5. Gania's Story

62 29 0
                                    

1 Maret.
15.11 WIB.

"Begini ya rasanya jadi Mahasiswa yang bentar lagi lulus. Adaaa ajee suka dukanye" Gumam Rangga.

"Sukanya apa?" Tanya Zidan.

"Sukanya karena bentar lagi lulus, bebas dari tugas. Jangan tanya dukanya, kalau gue jawab sampe maghrib gabakal beres" Jawabnya.

"Lebay" Cibir Gania.

Memang saat ini Gania, Zidan hanya tinggal menunggu waktu Wisuda datang. Sedangkan Atika dan Rangga tinggal menunggu hasil sidangnya saja setelah kemarin Skripsi mereka diacc oleh Dosen.

"Yang udah Sidang gausah sombong" Ujar Rangga sambil melirik Gania dan Zidan.

"Sabar. Yakin kok gue, kita bakalan wisuda bareng bulan depan" Ujar Atika.

Semuanya mengangguk.

"Btw, udah pada punya calon belum? Kan kita punya kesepakatan. Nanti kawin bareng" Ujar Rangga.

Mendengar hal itu, Gania langsung tersedak makanannya sendiri. Zidan dengan sigap langsung menyerahkan sebotol air mineral pada Gania. Lebih tepatnya bukan menyerahkan, tapi melempar. Beruntung Gania dapat menangkapnya. Setelah cukup tenang, Gania kemudian menatap tajam Rangga.

"Apa salah gue lala olala?" Tanya Rangga. Ia mengerti, jika Gania menatapnya tajam sudah pasti ia melakukan kesalahan yang ia sendiri tidak sadari.

Zidan dan Atika pun menatap Gania aneh.

"Kawin sama nikah. Tolong bedain" Ujar Gania dengan tenang.

Zidan dan Atika kemudian terbahak menyadari apa yang barusan Gania maksud. Sedangkan Rangga terdiam, ia bingung dan masih berusaha memahami apa yang Gania maksud.

Kalian tau? Bahkan hingga Zidan dan Atika selesai tertawa pun Rangga masih belum paham apa yang Gania ucapkan.

"Apaansih?" Bingung Rangga.

Mendengar hal itu, Zidan kemudian menepuk dahinya. Setelah itu Zidan menjelaskannya pada Rangga dengan sangat amat detail. Ketika sudah, Rangga kemudian terbahak hingga memukul meja Kantin dan saat itu juga mereka berempat menjadi sorotan warga Kantin.

"IYA YA KO GUA GOB*OG! AHAHAHHA" Ujarnya disela tawa, sedangakan Gania Zidan dan Atika malah menatapnya aneh.

'Udah galucu kampret' -Batin ketiganya.

"Hahaha haduh haduhh. Jadi gimana? Udah punya Calon?" Tanyanya seusai tertawa.

"Udah!" Ujar Atika dan Zidan.
"Belum" Ujar Gania.

Zidan pun menatap Gania dengan sebelah alis yang mengangkat seolah meminta penjelasan.

'Mampus gue salah ngomong. Zidan pasti ngerasa ga dianggep nih sama gue' -Batin Gania.

Namun kenyataanya, batin Zidan berkata...

'Yhaa gue lupa ada rahasia-rahasiaan. Biarin dah' -Batin Zidan.

"Siapa calon lu dun? Kalau si Atika sih gue tau, palingan si Daki" Ujar Rangga.

Panggilan Jidun memang berasal dari mulut ember Gania. Namun kadang Rangga dan Atika pun memakai panggilan itu.

"Dhika bukan Daki!" Ujar Atika kesal.

"Iya Dhika Daki. Lu sama siapa bor?" Tanya Rangga pada Zidan.

"Dijodohin gue" Ujarnya.

"Sama yang waktu itu lu ceritain ke kita? Anjir" Ujar Rangga syok.

Zidan pun mengangguk.

Gania's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang