(maaf terlalu absurd ya hehe, ini cuma alur cerita yg berasal dari pikiran aku. happy reading gaesnya!🤗)
katanya, lebih sulit melupakan kenangannya ketimbang orangnya. maka dari itu, aku memilih untuk menghargai setiap waktu, saat kita dipertemukan agar terciptanya suatu kenangan, yang suatu saat dapat menjadi alasan kita untuk saling bertahan didalam keadaan yang sulit.
- Raja Giannuca -
--------------------
"Mas, buruu. Nanti kita telat loh ini!" seru Nuca meneriaki kakaknya yang dengan asiknya masih santai dengan earphonr yang ada di telinganya.
"Apa seh, masih jam 2 loh ini. Heboh banget sih kamu." balas Axel mendekat ke arah Nuca.
"Udah ah aku nggak mau debat. Ini yang bawa mobil, kamu atau aku?" tanya Nuca.
"Kamu aja yaa sesekali, Nuc."
"Iyaudah, buru deh masuk duluan. Aku mau pamit ke papa dulu." Nuca meninggalkan Axel masuk ke dalam untuk izin ke papa-nya.
"Hei, Nuc itu jangan lupa dibawa hadiahnya." teriak Axel yang langsung diangguki oleh Nuca.
Setelah pamit kepada papanya, Nuca memutuskan untuk kembali ke kamarnya, mengambil sesuatu.
"Untung aja nggak kelupaan," batin Nuca tersenyum melihat barang itu, "Semoga kamu suka."
Lalu, lelaki itu langsung balik ke depan dan masuk ke dalam mobil.
Mata Nuca mendelik saat handphonenya di pegang oleh mas-nya dan seperti sedang berbicara dengan seseorang lewat telpon.
"Loh handphone ku?" tanya nya pelan.
"Nih," Axel memberikannya, "Tiara."
Setelah mengerti, Nuca pun langsung tersenyum dan mengambil handphonenya kembali.
"Assalamualaikum, Tii."
"Eh, Waalaikumsalam. Kaget aku."
"Kenapa kaget?"
"Aku kira masih mas Axel tadi."
"Mau ngomong sama mas Axel lagi?"
"Iya nggak. Kan aku nelpon kamu bukan mas Axel."
"Hahaha iya, aku juga tahu. Ada apa, Ti?"
"Dasar kamu ya. Hm, itu aku cuma mau minta sesuatu."
"Mau minta apa? Bilang aja tii, nanti aku beliin sekalian, gapapa.."
"Nuc, kepengen siomay yang dipinggir jalan."
"Minta siomay aja sampai gugup gitu hahaha, iyaudah nanti aku beliin yaa."
"Seriuss?"
"Iyaa tii. Lain kali apapun yang kamu mau bilang aja ya, jangan sungkan."
"Aku cuma nggak enak, Nuc. Ini aja karena aku tiba-tiba kepengen."
"Kamu ini kaya sama siapa aja. Ohiya, kamu udah sampai?"
"Tetap aja, takut ngerepotin. Iya aku udah sampai, Nuc. Ini lagi di ruangan tempat biasa. Aku tunggu kamu disini yaa. Kamu baru mau jalan kan?"
"Gaada kata ngerepotin untuk kamu. Iyaudah aku jalan dulu ya, biar cepat sampai sana. Assalamualaikum."
"Hati-hati yaa nyetirnya, Waalaikumsalam."Nuca meletakkan kembali handphone nya di tas, dan langsung menghidupkan mesin mobil untuk segera berangkat.
"Mas, beli siomay dimana?"
Axel mengernyitkan dahinya, "Buat siapa? Tiara?"
Nuca mengangguk, dan tetap fokus menyetir.
"Aku tahu, nanti aku tunjukkin tempatnya, Nuc."
Nuca menoleh kearah mas-nya dan menepuk bahunya pelan, "Makasih banyak, mas. Untung ada kamu."
Axel tertawa, "Walaupun aku nggak tahu dimana belinya, pasti kamu tetap nyariin juga, Nuc."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersembunyi di Balik Rasa
FanficAda rasa yang belum tersampaikan. Aku lebih memilih memendam, dibandingkan mengungkapkan. Biarkan saat ini hanya aku yang merasakannya. Aku harap suatu saat bisa berjuang mendapatkan rasamu. Agar rasaku dan rasamu dapat menyatu - Raja Giannuca Berpu...