🎭08

4.9K 459 30
                                    

Bazar
*******



Awan-awan mendung ditambah sedikit gerimis membuat suasana pagi ini menjadi begitu kelam. Meski begitu, lalu lalangnya kendaraan dan khalayak ramai masih sama seperti biasanya.

Pagi ini rasanya tak terlalu kelam bagi Mika, pasalnya ia  ingin sekali bertemu Arkan. Suasana seperti apapun tak akan bisa melunturkan tekadnya kali ini untuk mendatangi cowok indigo tersebut.

Dengan seragam putih abu-abu yang ia kenakan serta tas merah delima yang terisi penuh di pundaknya, Mika bersama ibunya mulai berangkat ke sekolah dengan mobil mewahnya.

Tak terbesit  sedikitpun di pikiran Mika lagi tentang masalah yang menimpanya, ia hanya ingin konsultasi dengan Arkan dengan sedikit niatan lain.

Di perjalanan yang ramai dan penuh rintik gerimis, mata Mika mencoba memeriksa sekeliling dari kaca mobil yang sedikit ia buka.

Dilihatnya banyak pelajar yang berjalan menggunakan jaket, juga ada beberapa siswi yang menggunakan payung. Secara finansial, Mika memang bisa dikatakan beruntung karena terlahir dari keluarga yang kaya raya.


*****
Di Sekolah


Meski suasana mendung tapi gerimis sudah tak mengganggu lagi, semua murid berbaris melaksanakan rutinitas apel pagi. Pagi ini tampaknya bapak wakil kepala sekolah akan mengutarakan sesuatu hal yang lumayan penting, pasalnya sedari tadi dia berdiri di pinggir podium, sementara pak Judi berdiri di atas podium sebagai pembina apel pagi.

Mika berdiri tepat di barisan ke 3 dari depan barisan kelasnya, dengan Ismi di samping kanannya. Tampak Mika yang cerewet sedang bersenda gurau menghadap ke belakang menatap Nadia, sementara Ismi diam tampak serius mendengarkan pak Judi.

"Ya ampun, gua lupa Nadia…maaf yah,"  ucap Mika.

"Yaelah, berapa sih umur lo? Itu kan buku catatan gua hari ini, Mika!" jawab Nadia kesal karena Mika tidak membawa buku catatan Nadia yang kemarin ia pinjam.

"Muda sih, baru 17 tahun," jawab Mika terkekeh.

"Oh, gua kira 10 tahun," kata Nadia cemberut.

"Maaf dong, gua kan gak sengaja ninggalin buku lo," rayu Mika.

"Lama-lama gua banting juga lo, Mika," seru Nadia datar.

"Udah dong! kalian bisa diam gak? Pak Wakasek mau ngomong tuh!" Ismi jengkel melihat kedua temannya itu tak tiada henti berbicara.

Berdiri tegak menghadap semua murid, pak wakil kepala sekolah mencoba menertibkan semua murid yang berbicara dalam barisan.
Beliau mulai dengan salam dan langsung pada inti pengumumannya.

"Bagi seluruh siswa-siswi kami, bapak selaku wakil kepala sekolah akan mengumumkan bahwa mulai dari hari Kamis, lusa. Kita akan mengadakan bazar sekolah terbuka umum!" jelas beliau.

"Semua siswa siswi kami diharapkan membuka stand sendiri di lapangan sekolah kita yang luas ini. Diperbolehkan menjual berbagai jenis benda, kecuali yang tidak bermanfaat dan mengakibatkan kerugian bagi konsumennya."

"Selama 4 hari bazar akan dibuka, dimulai dari hari Kamis lusa sampai hari Minggu sebagai penutupan," tambah pak Wakasek.

"Wadidawww!" sahut beberapa murid.

"Jarang loh, ada acara beginian! biasanya juga kita dianggurin," kata salah satu siswi.

"Wow, aku mau jual hatiku aja lah!" seru Nadia dari belakang Mika.

Surat Cinta Cowok Indigo(OPEN PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang