• Langit? Senja? •

636 83 16
                                    

Sejatinya, yang pernah dekat pasti akan menjadi asing.
Perihal waktu dan keadaan, semuanya pasti akan berubah.
Tanpa kita sadari, awalnya terasa bahagia dan merasa egois ingin terus bahagia.
Sampai kita lupa, rasa sedih itu pasti akan datang tanpa kita undang.
Maka dari itu, mari bahagia secukupnya, sedih juga secukupnya.

----------------------------

"Ti, udah tahu kan kamu sama Nuca katanya bakalan ada se-frame bareng nanti?"

Tiara mengangguk dan menoleh kearah mamanya yang baru saja duduk disebelahnya, "Udah, Ma. Waktu ketemu itu pas konser kebersamaan, udah di bilangin juga. Dan ya tinggal tunggu kepastiannya aja dari pihak sananya, Ma."

"Antusias fans shipper kalian luar biasa banget, Ti supaya kalian bisa satu frame lagi,"

"Tiara tahu, Ma. Makanya semampu mungkin, Tiara usahain untuk menyenangkan mereka. Karena ya mungkin mereka emang berniat ingin mendukung karirku sama Nuca. Tapi, Tiara paham kalau mereka butuh sesuatu yang buat mereka bertahan. Meskipun tanpa disadari keadaan sudah semakin sulit untuk aku sama Nuca, Ma."

"Mama makin bangga sama kamu. Udah bisa menempatkan posisi dan mengambil sikap yang seharusnya. Terus begitu ya, sayang." Ujar mamanya tersenyum mengelus pucuk kepala anaknya.

Tiara langsung berhamburan ke pelukan mamanya, "Alhamdulillah, Ma. Makasih banyak ya. Terus dampingin Tiara dan tegur Tiara ya kalau Tiara salah."

"Pasti, sayang. Iyaudah kalau begitu tidur yaa. Besok kan kamu udah mulai padat lagi jadwalnya," perintah Mamanya.

"Iya, mama juga istirahat yaa."

Mama Yoshi mengangguk dan mengacak rambut anaknya sembari tersenyum, setelah itu pergi meninggalkan kamar Tiara.

"Kebahagiaan itu kita yang cari. Mungkin ini keputusan terbaik. Kita hanya bisa berteman. Inilah pilihan yang kita pilih, mencari kebahagiaan sendiri bukan menciptakan kebahagiaan bersama." batinnya, gadis ini tersenyum pilu.

-----------------------

"Nuc oh Nuc." panggil Axel masuk ke kamar, tapi tak dapat sahutan dari Nuca.

"Nucaaa woii dimana seh kamu!"

"Apasih mas? Berisik amat. Aku di kamar mandi loh ini." teriaknya.

"Aku cuma mau kasih tahu, itu loh kata kak Hyma, hari Rabu jadwalnya udah fix, kamu sama dia ada di anak musix."

"Haaa apa mas apa?"

"Sek keluar dulu dong kamu, Nuc. Biar aku nggak bolak balik ini ngomongnya." ujar Axel yang mulai jengkel dengan adiknya.

"Sabar sabar." jawab Nuca.

"Udah ini aku udah kelar," intip Nuca dari balik pintu kamar mandi.

"Hei kamu kesini, biar enak ngomongnya."

"Gak usah disini aja, aku dengerin ini."

"Lah kan udah kelar, keluar aja kali."

"Mas bukan mau debat loh ini. Aku belum ambil wudhu. Udah buruu!"

"Ituloh, Nuc. Hari rabu jadwalmu udah fix di anak musix."

Nuca sedikit kaget, "Serius? Sama--" Belum melanjutkan omongannya udah dipotong oleh Axel.

"Sama Tiara Anugrah Eka Setyo Andini."
"Udah ambil wudhu, shalat sana."
"Jangan senyum-senyum kamu, Nuc!"

Bersembunyi di Balik RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang