🍁Thirteen🍁

55 9 0
                                    

Aku sedang mencari beberapa novel yang menarik untuk menambah koleksiku dirumah. Begitupun dengan Angel, hanya saja dia berada di rak lain. Kami mencari novel dengan terpisah.

Setelah mendapatkan beberapa novel yang menarik, aku langsung mencari Angel.

Aku menghampirinya ketika melihat dia berada di rak paling akhir dengan tangan kirinya memegang beberapa novel lalu tangan kanannya memegang satu novel yang sedang ia baca sinopsisnya.

"Sudah selesai?"

Angel menoleh kearahku lalu mengangguk. "Sudah," ujar Angel seraya menaruh novel yang dibacanya ke beberapa novel lainnya yang ia pegang.

"Yaudah, kita bayar sekarang," ujarku membuat Angel berjalan duluan dan aku mengikutinya. Tapi sebelum aku mengikuti Angel, aku melihat novel yang menceritakan kisah nyata tentang keajaiban. Aku mengambil novel itu karena penasaran dengan cerita itu lalu menyusul Angel.

Setelah membayarnya, kami berjalan menuju toko aksesoris.

"Kamu mau beli aksesoris apa?" tanyaku dengan menatap orang-orang yang berlalu lalang seraya memegang paperbag yang berisi novel.

"Jepitan rambut sama anting-anting, kalau kamu?" tanya Angel seraya menatapku dari samping.

Aku mengedikkan bahu menandakan bahwa aku tidak tahu mau membeli aksesoris apa.

"Aku saranin deh kamu beli ikat rambut yang baru. Soalnya ikat rambut kamu yang lama udah gak pantas buat dipakai lagi," ujar Angel seraya masuk di toko aksesoris begitupun denganku.

"Saran yang bagus. Aku temenin kamu dulu deh, baru ke tempat bagian ikat rambut," ujarku tetap berjalan disamping Angel menuju tempat bagian jepitan rambut terlebih dahulu.

Setelah mengambil aksesoris yang diperlukan Angel. Kami menuju ketempat ikat rambut. Aku mencari ikat rambut yang menurutku simple, sama halnya dengan Angel. Hanya saja Angel mencarinya sedikit jauh denganku. Ketika aku sedang sibuk mencari, tiba-tiba aku mendengar teriakkan seseorang yang tak jauh dariku. Aku menoleh kearah teriakkan itu.

"PUTRI! CEPAT MENGHINDAR!" teriak orang itu, membuat orang-orang disekitar langsung menatap kearah kami.

Aku hanya menatapnya dengan bingung. Bagaimana tidak, orang yang menolongku waktu itu memakai baju tentara lengkap. Ditambah lagi dia menyuruhku untuk menghindar.

"CEPAT MENGHINDAR!!!" lagi teriak orang itu.

Saat aku ingin bertanya, dia langsung berlari kearahku dan mendorongku hingga membuatku jatuh tertidur dilantai dengan dia yang berada diatasku. Tepat orang itu mendorongku, gantungan lampunya jatuh hingga berserakan dilantai dan pecahan kaca mengenainya karena dia melindungiku.

Jantungku berpacu dengan cepat. Aku benar-benar syok dengan apa yang terjadi sekarang ini sampai aku mencengkram kuat bajunya. Mataku menatap mata coklatnya beberapa detik, hingga aku mendengar teriakkan Angel dan cengkramanku mengendur.

"PUTRI!" teriak Angel seraya mendekat kearahku, membuat orang itu menggeser tubuhnya dan membantuku untuk berdiri.

"Ya Tuhan, apa kamu baik-baik saja?" tanya Angel dengan begitu khawatirnya sampai dia memelukku.

"Aku tidak apa-apa. Untung saja dia menolongku, kalau tidak, mungkin aku sudah tertimpa gantungan ini." ujarku yang masih tetap dipeluk Angel.

Aku meringis malu dipelukan Angel ketika aku melihat ada banyak orang yang melihat kejadian ini.

"Apa kalian baik-baik saja?" tanya manajer toko, membuat orang-orang yang melihat kejadian ini langsung melakukan aktivitas mereka yang tertunda.

Aku melepaskan pelukan Angel dan menatap manajernya. "Kami baik-baik saja," ujarku sesekali menatap orang yang menolongku.

"Lainkali, Pak, semua yang ada disini dicek. Biar gak terjadi seperti ini." tegas orang itu.

"Baik, Pak. Maaf atas kecerobohan kami," ujar manajer yang langsung memanggil pelayan untuk membereskan tempat ini.

Angel menatap orang itu dan mengernyitkan dahinya. "Kok aku merasa mengenalnya yah," gumam Angel yang masih bisa kudengar. 

Aku menatap Angel dengan bingung. "Kamu merasa mengenalnya?"

Angel menganggukkan kepalanya. "Iya, bahkan aku merasa dia pernah dekat dengan kita,"

"Masa sih? Aku bahkan tidak merasakan apapun."

Tiba-tiba Angel langsung melebarkan matanya dan tersenyum senang, membuatku lebih bingung.

"YA AMPUN, KAK AR," teriak Angel yang langsung berlari kearahnya dan memeluknya.

Aku membeku ditempat ketika mendengar Angel memanggilnya dengan sebutan Kak Ar? Itukan panggilan yang kami khususkan buat seseorang. Tapi kenapa Angel memanggilnya dengan sebutan itu, apa jangan-jangan----dia adalah Darga. Astaga! Kenapa aku sampai tidak mengenalnya.

Darga tersenyum manis dan membalas pelukan Angel. "Sudah lama kita tidak bertemu ya,"

Angel menganggukkan kepalanya. "Iya Kak Ar," ujar Angel dengan antusias seraya melepaskan pelukannya.

Mendadak aku menjadi kikuk ketika Darga menatapku dengan senyumnya yang manis. Kaya permen ya Put wkwk.

"Haii Put," ujar Darga seraya berjalan kearahku.

Aku menelan air liurku dengan susah payah. "Em, ha--hai," balasku dengan terbata-bata. kenapa aku jadi gugup begini sih.

Darga tertawa kecil. "Sudah kukatakan kan, kita pasti akan bertemu lagi." bisik Darga lalu memelukku.

Aku hanya bisa diam dengan jantung yang berpacu dengan cepat. Ya Tuhan! Perasaan macam apa ini.

"Bahkan kamu pasti sudah mengingatku" sambung Darga lalu mengeratkan pelukannya.

🍁🍁🍁

Yeayy akhirnya aku update lagi🎉

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian yaa🤗

Tetap jaga kesehatan😇

Salam cinta,
Dari aku buat kalian❤

Selasa, 19 mei 2020

🍁My Self🍁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang