00 | ʙʀᴏᴋᴇɴ ᴄʜɪʟᴅ

2.3K 277 28
                                    

.

.

[broken child, -Hajimemashou]

.

Darah berwarna merah kini sudah kering dalam tangan anak kecil itu. Anak laki laki dengan helai rambut panjang berwarna putih selaras dengan salju itu mendongak, menatap langit malam berhiaskan percikan percikan api yang berkoar koar membakar tiap inchi rumah megah.

Mata heterochrom berukuran besar itu hanya memandang tempat tinggal itu kosong, tanpa perasaan, serta dingin. Kemeja putih yang ia kenakan kini sudah ternodai oleh beberapa darah kering dan sobekan sana sini hingga membuat baju itu nampak tidak berbentuk.

". .i was born a fool . ."

Bocah itu melihat ke kanan serta kiri pelan. Api berkobar hampir seluruh yang ia lihat. Bahkan, daerah itu tidak bisa dikatakan sebagai daerah lagi. Lebih seperti pulau terbakar. Sepanjang mata memandang, kobaran api saling menyaut satu sama lain.

" . .denying all of the truth . ."

Grimoire dengan sampul abu abu dengan corak aneh serta leaf clover dengan jumlah empat itu melayang, serta juga bersinar dan terbuka. Anak laki laki dengan usia berkisar sepuluh tahun itu menatap kembali rumah yang sekarang hampir bisa dibilang tidak lebih dari seonggok tiang dan kayu terbakar.

" . .everything has changed, it all happened for a reason. ."

Bocah bersurai putih itu meringis, menahan sakit yang mendera seluruh tubuh ringkih juga kecil itu. Memar memar dan luka gores nampak terlukis sempurna dalam kanvas tubuh bocah tersebut. Bahkan, lengan nya masih nampak terlilit sempurna yang kini tertimpuk noda noda kusam. Sekarang, asistensi bola mata hanya pada luka yang terdapat pada jari jemari kecil nya, menatapnya sendu, serta kosong.

" . .down from the first stage, it isn't something we faught for. ."

Anak laki laki dengan tubuh ringkih itu akhirnya kembali menetapkan konsentrasi nya pada mantan rumah nya tersebut. Sorot mata nya menajam bersama dengan tangan nya yang masih sangat nyeri itu melantunkan sebuah sihir, serta mulut dengan bingkai bibir kecil dengan hiasan lebam sana sini mengucapkan sihir.

"Sihir duplikat: serangan salamander"

" . .never want this kind of pain . ."

Lantas, sedetik kemudian, setelah bocah itu mengucapkan sihir, datang seekor salamander raksasa di atas pulau dengan ukuran sedang tengah berada di atas pulau tersebut. Bocah itu mendongak, lantas senyum tipis terukir di wajah rupawan namun ringkih miliknya.

Detik demi detik berlalu, salamander dengan sayap besar itu nampak menarik nafas nya kuat kuat, lantas hendak menyemburkan api nya di seluruh pulau ini.

Termasuk diri nya sendiri.

" . .turn my self so cold and heartless. ."

Bocah itu terkekeh pelan kemudian. Menertawai hidup nya yang akan berakhir dalam hitungan detik lagi. Ia masih menatap langit bertabur aurora yang berhiaskan salamander merah sewarna api itu dengan detik detik yang pasti.

' indah . .kapan terakhir kali aku melihat aurora ini. . ya?'

Dan juga, dalam detik detik yang terasa lama itu pandangannya kabur, tubuhnya kehilangan seluruh tenaga nya sirna seketika. Dalam detik detik terakhirnya, ia mengingat tiap apa yang ia lakukan selama sepuluh tahun ini. Bukan hal indah, namun masih ada hal hal kecil yang dapat ia syukuri dalam perjalanan hidup kelam miliknya.

Tubuh kecil itu mulai linglung, kehilangan pijakan kesadaran.

' inikah . .akhir hidupku?'

Mata indah miliknya yang berwarna selaras darah dan kuning itu mulai terpejam. Dalam tiap detik nya, ia dapat merasakan serangan salamander itu mulai sampai di tanah, hampir membakarnya hidup-hidup.

" kehidupan ini . .tidak buruk juga"

Tubuh anak tersebut jatuh. Tinggal sepersembilan detik lagi, tinggal waktu itu yang tersisa sampai raga tubuhnya terbakar habis habisan karena serangan salamander tersebut.

Namun, saat bocah itu sudah siap menerima ajalnya, hangat mendera tubuhnya. Seperti sesuatu yang tidak pernah ia rasakan selama delapan tahun ini ia hidup. Rasanya hangat, sampai sampai ia tidak bisa membuka mata nya kembali, hanya menikmati apa yang ia rasakan kini, mengesampingkan luka luka nya yang memang membuatnya dalam kondisi seperti ini.

Saat sebelum sebelum ia kehilangan kesadaran diri, satu ucapan berhasil ia dengar samar samar.

" kau pantas mendapatkan yang lebih baik, nak"

-to be continued

[/banting meja/ apaan ini?! btw selamat baca fanfiksi yang tidak jelas ini :). Semoga Anda suka :). Oh ya, jangan lupa stay at home agar virus corona tidak menjangkit Anda. Sekian :)]

created; 24/04/2020

-baakagirl

ᴅɪʀᴛʏ ʟɪɢʜᴛ || ʙʟᴀᴄᴋ ᴄʟᴏᴠᴇʀ x ᴍᴀʟᴇ ᴏᴄTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang