Belum sempat dimulai, tapi semuanya harus berakhir.
Bisaku hanya sebatas menyayangi, bukan memiliki.
"Yeay, makanannya udah sampai nih. Mari makann!" teriak Ziva membawa plastik berisi beragam macam makanan yang mereka pesan.
Malam ini, mereka semua diberi kebebasan untuk bermain dan melakukan apapun yang mereka inginkan.
"Duh akhirnya, perutku terisi juga." Ceplos Ainun dengan polosnya membuat semuanya tertawa.
"Anakmu butuh makan ya, Nun?" sambung Age.
"Iyaa, anakku butuh makan. Kamu laper kan, Nak?" balas Ainun sembari merangkul Della yang ada disampingnya.
"Aku anak mama papa ku." Kata Della dengan polosnya, membuat mereka jadi tertawa terbahak-bahak.
"Aduh, Del. Ternyata otakmu juga setengah. Sama kaya Titi sama Lini." Ucap Abe mengelus rambut Della, karena posisi duduknya dibawah Abe ada Della.
"Masih mending setengah, otakku seperampat we isinya yang bisa digunain." Celetuk Ainun lagi yang membuat mereka makin susah untuk berhenti tertawa.
"Udah ah udah. Kasihan nih makanan dianggurin, mendingan di makan langsung." Ujar Olivia.
"Yaudah, berhubung Kak Oliv, sesepuh sudah berkata, mari kita dengarkan sodara-sodara." Ujar Richard yang langsung dapat timpukan bantal dari Olivia
"Ampun, mbak, ampun.."
Beginilah suasananya, kalau mereka ngumpul, pasti isinya celotehan yang tidak jelas tapi selalu buat ketawa.
"Kalau gitu aku, Kei sama Ziva ambil beberapa piring sama sendok deh ya di dapur." Ucap Lini, "Yuk, Kei, Ziv!" Lanjutnya langsung menarik tangan Keisya dan Ziva.
"Eh iya-iya, tunggu dong, aduh." oceh Keisya dan Ziva bersamaan karena kaget karena tangan mereka langsung ditarik oleh Lini.
"Eh itu Titi sama Nuca habis darimana?" Tanya Lini saat melihat Nuca beriringan berjalan dengan Tiara menuju tempat mereka ngumpul.
(Jadinya tuh diibaratkan banyak jalan yang bisa dilalui ke tempat mereka ngumpul ya begitulah)
"Tadi sih Kak Tiara setahuku di kamar, katanya mau shalat isya dulu. Mungkin barengan tadi mereka sama-sama keluar dari kamar, makanya bisa barengan gitu." Jawab Keisya asal.
"Oh gitu, iyaudah deh ayo balik lagi. Piring sama sendok nya udah nih." Ucap Lini.
"Ayuk."
•••••••••••••
"Ti, kamu duluan aja ke sana, gapapa kan?" Ujar Nuca membuat Tiara menghentikan langkahnya.
"Ha iya gapapa kok. Emang kenapa? Ada yang ketinggalan?"
Nuca mengangguk, mengiyakan.
"Handphoneku ketinggalan di kamar, Ti."
"Iyaudah ambil aja dulu, aku duluan aja kesananya ya."
Nuca mengangguk lagi, "Ehiya, botol minum ku sama kamu dulu gapapa kan ya? Aku takut nanti ketinggalan lagi."
Tiara tersenyum, "Gapapa, biar ku aja yang bawa."
"Makasih, Ti. Aku balik ke kamar lagi ya."
Tiara mengangguk dan lanjut berjalan menuju tempat ngumpul mereka.
"Wih dari mana aja, Ti?" Tanya Ola.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersembunyi di Balik Rasa
FanficAda rasa yang belum tersampaikan. Aku lebih memilih memendam, dibandingkan mengungkapkan. Biarkan saat ini hanya aku yang merasakannya. Aku harap suatu saat bisa berjuang mendapatkan rasamu. Agar rasaku dan rasamu dapat menyatu - Raja Giannuca Berpu...