06 | ᴍʏꜱᴛᴇʀɪᴏᴜꜱ ᴘᴏᴡᴇʀ

1K 164 1
                                    

.

.

[Mysterious Power, -Hajimemashou!]

.

' Gelap . .dimana ini?'

Ainsley mengerjap-erjapkan matanya pelan. Ia bisa mendengar suara langkah kaki tak jauh dari tempatnya berdiri. Kini ia duduk di sebuah kursi, dengan tenaga yang ada, ia menatap ke sekitar. Kemudian bergumam pelan.

' Dimana aku? Kerajaan . .Diamond?'

Ia kembali menoleh ke samping kanan dan kiri, hanya kegelapan menyapa. Ia meringis, kepala nya benar-benar pusing. Yang ia tahu, saat ini ia sedang terduduk di sebuah kursi di dalam ruangan gelap. Suara langkah kaki itu makin jelas, makin mendekat ke arah Ainsley. Ia menatap ke arah bayangan gelap yang memunculkan sosok laki-laki seumurannya.

" Kau . .siapa?"

Orang seumurannya tampak terkekeh mendengar itu, membuat Ainsley makin mengernyit bingung. Orang itu lantas keluar dari kegelapan dan semakin mendekat ke arah Ainsley. Ia kemudian membelai pelan rambut putih Ainsley. Tatapan mata berwarna kuning miliknya seakan menghipnotis kedua mata kuning-merah Ainsley.

Anak itu kemudian mendekatkan wajahnya ke telinga Ainsley. Sosok itu memiliki wajah yang benar-benar mirip dengannya. Hanya saja helai rambut dan warna mata nya yang berbeda. Sosok bernetra kuning terang itu kemudian berbisik pelan.

" Biar kupinjami kau sedikit kekuatanku"

| Mysterious Power - 不思議な力|

" Nova, pasukan yang tersisa?"

Ignis bertanya. Ia kini sudah menyegel seluruh badan Ainsley dengan sihir pertahanan waktunya. Sementara Nova sendiri masih menatap ke arah daerah kota Kiten yang setengahnya hancur, karena serangan untuk mendapatkan Ainsley.

" Satu Jendral tewas, Satu jendral tidak sadarkan diri, lima puluh penyihir tingkat menengah tewas. Sisa pasukan berarti 152 orang termasuk kita"

Ignis menghela nafasnya kasar. Ia mengacak acak rambut helai panjangnya, juga menatap Kota Kiten yang seluruhnya hampir hancur. Ia kemudian berbicara, memecah keheningan.

" Kalau kerusakannya segini, dia memang pantas disebut senjata di umurnya yang tiga belas sih. Bahkan setengah dari pasukan sampai tewas. Aku sendiri sampai sedikit kewalahan melawannya."

Nova menoleh, menatap ke arah Ignis yang masih menatap ke arah kota Kiten. Lantas, ia mendengus kasar, Kemudian ikut menimpali. Nova menutup mata, menyembunyikan manik senada berwarna violet miliknya, terkekeh.

" Haha, kau benar. Bahkan dia punya grimoire di umurnya yang belum menginjak lima belas tahun, padahal umumnya mempunyai grimoire itu umur lima belas tahun. Maa, kecuali kalau kerajaan kita sih. Ditambah grimoirenya berdaun empat, hah, benar-benar seperti monster"

Nova dan Ignis terkekeh bersamaan. Ignis kemudian meregangkan badannya, lantas ia menatap ke arah Ainsley yang tidak sadarkan diri, kini tersegel di dalam sihir pertahanan waktu milik Ignis. Ia terkekeh, lagi. Kemudian melangkah menuju Ainsley. Tangan kanannya memegang segel yang menyerupai bola raksasa. Ia kemudian berbicara.

" Sudahlah, ayo pulang. Yang penting anak ini sudah ada di pihak kita"

Ignis menatap ke arah Nova heran. Pasalnya kini Nova sedang terbelalak, kemudian ia juga sedang menuju ke arah Ignis sembari menatap ke Ainsley yang tersegel oleh bola waktu raksasa Ignis.

" IGNIS, AWAS DIBELAKA-"

SRAT! Ignis membulatkan mata, ia kemudian menatap ke arah lengan kanan. Seakan dalam gerakan slow-motion, Ainsley keluar dari segel bola raksasa dan memotong perlahan lengan kanan Ignis dengan pedang bercahaya. Ignis yang menatap Ainsley yang tengah memotong lengannya merasakan aura berbeda dari tatapannya.

ᴅɪʀᴛʏ ʟɪɢʜᴛ || ʙʟᴀᴄᴋ ᴄʟᴏᴠᴇʀ x ᴍᴀʟᴇ ᴏᴄTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang