Pitu #7

12 4 0
                                    

Disinilah Sara dan Ruhan berada. Di depan gerbang sekolah. Mereka baru saja menyelesaikan kegiatan belajar mereka.Hanya tinggal mereka berdua dan beberapa penjaga sekolah disana karna sudah hampir jam 4,sementara sekolah selesai jam setengah 3 sore. Dan Sara masih berdiri disana memakai tas ranselnya seraya memeluk beberapa buku latihan soal,sementara cowok bernama Ruhan itu baru saja menaiki motornya.

"Ruhan..lo beneran ga bolehin gue nebeng? Kayanya abang gue ketiduran deh" Sara dengan puppy eyesnya menarik jaket lawan bicaranya itu.Sara bilang begitu bukan sepenuhnya ngeles,tapi memang abangnya itu sering ketiduran kalau hendak menjemput Sara.Tapi, Ruhan cuek saja sambil memakai helm full facenya.

"Boleh tapi bayar" 

Sara lantas mendelik seolah tak percaya dengan apa yang dikatakan Ruhan.Oh no, bayar katanya? Sara dan uang itu sama seperti magnet! tidak ada yang boleh memisahkannya walaupun gebetannya sekalipun!.Tapi,kalau ada yang berani bilang Sara cewek matre, mau nggak mau Sara jahit mulutnya!

Sara masih berpikir keras. Diboncengin cogan emang salahsatu misi hidupnya yang belum tercapai. Tapi, kalo bayar? Lah mending diboncengin bang Astro aja dah.

"Nggak deh! Lo tuh misahin gue sama duit, gue tuh susah mau berpisah sama diaa!" Sara dengan nada alay nya yang dibuat-buat lantas menjauh dari motor yang ditumpangi Ruhan.

Cowok itu terkekeh pelan dibalik helmnya. "Iya gue cuma bercanda"

Sara menatap Ruhan lagi. Apa barusan dia bilang? Bercanda? mukanya aja datar banget gitu gimana bedainnya dia bercanda apa enggak.
"Oke gue nebeng ya" Sara dengan sigap memegang pundak Ruhan untuk dijadikan pegangan, kemudian dia duduk di jok belakang motor.

"Lo tuh bercanda kok mukanya datar bener" Timpal Sara saat motor mulai melaju.

"Emangnya kalo bercanda mukanya gimana?" Balas Ruhan sambil tetap fokus menyetir.
Jawaban itu membuat Sara menghela napas, dia ni bego beneran apa pura-pura bego?
Atau jangan-jangan ini salah satu candaan nya?

"Lo bercanda lagi ya?haha" Sara terkekeh sambil melihat kearah spion untuk memastikan Ruhan sedang bercanda.

"Enggak"

Cewek itu mengerutkan dahinya. Dia tidak bisa membedakan ketika Ruhan bercanda atau sedang serius.Karena mukanya saja selalu sama! Sama-sama datar!

"Rumah lo dimana?"

Ini Sara kan yang tanya.

"Kenapa?" Balas Ruhan. Sebenarnya siapa yang nyetir motor?

"Oh ya, Ruhan, rumah gue di perumahan yang deket mall itu, tau kan?" Sara menepuk pundak Ruhan tiga kali dengan cepat.

"Lah siapa yang nanya?"

"Anjai anjai ngeselin, untung doi" Batin Sara dalam hati.Sara meremas ujung hoodienya.

Akhirnya Ruhan berbelok ke perumahan tempat Sara tinggal. Setelah mendapat arahan dari Sara, mereka pun sampai di depan rumah bercat putih gading.
"Makasih ya han, udah nganterin. Ini beneran nggak bayar kan?" Ucap Sara setelah turun dari motor.

"Siapa bilang? Kan tadi gue cuma bercanda kalo gue bercanda?"

"UANJAAAYYYYY!!!!"

♬♩♪♩ ♩♪♩♬

Oh astaga, berbicara dengan Ruhan sungguh menguras emosi.
Cewek dengan rambut panjang itu baru saja selesai mandi, rambutnya masih basah karena habis keramas.

Pukul 5 sore...

"Sara,ikut ngga kamu ke supermarket?" Ajak Dina, mama Sara.Sara yang mendengar hal itu langsung menoleh cepat. Berbelanja ke supermarket adalah kegiatan kesukaannya,walaupun disana dia cuma jalan-jalan kan ngecek ada jajan keluaran baru apa engga, atau masukin kepala ke kulkas es krim.

Sara pun baru ingat rambutnya masih basah, dengan segera dia mencari hairdryer dan mengeringkan rambut panjangnya.
Seusai itu, ia langsung bersiap menuju supermarket dengan pakaian casual.

"Yuk mah berangkat" Gadis dengan lesung pipit itu memeluk tangan Dina yang sudah siap dengan kunci mobil di genggamannya.Namum tiba-tiba saja saat Dina membuka pintu, perutnya serasa bergejolak.

"Aduh, Sara..." Lenguh Dina sambil memegangi perutnya.

"Eh eh kenapa mah? Mamah hamil lagi?!" Sara sangat khawatir  plus terkejut pada mamanya.Dia sungguh tidak menginginkan adik baru. "Bukan itu sara.. Mamah mau boker dulu" Dina melempar kunci mobil dan tas nya ke sofa dengan asal.

"Yhah, terus Sara gimana? Mamaaaah??" Timpal Sara kesal sambil menatap punggung Dina yang masuk ke kamar mandi.

"Kapan-kapan aja Saraa! Tapi ada yang harus kamu beli nih, kamu ke indoapril yang deket rumah aja terus beli mentega yaa mamah mau bikin roti abis ini, duitnya kamu ambil di tas! " Seru Dina dari dalam kamar mandi.
Sara manyun. Di bayangannya dia akan pergi ke supermarket besar di kotanya, tapi yasudahlah, udah rapi begini masak ujungnya cuma didepan TV kan ga asik.

"Oke deh gue jalan kaki aja mumpung deket! Cihuyyy" Sara membuka pintu rumahnya, memakai sandal kemudian mulai melangkahkan kakinya menuju supermarket yang hendak ia tuju.
Akhirnya Sara sampai di supermarket setelah ia keluar dari komplek perumahan nya. Ia lantas membeli pesanan mamanya dan juga sekotak susu strawberry.

Namun saat di perjalanan menuju rumahnya, ia melihat dari kejauhan cowok dengan topi hitam dan kaos putih berjalan berlawanan arah dengannya.

"Awokawok njirlah siapa itu cowok,ganteng-ganteng garuk-garuk perut, mana di tempat umum lagi, ada cewek gue lagi" Gumam Sara kecil sambil menahan tawanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Awokawok njirlah siapa itu cowok,ganteng-ganteng garuk-garuk perut, mana di tempat umum lagi, ada cewek gue lagi" Gumam Sara kecil sambil menahan tawanya.Sesekali ia kelepasan tertawa namun ia tahan lagi.

Sara menyipitkan matanya.
Hingga akhirnya mereka semakin dekat... Semakin dekat.. sampai akhirnya mereka berpapasan.
.
.
.

"Eh?!!"

Bersambung~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mysterious YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang