Menjaga jarak denganmu harus aku lakukan, hanya karena aku sedang menghargai apa yang sebelumnya sudah terjalin.
Jika memaksakan egoku,
nantinya akan banyak hati yang tersakiti.Dan itu bukanlah keinginanku.
Mungkin, bukan juga keinginanmu.•••••••
"Nuc, itu Tiara ada di ruangan biasa. Lagi sendirian, iya ada tante Yoshi sih." ujar Axel memberi informasi.
"Terus mas?" jawab Nuca menoleh kearah Axel
"Iya samperin dong."
"Serius nih?"
"Yaallah, Nuc. Kagak serius kagak." jawab Axel sewot.
Nuca terkekeh, "Iya mas iya, aku juga tahu. Kan Titi udah bilang."
"Udah buru, diajak ngomong. Omongin apa yang mau diomongin. Mumpung ada waktu hei!" perintah Axel, "Tenang aja, Titi sama dia masih sahabatan. Jadi bisalah."
"Ngawur kamu mas. Nggak akan aku ngerebut milik orang lain."
"Iya-iya paham aku. Buru sana, ditungguin tuh."
"Sini dulu ya, mas."
"Ho-oh, good luck adikku!"
Nuca tertawa menggelengkan kepalanya. Nuca sangat beruntung mempunyai kakak seperti Axel, yang selalu mengerti keadaannya.
••••••
"Assalamualaikum," ujar Nuca sopan, mengetuk pintu terlebih dahulu, meskipun pintunya terbuka.
"Eh, waalaikumsalam Nuca. Masuk sini."
"Iya, Tante." Nuca pun masuk ke dalam ruangan dan tak lupa salam kepada mamanya Tiara.
"Kamu apa kabar, Nuc?"
"Nuca baik, Alhamdulillah. Tante kabarnya gimana?"
"Tante juga baik. Mau nyamperin Titi kan?"
"Hehe iya. Nuca izin ya, Tan."
Mama Yoshi tersenyum, "Nggak izin juga gapapa. Kan Tante disini."
"Gapapa, Tan. Gimana pun Nuca harus minta izin ke Tante."
"Hmm, Nuca kesana dulu ya, Tan.""Iya, Nuc. Silahkan."
Mama Yoshi tersenyum, "Walaupun sekarang terasa sulit untuk mereka, semoga ke depannya dilancarkan. Laki-laki itu sangat mengistimewakan Tiara. Yaallah jaga mereka dan jika jodoh, satukanlah." Mama berdoa didalam hati.
Nuca pun menghampiri Tiara di ujung ruangan itu. Sepertinya perempuan itu tak menyadari kehadirannya.
"Fokus bener. Liatin apa sih?" ujar Nuca membuka suara, membuat Tiara kaget.
"Eh, Nuc kaget aku,"
Nuca terkekeh, "Boleh duduk?" izinnya.
"Boleh, sinii." balas Tiara menepuk kursi yang ada disebelahnya.
"Habis main apa?"
"Main game."
"Kok nggak dilanjutin?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersembunyi di Balik Rasa
FanficAda rasa yang belum tersampaikan. Aku lebih memilih memendam, dibandingkan mengungkapkan. Biarkan saat ini hanya aku yang merasakannya. Aku harap suatu saat bisa berjuang mendapatkan rasamu. Agar rasaku dan rasamu dapat menyatu - Raja Giannuca Berpu...