🍁Ten🍁

50 12 2
                                    

Baru saja aku memejamkan mata lagi, samar-samar aku mendengar suara ribut dari luar. Membuatku membuka mata dan menatap kearah pintu bersamaan dengan pintu yang terbuka memunculkan orangtua Angel dan adiknya.

"Kak Putri," panggil Endra, seraya berjalan kearahku lalu memelukku.

Aku membalas pelukan Endra, seraya tersenyum tipis.

"Kak, apa yang terjadi? Kenapa kamu bisa masuk rumah sakit? Dan dimana Angel? " tanya Tante Octav.

Aku melepaskan pelukan Endra. "Em, aku lagi ketoilet Tan, tapi pas aku baru didepan pintu toilet aku malah terpeleset. Saat itu Angel gak bersamaku. Karena kepalaku kebentur pintu aku jadi pusing dan pingsan Tan. Pas aku buka mata, aku udah ada disini. Kalau Angel mungkin masih disana." ujarku berbohong dengan apa yang terjadi padaku.

"Kamu harus lebih hati-hati kak, biar gak terjadi seperti ini ."

Aku tersenyum tipis. "Iya Tante,"

"Tadi Clara telpon, katanya mereka gak bisa kesini karena mobil mereka ada yang rusak jadi dibawa kebengkel. Besok baru bisa kesini kak." ujar Om John.

Aku menganggukan kepalaku.

"Kak udah makan?" tanya Tante Octav.

"Belum Tan,"

"Tante bawa bubur nih, kamu makan ya, nanti Tante yang suapin," ujar Tante Octav, seraya mengeluarkan bubur dari paperbag.

"Iya Tante," ujarku seraya mengubah posisiku menjadi duduk dengan bersandar.

"Mah aku sama adek mau nyari makan diluar ya, sekalian beli buah-buahan," ujar Om John.

"Iya Pah," ujar Tante Octav.

Sepeninggalnya Om John dan Endra, Tante Octav dengan telaten menyuapiku. Setelah selesai, Tante Octav mengambil obat dan air yang berada diatas nakas lalu membantuku untuk meminumnya bersamaan dengan obat.

"Tante, aku mau nanya sesuatu, boleh?"

"Iya, boleh kak, mau nanya apa?"

"Apa Tante tahu dimana mamah, kakak dan adek?"

Hening.

"Kenapa Tante diam? Aku hanya ingin tahu dimana mereka Tan," ujarku dengan mata berkaca-kaca.

Tante Octav menghela nafas. "Yang Tante tahu mereka ada di Jawa. Tapi, Tante gak tahu gimana kabar mereka sekarang."

"Aku kangen banget sama mereka Tan. Kenapa mereka gak pernah kembali," ujarku dengan mata yang masih berkaca-kaca.

"Mungkin sudah saatnya kamu tahu tentang hal ini kak," ujar Tante Octav dengan tatapan sendu.

"Hal apa Tante?" lirihku.

"Mereka gak akan pernah kembali."

"Ke--kenapa?"

"Karena Nenek menyuruh mereka untuk pergi jauh dari kehidupan kalian. Waktu itu Papahmu hanya diam saja membiarkan mereka pergi. Kenapa Papah kamu hanya diam saja? Karena Nenek menjanjikan satu hal kepada Papahmu asalkan Papahmu menyetujui untuk berpisah dengan Mamahmu. Tante pikir Papahmu tidak akan mau menyetujuinya. Tapi Tante salah, ternyata Papahmu lebih memilih berpisah."

Jatuh sudah airmata yang kutahan sedari tadi. Kenapa Nenek tega melakukan ini.

"Kamu tahu apa yang membuat Nenek membenci kamu? Karena kamu dilahirkan dari seorang wanita yang memiliki pekerjaan sebagai wanita penghibur sebelum bertemu dengan Papahmu. Sedangkan kakakmu sudah hadir sebelum menikah dengan Papahmu. Itulah yang membuat Nenek sangat membencimu Kak," sambung Tante Octav dengan mata berkaca-kaca.

Dadaku semakin sesak saat tahu aku dibenci hanya karena aku terlahir dari wanita penghibur. Apa itu salah?

Aku hanya bisa menangis dengan terisak. Tidak tahu lagi harus berkata apa. Semuanya terlalu sulit untuk kuterima. Aku sudah lelah seperti ini Tuhan. Bolehkah aku berada dipangkuanMu?

"Kak, jangan nangis," ujar Tante Octav yang juga sudah menangis seraya memelukku.

"Hikss hikss a--aku sudah tak kuat lagi Tan, hikss kenapa harus aku yang menjadi korbannya,"

"Kakak harus kuat, masih ada kami yang selalu menyayangimu dan mendukungmu," ujar Tante Octav dengan terus mengusap punggungku untuk menenangkan.

"Hikss tapi aku sudah lelah Tan. Mungkin akan lebih baik kalau aku sudah tidak ada didunia ini,"

"Gak boleh ngomong gitu Kak! Tante gak suka. Tuhan ngasih cobaan buat kakak itu karena Tuhan tahu kakak bisa melewati itu semua. Kakak harus tetap sabar dan kuat. Harus yakin dan percaya, suatu saat akan indah pada waktunya."

Perkataan Tante Octav membuatku sedikit tenang. Perlahan tangisanku berhenti.

Aku melepaskan pelukan Tante Octav dan menghapus airmata dipipiku seraya tersenyum tipis. "Aku tidak tahu lagi harus berkata apa selain terima kasih. Setidaknya masih ada kalian yang bisa membuatku bertahan sampai saat ini."

"Iya kak, kamu harus jadi wanita yang kuat," ujar Tante Octav dengan menggenggam tanganku untuk memberi kekuatan.

Tuhan, berikan aku sedikit waktu untuk bersama dengan mereka sebelum aku benar-benar pergi.

BRAKKK

Sontak kami menoleh kearah pintu ketika mendengar pintu terbuka dengan kasar. Siapa lagi kalau bukan Angel pelakunya. Dengan dibelakangnya ada Endra dan Om John yang sedang memegang kantong plastik.

"Ya ampun Kak, kebiasaan deh kamu. Buka pintu gak ada pelannya. Bikin kaget aja," ujar Tante Octav seraya mengelus dada, begitupun denganku.

Angel cengengesan. "Maaf Mah, habisnya aku khawatir sama Putri. Jadi aku buru-buru biar bisa liat keadaan dia."

"Biar gak buru-buru pun, emang gitu kelakuannya dirumah. Cewek kok barbar." ujar Endra dengan naik ketempat tidur dan duduk disampingku seraya bermain game di handphone.

Angel membelalakkan matanya. "Pah, liat sih adek. Masa dia ngatain aku cewek barbar," rengek Angel.

"Lah, memang benarkan?" tanya Om John dengan menahan tawa.

Lagi Angel membelalakkan matanya. "Papah ihh," rengek Angel lalu memanyunkan bibirnya.

"Udah ah, Papah cuman becanda kok Kakak," ujar Tante Octav.

"Iyain aja deh Mah,"

Usai Angel mengatakannya, tiba-tiba dering handphone berbunyi nyaring. Ternyata itu adalah handphonenya Om John.

"Hallo?"

"........."

"Harus sekarang?"

"........."

"Yasudah, saya segera kesana." ujar Om John lalu mematikan telponnya dengan sepihak.

"Mah, Papah harus kekantor sekarang. Ada yang harus Papah kerjakan disana."

"Mamah temenin yang Pah?" tanya Tante Octav membuat Endra turun dari tempat tidur lalu berjalan mendekati Tante Octav.

Om John menganggukkan kepalanya.

"Kak temenin Putri ya disini. Mamah, Papah, sama Endra mungkin udah gak akan balik kesini. Nanti besok baru kesini lagi. Mamah juga akan telpon wali kelas kalian buat ijin kalau besok kalian gak masuk sekolah."

"Iya Mah," ujar Angel.

"Yasudah, kami pergi dulu," ujar Tante Octav seraya berjalan keluar dari ruangan, diikuti Endra dan Om John.

🍁🍁🍁

Yeayyy akhirnyaa aku update lagi🎉
Terima kasih untuk dukungan kalian semua🤗
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian yaa😉

Jaga kesehatan dan tetap dirumah😇🙏

Salam cinta.
Dari aku buat kalian❤

Sabtu, 9 mei 2020

🍁My Self🍁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang