Kali Pertama Bertemu

7.3K 656 62
                                    

   Mika berjalan santai dengan lengan terayun mengikuti langkahnya. Pagi ini wajahnya memang terlihat lebih pucat dari biasanya, bibirnya manyun menatap taman mawar di sepanjang jalan menuju kelasnya. Gantungan kunci berbentuk gorilla hitam menyedot jari menjuntai pada tas merah mawar yang ia sandang. Dalam perjalanan menuju kelas, banyak pasang mata menatapnya tajam , ditambah gerak gerik berbisik aneh seolah Mika telah menjadi pelaku pembunuhan. Mika mencoba menghiraukan tatapan orang-orang itu , dan tetap fokus pada jalan di depannya.

"Apaan sih, kok orang-orang pada liatin gue?yah, gue tau gue cantik paripurna tapi gak gini juga kali, malah natapnya sinis banget lagi!" batin Mika tak tenang karena merasa ada yang aneh, tapi Mika tetap mengalir santai.

Sesampainya di kelas, tatapan yang sama kembali Mika dapati dari teman-temannya, hal ini membuat tanda tanya besar di benak siswi ceria luar biasa itu.

"Ih, kalian semua ngapain sih natap gue gitu? dari tadi di luar juga sama!" tanya Mika kebingungan melihat raut wajah teman-temannya.

"Lah, lo gak ingat?" tanya balik teman-teman serentak.

"Hah? Ingat apa sih? sumpah gue bingung nih!" tanya Mika lagi, kini ekspresinya berubah tegang dan gelisah ingin menangis.

"Kemarin siang lo kesurupan!"ungkap semua orang emosi, bahkan murid yang sedang lewat di depan kelas mereka juga ikut menjawab.

"Hah?"

"Kalian kenapa sih? ulang tahun gue kan masih lama! ngeprank gak jelas gini," jawab Mika kesal sembari melipat kedua tangannya.

"Ya ampun nih anak, udah bego bandel lagi! minta ditonjok?" sahut salah satu siswi disetujui yang lainnya.

"Apaan sih, ngata-ngatain. Masa iya gue kesurupan tapi gak ingat apa-apa." Mika menelan ludah, tak ingin ambil pusing, Mika meletakkan tasnya dan duduk bersandar seolah tidak terjadi apa-apa.

"Yaudahlah guys, kalau nih anak gak percaya. Besok-besok kalau keserupan lagi gak usah kita tolongin," cetus Nadia bergurau.

"Songongnya gak pernah hilang yah. Yang beginian emang tipe syaiton banget sih, pantes kerasukan," ucap siswa dengan bad nama Dimas, terkekeh-kekeh bersama yang lainnya.

Seorang siswi bak bidadari kearifan lokal mendekati Mika yang sedang kebingungan." Ih, kalian gak boleh ngomong gitu!," kata siswi bernama Ismi itu menatap Dimas dan yang lainnya. "Mika, yang teman-teman bilang itu beneran loh. Emangnya orang tua kamu gak bilang yah? hmn...mungkin mereka takut kamu khawatir," jelas Ismi berusaha meyakinkan Mika.

"Kamu juga manggil-manggil nama cowok dan masuk ke kelasnya. Nama cowoknya...Arkan." Seketika Mika terbelalak menatap Ismi, juga merasa ada sedikit dentuman di hatinya.

"Beneran...?" Kali ini Mika mulai serius menanggapi percakapan tentang itu.

"Tapi Arkan itu siapa? Seumur-umur belum pernah punya kenalan namanya Arkan, by the way orangnya ganteng gak?" Mika sedikit beranjak dari kursinya.

"Aku juga kurang tau sih, tapi kayanya dia siswa baru di kelas 12 IPA 4," jawab Ismi menerka.

Mika memegang kepalanya, berusaha mengingat apa yang sebenarnya telah terjadi kemarin. Tiba-tiba saja pak guru fisika datang membubarkan semua percakapan di dalam kelas.

Jadi kemarin gue kesurupan dan teriak-teriak manggil nama Arkan?! Gue aja gak pernah kenal cowok namanya Arkan. Berdasarkan penalaran gue sih, kemungkinan besar orang yang namanya Arkan ittu pasti lagi nyoba melet gue! Gak bisa dibiarin!

Dorrkk

Karena geram, tak sengaja Mika memukul meja dengan kedua kepalan tangannya, sontak saja membuat banyak pasang mata termasuk pak guru fisika yang tengah membuka daftar absen mengarah padanya. Mika hanya bisa membalas senyum, dengan tangan menutupi wajahnya.

Surat Cinta Cowok Indigo(OPEN PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang