P R O L O G

630 55 38
                                    

Bubub 🖤
| Karena kita udah putus, aku mau kamu bayar semua yang pernah aku kasih.
| Bensin, makan, boneka, bunga, dll.
| Karena aku baik, kamu cukup TF ke aku dua juta aja, meski aku ngeluarin uang lebih dari itu.

Kutukan cewek cantik harus mengalami perselingkuhan ternyata benar adanya. Tak peduli seberapa cantik dan baik, gadis dengan mata sembab itu harus menerima kenyataan bahwa selain diselingkuhi, laki-laki itu mokondo rupanya.

Walaupun begitu, ia masih merasa lebih baik sakit gigi daripada sakit hati. Sudah tiga hari tangisnya tak berhenti, sampai kedua sahabatnya menginap untuk menghibur sekaligus merayakan putusnya hubungan yang kelewat tak sehat itu.

"Stop nangisin cowok adudu itu, please!" Tak pernah mereka lihat gadis seceria Aletta menangis tersedu-sedu seperti ini. Mana menangisi laki-laki toxic dan kere seperti Aris.

Kata-kata di layar ponselnya terasa seperti duri yang menusuk lebih dalam ke hatinya. Dengan tangan gemetar, Aletta melempar ponselnya dan menenggelamkan wajah pada bantal. Tangisnya semakin kencang seiring dengan hujan yang semakin deras di luar.

"Udah, Beb, cowok kayak gitu gak pantes buat ditangisi. Kita bantu cari cowok lain, ya!"

Aletta menggeleng. Kejadian ini membuatnya trust issue pada laki-laki. Apalagi ia juga belum sepenuhnya lupa pada si mantan yang mokondo itu, meski dadanya sudah dibuat sesak oleh rasa sakit dan penghinaan yang tak terlukiskan.

"Gimana kalau lo cari kesibukan? Biar cepet move on!" usul Agnes, diangguki Stella.

Aletta menerima tisu pemberian Agnes, tangisnya mulai mereda. Tertarik dengan usulan sang sahabat, ia pusatkan perhatian pada mereka sejenak.

"Ikut organisasi gimana?" tanya Stella, "Ikut OSIS? Keren kayaknya bisa sekalian pansos!"

"Setuju, nanti gue ikut. Ada gebetan gue di sana!" seru Agnes, bersemangat.

Mata Stella berbinar. "Gue juga ikut deh, biar makin famous. Kita bertiga join OSIS jadinya, gimana?"

Agnes dan Stella menunggu jawaban Aletta dengan penuh harap. Gadis itu terdiam, merenung sejenak. Tawaran itu terdengar menarik, tetapi ia masih ragu. Akhirnya Aletta tersenyum melihat tatapan tulus dari sahabat-sahabatnya. Berharap ide mereka bisa membantunya bangkit dari keterpurukan, ia memutuskan untuk menerimanya dengan sebuah anggukan.

Mereka bersorak. Dengan penuh semangat, ketiganya siap menghadapi petualangan baru di OSIS. Tanpa tahu jika sekalinya masuk, mereka akan terus terjebak. Mungkin saat tersadar, sudah terlambat bagi mereka untuk keluar dari lingkaran budak organisasi.

*****

Halo, Warga Orange!
Kalian tahu cerita “OSIS OR OH SHIT?!” dari mana?
Terima kasih banyak, ya, sudah menemukan Aletta dan Raja! (⁠ ⁠◜⁠‿⁠◝⁠ ⁠)⁠♡
Aku harap, cerita mereka dapat menghibur kalian.

Cerita OSIS OR OH SHIT?! ini aku ambil sebagian dari pengalamanku. Kebetulan masa remajaku banyak diisi oleh kegiatan organisasi, khususnya OSIS. Jadi, aku mau bernostalgia dengan menulis cerita ini, xixi.

Pengen aja mengenang masa-masa dikabarin Mas Crush yang isinya “MBB habis rapat” atau kakak kelas modus yang bilang, “Jangan panggil Akang, lagi gak rapat juga.”
Dan tentunya keseruan, pengalaman, dan wawasan lainnya yang aku dapat selama menjadi babu sekolah, hehe.

Kalau kalian, apa yang dikangenin selama jadi budak organisasi?

487 kata.
6 Juli 2024.

OSIS OR OH SHIT?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang