Hyunsuk baru saja tiba di rumah pukul 11 siang dalam keadaan badan yang lemas dan bau badan yang menyengat. Seperti bulan puasa yang sudah sudah, selepas sholat subuh ia langsung kabur tanpa mendengarkan ceramah bersama anak anak. Dan tentu saja ia belum mandi. Kini ia sedang merentangkan tangannya di depan kipas angin padahal rumahnya ber-ac. Kata hyunsuk sih : kalo ac ngga bisa buat ngeringin ketek!
"Dari mana aja de?" mamahnya muncul dari arah kamar membawa celana pendek hyunsuk yang bolong dibagian tengahnya. Hyunsuk ini anak bontot, punya abang 2 namanya Mino sama Jiyoung yg udah kerja jadi jarang di rumah, pulang paling awal abis manghrib. Makanya dia kalo dirumah dipanggil dede, dan hyunsuk ga malu kok dipanggil gitu, dia malah ngerasa imut hehe
"Abis main mah hehe"
Mamahnya hanya menggeleng nggelengkan kepalanya. Anak bujangnya yang satu ini memang benar benar, sudah memiliki ktp masih saja bermain petasan.
"Tolong ambilin jarum sama benang de di samping tv"
Hyunsuk yang memang dasarnya anak berbakti langsung melaksanakan tugasnya. Setelah menyerahkan jarum dan benang ia duduk mengamati ibunya yang tengah menjahit.
"Ngga mandi de?"
"Nanti aja mah sekalian pas mau berangkat tadarus"
"Eh? Kok gitu? Dede ngga ada jadwal adzan?"
"Astaghfirullah. Dede baru inget disuruh adzan dzuhur nanti siang"
"Udah sana cepet mandi. Sekalian ambil air wudhu"
Hyunsuk pun bergegas mengambil handuk kemudian sedikit berlari ke kamar mandi. Setelahnya ia memilih baju koko biru pastel dan sarung kotak kotak coklat, menyisir rambutnya yang basah karena air wudhu dengan rapih. Subhanallah akhi :")
Terkahir, sebelum bersiap berangkat ke masjid. Ia mengecek hpnya. Masih sama. Sepi. Tak ada chat berarti. Bahkan grup kelas yang menjadi andalannya kini seperti tak memiliki tanda tanda kehidupan. Ya maklum, teman temannya ini kalau mengetik suka tak ingat dosa. Jadi untuk menghindari hal yang tidak tidak, grup diheningkan sementara kecuali saat sahur dan buka, itupun sekedar saling membangunkan dan berbagi ucapan selamat berbuka puasa.
Hyunsuk menghela nafas. Di siang hari yang terik ini ia berjalan menyusuri jalan sendirian. Yang lain tentu saja datang nanti ketika adzan berkumandang, itu pun kalau tidak kelepasan tidur siang ataupun tidak malas. Dasar manusia :"
Hyunsuk menjilat bibirnya yang kering sekering tenggorokannya sambil menghitung langkahnya ke masjid di dalam hati."Assalamu'alaikum" ucapnya ketika membuka pintu masjid.
"Wa'alaikumsalam. Alhamdulillah.. Kirain lupa" ternyata yedam sudah ada di dalam. Tengah mengatur karpet sembari antisipasi kalau kalau hyunsuk lupa jadi ia bisa menggantikannya. Sungguh, marbotable sekali mas yedam ini.
"Ngga dong. Gue kan anak rajin" jawab hyunsuk sembari mendudukan dirinya disamping yedam.
"Udah wudhu bang?"
"Udah dong. Liat, wajah gue cerah kan?"
Yedam cuma senyum, mau di jawab kusem letih lesu tapi ngga enak dan takut menimbulkan keributan di bulan suci. Tapi mau nge iyain juga yedam geli, kesannya jadi kaya homo.
"Eh udah jamnya bang, majid sebelah juga udah mulai adzan tuh"
Hyunsuk menganggukan kepalanya kemudian berdiri di depan mikrofon pelunas hutang. Ga. Canda :)
satu tangannya disamping kepala dan satunya lagi terulur kedepan. Posisi sempurna yang memang sudah diajarkan babeh uncuk secara mendetail kepana anak anaknya.
Hyunsuk menarik nafasnya dalam. Bedoa. Kemudian mulai mengumandangkan adzan. Suaranya berkumandang ke seluruh penjuru kelurahan. Tak ayal setelah hyunsuk adzan, babeh uncuk datang menggunakan sepeda.
"Dam! Gue ngga salah lagi kan?" tanya hyunsuk. Pasalnya babeh uncuk ini imam. Dia biasanya datang agak lama. Kalau babeh hyunsuk datang cepat berarti ada yang salah. Seperti tahun kemarin, hyunsuk adzan namun lupa menyalakan mikrofon. Beruntung yedam sudah mengantisipasinya tadi :")
Hyunsuk makin gusar karena yedam hanya menunduk sambil tersenyum tidak menjawab.
"Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumsalam"
"Hyunsuk?"
"I-iya beh"
"Sini"
Hyunsuk mendekat takut takut.
"Kamu tadi adzan apa iqomah?"
"A-adzan beh"
"Kenapa buru buru? Ada janji sama siapa?"
"H-hyunsuk ngga buru buru kok beh"
Babeh menghela nafas pelan.
"Hyunsuk, tadi kamu adzan cepet banget. Adzan bukan kompetisi cepet cepetan, apalagi buat latihan nge rapp. Lain kali, coba lebih pelan lagi. Ini ajakan buat orang sholat loh. Yang mendengarkan banyak"
"I-iya beh maaf"
"Yaudah. Duduk. 5 menit lagi qomat ya?"
"Iya beh"
5 menit berselang dan hyunsuk kembali berdiri untuk qomat. Lagi lagi babeh hyunsuk menghela nafas. Iqomahnya terselesaikan dalam hitungan 3 detik.
Astaghfirullah hyunsuk.
Gemes sendiri gue ngetiknya :v
KAMU SEDANG MEMBACA
RAMADHAN BERSAMA TREASURE ✔
Short StoryKegiatan 12 pemuda selama ramadhan di kelurahan babeh uncuk Up selama ramadhan