Telu

30 3 2
                                    

Sara masih memikirkan cowok yang baru saja ditemuinya. Padahal di depan kelas, pak Ahsan masih saja menerangkan materi.
Tentu saja ia sangat amat ingin tempe. Eh, ingin tahu maksudnya.
Pasalnya, baru sekali ia bertemu cowok itu di sekolahnya. Apa dia kurang peka dengan lingkungan ya?

Nggak deh kayanya. Apa jangan-jangan itu tadi bukan orang? Tapi dedemit? Nggak juga deh kayanya, orang Sara nepuk pundaknya terus ngga tembus.
Lagian mana ada dedemit ganteng kek gitu, malaikat baru bener.

Tapi bagaimana caranya agar dia bertemu lagi dengannya?

"Yak! Bintang! Ngelamun aja kamu, ngelamunin saya ya?? Coba jawab, pertanyaan saya--"
Pak Ahsan tau-tau aja,udah di pinggir meja Sara kan, sambil nggodain gajelas. Sara kaget kan, terus noleh ke pak Ahsan.
"Pak nama saya Sara bukan bin--"belum selesai Sara berbicara, gurunya itu sudah memotong kalimatnya. "Bintang, jawab aja. Gausah ngelihatin saya terus." Dengan suantai nya pak Ahsan tersenyum. Membuat seisi kelas ricuh akan sorakan.

"Ciee!!!"

Anjai siapa yang ngeliatin.

"Ayo jawab, bintang" Semua pandangan tertuju ke arah Sara. Membuatnya jadi berkeringat.

Otaknya terus bekerja keras mencari jawaban. Bola matanya bergerak kesana kemari karna gugup dan tidak juga menemukan jawaban.

Akhirnya lampu menyala di samping kepalanya kan. Nemu ide maksudnya.
"Pak, memangnya bapak udah ngasih soal?" Sara tersenyum miring penuh kemenangan. Seolah ia menjadi kejuaraan nomer satu Olimpiade Nasional, padahal ikut Olimpiade aja baru sekali itupun ngga lolos babak pertama.

Pak Ahsan tersentak kaget. Kemudian melakukan applause sendirian tanpa diikuti yang lain. Garing kriuk kres kaya Kobe intinya.

"Benar juga kamu bintang, kamu pintar ya ternyata" Gurunya itu mengusap kepalanya. Sara langsung menunduk dan memasang muka jijiq nya. Pengen gitu muntah di kelas tapi males ngepel.

"CIEE CIEEE EAAAKK!!" Sontak saja satu kelas menyoraki Sara. Tentu saja pipinya menjadi merah padam, bukan karna deg-deg an atau kena virus merah jambu, tapi dia begitu karena menahan malu.
Sementara dua sahabatnya yang so kamvretos bacotos malah ikut bertepuk tangan sampe menepuk meja gajelas. Bahkan anak kelasnya sampe ada yang ngangkat kursi keatas. Sekalian aja lo angkat meja dah.

Pak Ahsan,guru muda dan mapan yang dikabarkan naksir pada seorang murid, dan sialnya itu adalah Sara! Namun itu hanya kabar burung, tidak ada yang tau benar atau salah. Tapi dilihat dari perilakunya, sepertinya benar!

Sara benci ini. Ia benci pak Ahsan!. Bahkan selalu memanggil namanya Bintang. Udah tau salah, di sebut terus lagi. Dan pak Ahsan selalu menggodanya!

"Yak, jadi, bintang, pertanyaanya adalah, blablablabla.... "

"Ya deh pak,jawabannya blablablabla..."

♬♩♪♩ ♩♪♩♬

Sara disini sekarang. Diatas kasurnya yang empuk nan nyaman nan damai.
Ia sedang melakukan video call dengan Salma dan Ninis.

"Gue masih penasaran sama tuh cowok tadi, sumpah belom pernah gue liat tu orang" Timpal Sara. Dirinya masih sangat penasaran.

"Iya, sama gue juga Sar, dia keren abis pake jaket tadi, cuma pas gue liat dia lagi nunduk gitu main HP" Salma yang tadinya cuma ngeliatin jidatnya doang di kamera mulai menampakkan mukanya.

"Gue sih bodo amat ya,, pacar gue lebih ganteng, hehe" Ninis dengan mulutnya yang sengklek berucap.

"Kampret lo ya nis, awas bentar lagi gue nyusul lo!" Sara tidak terima. "Yee, lo pacaran aja sama abang lo sana" Balas Ninis.
Sara memasang muka jijique. Kemudian dia menengok kearah bang Astro yang sedang mencari bukunya yang hilang. Lagian juga ngapain nyarinya sampe kamar Sara coba, buat apa dia make buku anak kelas 12?
     Untung saja dia vidcall menggunakan headset, jika saja bang Astro juga mendengar ucapan Ninis barusan, mungkin terjadilah perang muntah.Ewh.

Mysterious YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang