih muda dariku menanyakan sesuatu kepadaku.

"Hei kamu.... ini bau parfum nya bisa buat cewe gak?" katanya kepadaku.

"Eeghhh.... itukan parfum cowo." ucapku keceplosan.

"Ughhh..... woi lu kentut ya?" tanya kasir ke teman kasirnya.

Aku langsung kabur dari minimarket itu, sialnya aku malah membawa gula yang padahal belum ku bayar.

"Woiii mau kemana mas?! bayar dulu woiii." teriak abang kasir itu.

Aku mengabaikan teriakan abang kasir itu dan tetap berlari. Bodohnya aku, apa yang akan kukatakan kepada mamah. Saat berlari, aku dikejar perempuan yang tadi itu. Dia menangkap ku dan menuduhku pencuri.

"Hei kamu! tampangmu tidak seperti pencuri kenapa mencuri gula?" tanya perempuan itu yang menjatuhkan dan mengunci tanganku,\.

"Lepaskan kamu tidak mengerti." ucapku yang lagi-lagi keceplosan.

Anehnya perempuan itu tidak kebauan dengan kata-kata yang terlontarkan dari mulutku.

"Mbak-mbak lepasin dulu nanti saya jelasin." kataku yang tidak mengerti apa yang terjadi, aku langsung lari secepat-cepatnya ketika perempuan itu melepaskanku.

"Oiiii.... kamu hutang padaku, karena aku sudah membayar gula itu." seru perempuan itu yang tidak mengejar aku lagi.

Aku masih heran kebingungan kenapa perempuan itu tidak kebauan dengan mulutku ini. Apakah dia sedang pilek? ahh pilek saja bisa kutembus pertahanannya dengan mulutku ini. Tanpa sadar aku sudah sampai rumah.

"Nih mah gulanya." kataku sambil melamun.

"Lahhh garamnya mana dek?" tanya mamahku.

"Lupa Miko mah." kataku kemudian menuju ke kamarku.

"Yaampun, timbang beli garam ama gula doang dek." ujar mamaku.

Setelah sampai di kamar, kebetulan ada Om pink, aku langsung menanyakan hal yang terjadi barusan.

"Om, emang ada orang lain yang ga bisa mencium bau mulutku ini ya?" tanyaku kepada Om Pink.

"Ya engga ada lah, selain papa sama mama kamu." jawab Om Pink sambil loncat-loncat di kasurku.

"Tapi tadi aku ketemu perempuan yang ga bisa mencium bau mulutku." kataku sambil nyalain laptop.

Om Pink langsung terdiam mendengar ucapanku dan langsung menghampiriku.

"Truus kamu ajak kenalan ga Mik?" tanya Om Pink tergesa-gesa.

"Boro-boro kenalan orang aku langsung kabur." jawabku santai.

"Bodoh-bodoh kenapa kamu kabur, dia bisa saja membantumu untuk menghilangkan kutukanmu ini." omel Om Pink.

Aku terdiam mengingat cara menghilangkan kutukan ini. Betapa bodohnya aku tidak memikirkan hal ini saat bertemu perempuan itu.

"Oiyaa Omm, ah elah om kaga ngasih tau dari awal." ucapku dengan menyesal apa yang telah ku perbuat.

"Kamunya saja yang bodoh, lebih baik mulai besok kamu lebih sering keluar, siapa tau ketemu lagi dengan dia." suruh Om Pink.

"Ehmmmm ide yang bagus, tapi aku mau namatin drakor dulu, nanggung soalnya." kataku.

"Ehmmmm ide yang bagus 2, Om ikut." ucap om pink yang ikut menonton.

Mungkin memang sudah saatnya aku melepas kutukan ini. Semoga aku besok menemukan perempuan itu dan bisa menjadi temannya, tetapi sebelum itu ngedrakor dulu.




Tak Bicara-Tak BerbauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang