Kylie berjalan memasuki gedung rumah sakit terkenal yang ada di California. Setelah kelas berakhir Kylie langsung menyempatkan diri menjenguk sang nenek tercinta. Seminggu lagi natal akan tiba, dan ia membawa sebuah bingkisan untuk nenek Conte. Dengan tubuh terlapis pakaian khusus musim dingin ia berjalan menuju ruang inap tepat di lantai 4.
Saat memasuki lift menunggu dirinya di bawa ke lantai 4. Pikirannya kembali melayang pada kejadian 3 hari yang lalu di mana hubungan nya dan Hero berakhir. Mata abu-abu miliknya kembali berkaca karena hatinya terasa sakit setiap mengingat kejadian itu. Helaan nafas pelan dikeluarkan olehnya sambil berjalan keluar lift menuju kamar inap nenek Conte.
Ckrek
"i'm here grandma..."
Seperti biasa hanya ada bunyi monitor jantung yang terdengar memenuhi ruangan. Nenek Conte masih senantiasa menutup matanya mungkin sedang tidur. Kylie berusaha memasang senyum manis agar tak terlihat sedih dengan keadaan neneknya sekarang.
'mom. Aku ingin pergi mengunjungi nenek' pamit Kylie pada Jade yang sedang fokus memotong daging ayam. Jade tersenyum setuju.
'baiklah, jaga nenekmu disana. Setelah ini selesai ibu akan menyusul bersama ayahmu' Kylie mengangguk dan kembali melanjutkan langkahnya keluar rumah.
Sebelum tangannya menarik pintu terdengar teriakan sang ibu untuk selalu berhati-hati membuat Kylie sedikit merasa bahagia.
"grandma... Aku membawakan bingkisan natal untukmu" ucap lembut Kylie dengan tangan meraih tangan keriput berselang impus itu. Perlahan mata nenek Conte bergerak terbuka yang langsung menampilkan wajah cantik cucu kesayangannya.
"ohh Kylie kau disini sayang..." Kylie mengangguk pelan, mengecup tangan neneknya sekilas. Tangannya meraih bingkisan natal itu dan menyodorkannya pada Sang nenek.
"bukalah. Ini hadiah spesial sebelum malam natal"
"ohgod.. You so sweet honey" kekehan nenek dengan tangan yang perlahan membuka bingkisan itu. Kylie terus memasang senyumannya pada Sang nenek. Saat hadiah di buka nenek Conte tertawa kecil dan langsung memeluk Kylie.
"kau selalu tahu apa kesukaan nenekmu ini, honey"
"tentu saja nenek. Aku membuatkannya khusus untukmu karena pasti kau kedinginan hanya dengan baju rumah sakit ini"
Hadiah syal rajut buatan Kylie langsung di pasangkannya pada Sang nenek. Pelukan keduanya kembali berlangsung. Beberapa menit kemudian keduanya larut dalam pembicaraan hangat. Kylie menceritakan bagaimana sekolahnya dan menceritakan masalahnya dengan Hero.
"Kylie... Nenek bukan ingin membelanya tetapi nenek hanya ingin memberi tahu bahwa jangan pernah percaya perkataan orang lain jika itu bukan dari mulut orang yang bersangkutan"
"nenek sangat yakin bahwa Hero benar-benar tulus padamu, honey. Nenek bisa merasakannya dari hati nenek sendiri" penjelasan nenek Conte sanggup membuat Kylie terdiam kembali mengingat semuanya. Jauh di lubuk hatinya ia sangat sangat merindukan pria itu tetapi pikirannya menyimpan amarah yang besar.
Nenek Conte yang paham dengan isi hati dan pikiran Kylie meraih tangan lentiknya, mengelus pelan menyalurkan ketenangan untuk Kylie. Air mata Kylie sudah terbendung di mata abu-abu nya.
"Nenek tahu kau bagaimana Kylie.. Nenek yakin jauh di lubuk hatimu kau merindukan dia kan? Jika masing-masing dari kalian terus seperti ini hubungan kalian akan benar-benar berakhir" Kylie meneteskan air matanya. Sang nenek tersenyum tipis dan mengelus punggung Kylie pelan.
Tiba-tiba nafas nenek Conte terdengar putus-putus, Kylie yang tadinya menunduk langsung mengangkat kepalanya menatap Sang nenek dengan mata sembab.
"granma! Are you okay?" tanya panik Kylie karena raut wajah kesakitan nenek Conte terlihat sangat jelas.
"ne-nenek t-tak a-pa apa" seiring perkataannya monitor jantung disana terlihat berbunyi nyaring. Teriakan Kylie menggema dan langsung menekan berkali kali bel pemanggil dokter.
"tidak! Grandama no! Please!"
Bruk
"astaga ibu!" teriakan Jade terdengar karena kedatangannya ia sudah melihat wajah kesakitan mertuanya. Christ berteriak lantang memanggil dokter yang datang dengan sigap.
"kalian bisa tunggu diluar. Kami akan berusaha sebisa mungkin"
Kylie beserta kedua orang tuanya menunggu di depan pintu ruang rawat nenek Conte. Kylie dari tadi terus menangis dalam pelukan Jade sambil terus mengucapkan nama neneknya. Jade dan Christ berusaha menenangkan putri semata wayang mereka.
10 menit mereka menunggu akhirnya dokter keluar yang langsung di hadang oleh Christ.
"semua baik-baik saja kan?!"
"hhh~ kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Tetapi penyakit komplikasi nya sudah tak bisa di sembuhkan lagi"
Tangisan Kylie pecah dengan penjelasan dokter, dengan berlari masuk kedalam ruangan. Kylie langsung memeluk Sang nenek yang sudah terbaring lemah dengan sekujur tubuh dingin. Kylie terus berteriak memanggil neneknya tetapi semua sia-sia. Jade langsung menarik Kylie menjauh.
"NO! GRANMA!" jade memeluk Kylie dengan air mata yang sama derasnya dengan Kylie.
Kenapa? Kenapa semua orang yang aku sayang pergi meninggalkan ku?
🎼🎼🎼🎼🎼
Proses pemakaman nenek Conte sudah berlangsung beberapa menit yang lalu, orang-orang mulai meninggalkan area pemakaman.
"Kylie... We must go home" Jade merangkul Kylie dengan mata sembabnya. Kylie menggeleng.
"duluanlah Ibu. Aku akan menyusul sebentar lagi" Jade yang tak bisa melawan hanya melangkah pergi meninggalkan Kylie sendirian.
Kylie kembali meneteskan air matanya. Perkataan terakhir nenek Conte teringat yang membuatnya tak bisa membendung rasa sedih dan sakit hatinya.
Sebelum benar-benar pergi, Kylie menghela nafas pelan.
"aku akan mengingat perkataanmu, grandma"
Continue....
KAMU SEDANG MEMBACA
KYLIE
Storie d'amorePindah di sekolah seni terkenal dan dihari pertama bertemu dengan pria menyebalkan yang ternyata adalah pria yang membuat Kylie penasaran dan kagum saat ia tampil di depan toko kue kering. Awal pertemuan sampai menjalin hubungan terasa lucu, bahagia...