Lima

19 3 0
                                    

"Hm, nama gue Ruhan"

Sara terdiam.Ia kini malah gugup dan memegang ujung hoodie baby pink nya erat. Akhirnya dia tau nama cowok yang selama ini membangkitkan rasa penasarannya.

"E.. Ekhem, oh ya-ya-Ruhan salam kenal" Sara salting. Tapi bukan Sara namanya kalau tak bisa menutupi rasa gugupnya dengan segala cara.
"Ruhan siapa? Dan.. Lo kelas mana?"

Ruhan menyisir rambutnya kebelakang.
"Ruhan Oktavian Wijaya"
Setelah itu, Ruhan tampak membuka resleting tasnya dan mengambil buku paket matematika dari sana. Ia membanting bukunya di meja.

Brak!
Sara terkejut. Ia pun menghela napas.
"Terus lo kelas mana woi,ini belom dijawab udah sok sibuk aja lo" Sara melemparkan tatapan sok sinisnya. Baru kenal udah kurang ajar. Ya Sarasya namanya.
Ruhan tentu membalasnya dengan tak kalah sinis."Cepetan mulai aja belajarnya, waktu gue ngga banyak" Kata cowok berjaket itu sambil melirik jam tangannya.

Sara langsung membuka buku tersebut dan mencari materi yang belum dia pahami, membacanya sekilas, dan sok sok mengerjakan.
"Lo ngga paham nih yang ini?" Ruhan menunjuk ke judul bab yang Sara baca.
Gadis yang diajaknya mengobrol itu mengangguk cepat. "Iya!"
          Ruhan membalik bukunya agar menghadap kearahnya. Ia mencermati sebentar, kemudian menatap mata Sara.
"Em.. Jawabannya ada di mata gue ya?"
Timpal Sara garuk-garuk kepala.
"Ga lah ya goblok.Paan sih gue?" Pikirnya.

"Hmh" Ruhan menarik salah satu sudut bibirnya naik. "Gini aja lo ga bisa"
Jawaban Ruhan membuat Sara melotot. Ia merengut kemudian menarik buku itu cepat."lo-lo--niat ngajarin ga sih? Gue aduin ke Pak Wijaya nih ya biar lo ga digaji" Sara menyunggingkan senyum lebar sambil mengangkat HP nya bersiap-siap menelepon Pak Wijaya. Mukanya udah 11/14 sama joker ni ya.

Ruhan berdecak. "Iya gue ajarin, lo dengerin dan jangan sampe ada yang kelewat"

Setelah sekitar 20 menit mereka belajar, mereka memutuskan untuk beristirahat sebentar.

"Ruhan, nanya dong,lo pindahan dari mana" Sara yang sedang menyeruput susu coklatnya bertanya agar memecah atmosfer awkward ini.
Namun yang diajak bicara masih terus menatap layar ponselnya meng-scroll sesuatu. Membuat Sara nyengir kecut karena dikacangin.

"Asyem gue dikacangin" Pikirnya sambil menatap kearah luar jendela.Pohon yang tinggi menjulang ada di hadapannya. Daun-daunnya ada beberapa yang menjalar hingga kaca jendela.Gorden putih yang menggantung di samping jendela terbang tertiup angin dan menerpa wajah manis Sara.

A view moment later•••

"Gue pindahan dari Filipina" Ruhan tak mengalihkan pandangannya dari layar ponsel. Sara terkejut. Kini ia menatap Ruhan tak percaya. Pantesan ganteng nya agak kelewatan.
"Lo pindahan dari luar negeri? Trus trus, kok nama lo indo? Trus kok lancar banget bahasa Indonesia nya?? Lo pasti orang berduit ya? Lo tinggal dimana??!"

Ruhan pening. Sara dengan kecepatan cahaya menghujamnya beribu pertanyaan. "Aduhh! Lo-lo-- mending diem deh trus lanjutin ngerjain soalnya!" Ujar Ruhan sambil mengacak-acak rambutnya kesal. Bagaimana dia bisa dihadapkan dengan seorang gadis seperti dia?!.

Sara melengos. Dengan patuh dia membuka kembali halaman yang hendak ia kerjakan. "Sumpah yaa, untung lo ganteng, hihihi" Batinnya.

♬♩♪♩ ♩♪♩♬

S

ara berjalan dibelakang Ruhan.Kegiatan belajar mereka telah usai.Sara baru ingat dia belum memberitahu bang Astro mengenai dia pulang terlambat, apa abangnya menunggunya? Bahh impossible lah ya.

"Lo kenapa ngikutin gue?"
Ruhan menghentikan langkahnya tanpa menoleh kearah Sara sedikitpun.

Sara gelagapan. "Aduh ni cowo tau aja kalo gue ngarep dianter pulang--" Ujarnya dalam hati.

Mysterious YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang