Helaan nafas pelan keluar dari bibir mungil seorang gadis cantik yang duduk di dalam mobil bersama dengan pria yang sudah berumur tapi tetap terlihat tampan fokus memgendarai mobil tepat disampingnya. Senyuman tipis terpasang di wajah yang sedikit keriput itu ketika mobil hitam mereka memasuki pekarangan rumah bergaya modern.
"kita sampai" senyuman bahagia terbit pada wajah cantik gadis itu yang langsung keluar berjalan masuk kedalam rumah.
Baru ingin membuka pintu utama seorang wanita dengan wajah yang sangat mirip dengan gadis ini sudah lebih dulu membukanya
"Kylie!" dengan senyum senang wanita itu langsung memeluk erat tubuh langsing gadis yang bernama Kylie Conte yang dibalas tak kalah erat olehnya.
"i miss you mom"
"miss you too darling" pelukan keduanya terlepas saat seorang pria tua tadi sudah menghampiri mereka dengan senyum bahagianya dan langsung disambut kecupan singkat dari sang wanita yang merupakan istri pria tersebut.
"kau datang tepat waktu christ. Ibu baru selesai menyiapkan makan malam kita"
Christ Conte. Nama lelaki tua tampan itu yang merupakan ayah Kylie dan suami dari Jade Conte wanita cantik selaku ibu Kylie.
Mereka bertiga berjalan masuk menuju ruang makan yang sudah dipenuhi berbagai macam hidangan untuk dinner mereka hari ini.
Kylie tersenyum senang karena hari ini ia kembali pada tanah kelahirannya california setelah 3 tahun merantau di seattle kota kecil namun penuh dengan keindahan itu. Selama 3 tahun di seattle, Kylie bersekolah jenjang junior high school disana. Seattle merupakan kota tempat tinggal nenek dan kakek tercintanya, saat ia masih kecil setiap hari libur. kedua orang tuanya sering berkunjung ke kediaman sang nenek tak jarang pula Kylie menohon pada Christ untuk menginap beberapa hari dirumah nenek Conte karena kecintaan pada sang nenek dan kesukaannya dengan coklat panas buatan nenek Conte.
'dad... Aku ingin menginap disini please.. Nenek bilang besok akan membawaku memanen coklat bersama. Kylie mohon'
Tatapan memohon Kylie yang terlihat sangat menggemaskan dimata Christ dan Jade membuat keduanya tidak bisa untuk mengatakan tidak. Kylie sejak kecil dikenal sangat handal meluluhkan hati keduanya karena tatapan mata abu abu turunan dari sang ibu sangat pintar meluluhkan hati keduanya.
'baiklah. Mom and dad memberimu izin. tetapi lusa daddy sudah akan menjemputmu. Okay?' ucapan lembut Christ membuat teriakan cempreng pertanda bahagia Kylie memenuhi kamar. Tawa ke 3 nya bersahutan.
Kylie tersenyum mengingat kenangan itu. Sejak meninggalnya sang kakek dari situlah Kylie ingin bersekolah disana dan menghabiskan banyak waktu dengan nenek Conte memanen coklat di kebun belakang rumah mereka.
Mereka bertiga sudah makan dengan tenang sesekali berbincang melepas rindu dengan sang putri semata wayang. Sesekali tawa terdengar karena lelucon Christ yang memang bersifat sangat humoris apalagi saat bersama seperti ini dengan istri dan anak tercintanya.
"setelah ini ibu akan merapikan baju bajumu. Kau istirahatlah pasti sangat lelah setelah perjalanan jauh" Kylie tersenyum sambil mengangguk pelan.
"ahh apakah ini hanya perasaanku atau memang benar adanya. Sepertinya anak ibu ini lebih tenang sejak terakhir bertemu" singgung Jade dengan tatapan isyarat pada Christ yang langsung ditanggapi setuju olehnya. Christ terkekeh kecil.
"sepertinya Kylie ayah kerongkongannya tersangkut biji coklat nenek. Benar begitu?" tawa kembali terdengar dari mulut mereka termasuk Kylie yang sedikit terbatuk dengan sigap Jade memberikan air putih untuknya.
"aku hanya lelah ayah" jawab singkat Kylie di tanggapi anggukan paham kedua orang tuanya.
Usai menghabiskan makan malamnya Jade langsung mengantar Kylie menuju kamar pribadinya. Sambil menaiki tangga menuju lantai dua sesekali Jade bertanya pengalaman Kylie selama berada di Seattle.
"nenek memberiku satu lahannya untuk aku tanami Strawberry dan saat masa panen nanti nenek akan menelfonku agar panen bersama" Kylie menceritakan dengan intonasi semangat membuat senyum keibuan Jade terbit pada wajah yang sedikit keriput itu tapi tetap terlihat cantik.
"ibu senang mendengarnya. Ok baiklah kita sampai Darling" Jade membuka daun pintu putih kamar Kylie yang langsung terpampang kamar yang sangat di rindukannya. Senyuman lebar terpasang diwajah cantiknya saat melihat suasana kamar yang masih sama seperti terakhir kali ia meninggalkannya.
Dinding kamar dominan pink yang ditempeli banyak foto tepat diatas kepala ranjangnya. Beberapa alat musik yang tertata rapi tepat disamping meja riasnya. Karpet bulu putih didepan tv plasma nya dan terdapat sofa pink yang juga berada didepan tv. Lemari sudut senada dengan warna dinding kamarnya yang berisi beberapa boneka dan penghargaan. Kylie langsung mendekati lemari itu dan tersenyum bahagia.
"ibu masih menyimpan semuanya Kylie... Ini sangat berharga untukmu bukan?" Jade mendekat dengan tatapan mata tertuju pada semua piala penghargaan milik Kylie.
Kylie membuka lemari itu dan ujung jaru telunjuknya menyusuri piala itu satu persatu. Piala juara 1 umum menyanyi acapella, Piala putri suara emas, dan beberapa piala kejuaraan bernyanyi lainnya. Kylie kembali memutar kenangan saat ia menerima piala piala tersebut. Sejak kecil memang Kylie sangat suka bernyanyi terutama acapella. Jade dan nenek Conte memiliki hobi yang sama dengannya yaitu bernyanyi acapella. Dari kecil Jade sering mendengarkannya musik Acapella yang kini menjadu gendre musik kesukaan nya. Sejak mengetahui kemampuan bernyanyi acapella anaknya itu, Jade beberapa kali mendaftarkan Kylie dalam les musik. Dan kini keahlian Jade adalah bermain gitar,piano, dan biola.
"ibu sudah mendaftarkanmu di sekolah seni seperti yang kau inginkan. Dan semua seragam beserta alat sekolah sudah ibu siapkan di dalam lemarimu" Kylie membuka perlahan lemari bajunya yang sudah tergantung beberapa seragam sekolah barunya dengan lambang note balok ciri khas sekolah. Senyuman bahagia kembali terbit pada wajah cantiknya.
Jade yang peka dengan kebahagiaan bertubi tubi pada anaknya ini merangkulnya.
"Ready for your new plan Darling?" Kylie balas merangkul sang ibu dan mengerlingkan matanya lucu.
"of course mom. I'm ready!"
Continue......
KAMU SEDANG MEMBACA
KYLIE
RomancePindah di sekolah seni terkenal dan dihari pertama bertemu dengan pria menyebalkan yang ternyata adalah pria yang membuat Kylie penasaran dan kagum saat ia tampil di depan toko kue kering. Awal pertemuan sampai menjalin hubungan terasa lucu, bahagia...