3. Gania's Story

105 37 7
                                    

Selasa, 12 Februari.
13.42 WIB di Kampus.

"La, Kak Rey ngajak gue kumpul jam berapa?" Tanya Zidan.

Zidan dan Gania sedang berbincang di Kantin Kampus. Sembari Zidan yang memakan sepiring nasi goreng, sedangkan Gania
hanya memesan Jus Buah.

"Habis Isya katanya" Jawab Gania.

"Ohh, lo ikut ga?" Tanya Zidan.

"Ikut" Jawab Gania.

"Jangan deh, bahaya" Ujar Zidan.

"Tau darimana lo bahaya-bahaya gini?" Tanya Gania tiba-tiba membuat Zidan tersedak makanannya sendiri.

Gania yang melihat hal itu langsung membuka sebotol air mineral yang masih tersegel lalu diberikannya pada Zidan. Zidan pun menerima air itu, lalu diteguknya hingga sisa setengah.

Zidan nampak sedang mengatur nafasnya yang menderu karena masih syok akibat tersedak, sedangkan Gania menggeleng heran melihat Zidan.

"Ola, pokoknya lo gaboleh ikut. Gue khawatir lo kenapa-napa" Ujar Zidan berusaha tenang.

"Gue sering ikut kumpul bareng Geng AJAL. Mereka semua pada baik, apa coba yang perlu dikhawatirin?" Tutur Gania.

"Lagian juga emang lo tau letak Markas AJAL?" Tanya Gania membuat Zidan kembali menegang, untung saja Zidan masih bisa menutup ekspresi wajahnya dengan biasa saja.

Zidan menggeleng.

'Ya gue taulah anjir' -Batin Zidan.

"Yaudah, gue disuruh Kak Rey buat sekalian jadi tourguide lo. Kak Rey berangkat sore, jadi gabisa bareng. Lo sekarang balik ke Rumah gue aja, biar langsung berangkat" Saran Gania.

"Kan gue gabawa baju ganti" Ujar Zidan.

"Kakak gue kan cowo, ya lo kan bisa pinjem baju diaa Jidun" Ujar Gania tak habis fikir.

"Kan belum izin ke Bunda" Ujar Zidan.

"Biar gue nanti yang chat, lo pasti diizinin. Udah ah gue duluan, ada kelas bareng Atika. Jam 3 tunggu di Parkiran ya" Ujar Gania kemudian bangkit dari duduknya.

"Oke" Kata Zidan singkat.

☄️☄️☄️
Di hari yang sama.
Pukul 18.30 WIB.

Zidan kini tengah berada di Balkon Kamar Gania. Setelah makan bersama tadi sore, Gania menyuruhnya untuk naik ke Lantai atas menunggu nya di Kamar. Sedangkan Gania baru selesai berganti pakaian di Kamarmandi dan langsung menghampiri Zidan dan menyuruhnya mandi.

*Dikamar ngobrol doang. Untuk para readers diharap untuk tydack berfikir macam-macam karena Gania pun membuka pintu kamarnya lebar-lebar.

"Lu mandi sana, bau. Gue udah siapin bajunya di Kamar Kak Rey" Ujar Gania sambil menutup mulut dan hidungnya menggunakan kedua tangannnya.

"Hmm" Zidan berdehem.
"Napa tuh mulut ditutup hah? Emang gue bau apa?!" Lanjutnya tidak santai.

"Menurut lo, seharian pake baju gak ganti udah gitu sempet main lari-lari sama anak tetangga. Emang lo ga keluar keringet apa?!" Kesal Gania.

Zidan enggan menjawab, ia pun mendekati Gania. Gania yang merasa Zidan mendekat, lantas memundurkan langkah. Naas, punggung Gania sudah membentur tembok. Gania menatap Zidan ngeri, dalam hati ia merapal doa guna mengusir setan yang sedang merasuki Zidan.

Zidan terus mendekat, mengikis jarak diantara mereka. Setelah berada di depan Gania, yang mana hanya tersisa jarak 5cm, Zidan langsung menarik kepala Gania dan menghimpitnya di Ketiaknya.

Gania's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang