🍁Five🍁

150 36 12
                                    

Kami makan dalam diam. Tidak ada yang memulai pembicaraan, hanya dentingan sendoklah yang memenuhi ruang makan. Yang lainnya mungkin terasa biasa. Tapi, berbeda dengan aku yang merasakan ada seseorang yang menatapku dengan tak suka. Kalian pasti tahu itu siapa. Yap, itu adalah Nenek aku yang sampai sekarang tak pernah menatapku dengan lembut. Sedih rasanya, ketika aku tak bisa merasakan bagaimana kasih sayang seorang Nenek. Tapi, aku harus tetap sabar, suatu saat nanti pasti Nenek akan menyayangiku seperti Cucu-cucu yang lainnya.

Aku menghela nafas untuk memberikan kekuatan. Hal ini membuat Angel yang memang duduk bersebelahan denganku, langsung menatapku dengan pandangan bertanya 'ada apa?' aku hanya membalas dengan gelengan kepala dan tersenyum.

"angel?" panggil Nenek dengan lembut.

Aku menatap Nenek dengan tatapan sendu. Kapan dia panggil aku dengan lembut seperti itu.

"Iya Nek,"

"Bagaimana dengan sekolahmu? Baik-baik aja kan?"

"Emm, baik kok Nek. Minggu lalu aku diutus kepala sekolah untuk ikut lomba fisika, dan aku juara satu loh nek," ujar Angel dengan antusias.

"Ohya? Bagus dong, tetap pertahankan prestasimu yaa sayang, Nenek sangat bangga denganmu," ujar Nenek dengan tersenyum lebar.

"Masasih Njel? Sih panitia gak salah periksa jawaban kamu? Atau jangan-jangan," ujar Tante Clara dengan memicingkan matanya menatap Angel.

Angel memutar bola mata malas.
"Jangan-jangan apa?"

"Jangan-jangan kamu sogok lagi sih panitia,"

"Yaa Tuhan, gitu amat mikirnya Tan, gak mungkinlah aku sogok, duit aja gak punya. Aku beneran juara 1 hasil otak aku yang memang encer, gak kayak Tante," ujar Angel dengan menjulurkan lidah.

"Ihh, encer apaan, coba kamu berbicara dengan bahasa inggris," ujar Tante Clara dengan smirknya.

"Emm, bisa kok, bentar, aku, emm--anu, aku,"

"Jangan sok tahu, ngaku aja kalau gak bisa," ujar Tante Clara dengan tertawa mengejek.
Kalian harus tahu, angel tuh gak bisa bahass inggris. Palingan juga yang tahu sedikit doang. Hehe.

"Hiss, songong banget kamu Tan," ujar Angel dengan cemberut.

"Kamu tuhh yang songong, bukan aku," ujar Tante Clara dengan menjulurkan lidah.

"Ihh, kamu Tan,"

"Kamu,"

"Kamu Tan,"

"kam--" ujar Tante Clara yang yang terputus karena ucapan Kakek.

"Udah-udah, jangan ribut lagi, kaya anak kecil aja kalian, liat, sih Putri daritadi dia makan dengan tenang, kalian malah ribut," ujar Kakek.

"Hehe maaf Pah, Kek," ujar Tante Clara dan Angel bersamaan dan menunjukkan gigi putih mereka.

"Lanjutin makan kalian yaa, Nenek sama Kakek mau ke ruang tengah, kami juga udah selesai makan," ujar nNenek yang langsung berdiri dari tempat duduk dan meninggalkan kami, diikuti Kakek.

"Put, kamu kok dari tadi diem aja?" tanya Tante Clara yang langsung melanjutkan makannya.

"Yahh, kan aku lagi makan Tan, nanti kalau aku makan sambil bicara bisa tersedak,"

Tante Clara hanya menganggukkan kepala tanda bahwa dia mengerti.

Setelah selesai makan, kami membantu Tante Clara membereskan meja makan.

"Tan?" panggil Angel.

"Hmm?"

"Gabung sama kita yaa, nonton film Thailand,"

🍁My Self🍁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang