Di Cafe
********"Duh, nih cewek niat gak sih buat datang? padahal tadi dia rengek-rengek minta dibantuin!" kata Arkan kesal sembari melihat jam tangannya.
Gua cabut ajalah! ngapain nunggu cewek beginian!..
Tiba-tiba lompatan kaki menghentikan Arkan yang baru saja akan pergi. Mika datang dengan seragam acak-acakan dan penuh peluh keringat.
"Ahhhh, capek!" sahut Mika ngos ngosan.
"Lo udah mau pergi? Jahat amat!" tambah Mika rukuk masih berusaha menghela nafas dengan baik.
"Lo niat gak sih? gua udah nunggu sekitar setengah jam, dan sekarang lo nongol kayak habis di kejar setan aja!" jelas Arkan.
"Lah iya tadi gua lupa bilang...kalau, gua...masih harus piket," jawab Mika.
"Si Dimas gak bolehin gua cabut duluan, kudu beres semua." Mika merapikan pakaiannya.
"Yaudah lo minum dulu kali! keringatan gitu, jijik gua." Arkan beranjak pergi memesan minuman coffee.
Mika duduk lalu menutup wajahnya dengan lengannya sebagai bantalan untuk tidur sejenak menghapus rasa lelah berlari dari sekolah sampai ke cafe ini, rasanya sebelas dua belas kayak kesurupan.
Masalahnya cafe ini lumayan jauh dari sekolah, Arkan saja pergi naik motor sementara Mika berlari sambil membawa ransel merah delimanya yang beratnya mencapai 3 bongkah semangka.
"Nih minum!" seru Arkan sembari menyodorkan minuman.
"Makasih, btw ini lo yang bayar kan?" tanya Mika.
"Gak lah, enak aja lo! bayar masing-masing!" cetusArkan duduk di kursi depan Mika.
"Yaelah, jadi cowok pelit amat, gua jadi sedih sama calon bini lo nanti," kata Mika melihat ke arah jalan dan menyedot keras sedotan minuman itu hingga setengahnya habis.
"Serah gua," jawab Arkan datar.
Mika memikirkan hal yang membuat ia berlari jauh-jauh sampai kesini, kemudian tersadar dan sontak memukul meja dengan genggaman tangan kirinya.
Parrrrrkkkkkk
"Oh iya gua lupa, tujuan gua kesini kan buat menyelesaikan masalah mistis gua!" teriak Mika yang membuat puluhan pasang mata melotot heran pada mereka berdua.
"Terus?" tanya Arkan songong.
"Masalah lo apaan sih? sampai cari cogan kek gua?" tanya Arkan sombong menatap Mika.
Mika pun mulai membicarakan inti dari masalahnya tersebut pada Arkan, awal mula kejadiannya, hingga kejadian yang baru-baru ini. Mika membuat harapan besar semoga Arkan benar-benar dapat membantunya.
"Terus apa yang bisa gua bantu buat lo?" tanya Arkan.
"Gua sama sekali gak ada hubungannya sama kejadian yang lo alami! jangan main tuduh aja dong," jelas Arkan mematahkan semangat Mika.
"Bohong!"
"Sedikit banyaknya lo pasti tahu kan?"
"Jangan bohong lah!" teriak Mika gak jelas.
"Please, bantu gua...gua gak tahan di ganggu mulu," rengek Mika dan mencoba menggenggam tangan Arkan namun dibatalkan oleh tangan Arkan.
"Oke, gua jujur!" kata Arkan membentak Mika.
Next:")
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat Cinta Cowok Indigo(OPEN PO)
Teen FictionIni cerita horor ber-genre komedi romantis? Atau cerita komedi romantis ber-genre horor? [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] 👑Rank 8 INDIGO👑(11/20) #1 Tahayul(22/5/20) #2 Komediromantis(2/6/20) #6 Roh(23/5/20) #6 Tangis(7/9/20) #19 Tragedi (27/5/20) #26...