🌺 • 28

679 56 8
                                    

Hey kesayanganku semua
Update lagi akunya yeiyyy
Doanya semoga suka sama part ini
Semoga corona cepet pulang juga
Enjoy💕

🌺🌺🌺

"Lama banget sih hujannya," ucap Salsha sebal, pasalnya sudah 1 jam dirinya dan Aldi berteduh di salah satu cafe.

Aldi mendengus, "Udah 10 kali Lo bilang kayak gitu Sal. Suruh aja katak berhentiin hujan."

"Katak itu tugasnya cuma manggil hujan Di," ucap Salsha membuat Aldi sontak tertawa.

"Ketauan suka Upin Ipin."

"Eh," Pipi Salsha memanas seketika.

"Rese Lo," ujar Salsha sembari memukul pelan bahu Aldi membuat yang dipukul hanya tertawa geli.

"Sal." Panggilan Aldi membuat Salsha menoleh dan menatap mata cowok itu yang kini juga menatap matanya lekat.

"Kenapa?"

"Makasi sekali lagi." Ucapan lembut Aldi membuat Salsha terbuai.

"Makasi mulu Lo, pegel tu mulut," ujar Salsha sambil berusaha menutupi rasa gugupnya.

Tak lama setelah itu, hujan pun reda membuat Salsha langsung bersemangat untuk mengajak Aldi pulang. Dan pada akhirnya kedua pemuda pemudi itu masuk ke dalam mobil dan menuju pulang.

Mereka sangatlah aneh, lebih tepatnya Aldi. Cowok itu lebih memilih untuk berteduh sebentar di cafe sambil menunggu hujan reda padahal kan mereka membawa mobil.

***

Aldi menjatuhkan raganya di sofa ruang tamu. Seperti biasa tak ada seorang manusia pun di sini. Hanya terdengar suara shower kamar mandi yang menyala, seperti Aldrani sedang mandi.

Selain itu, tak ada suara lain.

"Loh udah pulang Lo bang? Darimana aja?" ucap Aldrani yang tiba-tiba muncul dihadapannya yang hanya mengenakan handuk.

"Apaan sih Al, ganti baju dulu sana," ujar Aldi kesal membuat Aldrani cemberut lalu naik ke atas menuju kamarnya sementara Aldi masih duduk santai di sofa.

Sampai Aldi ingat bahwa dirinya belum sempat membuka buku milik Abhi. Segera dia mengambil buku itu lalu mulai membukanya perlahan.

<Bagi saya, kalau mulut tak bisa mengucapkan apa yang ingin kita ucapkan
Mungkin kata-kata yang saya tulis bisa mewakilkan semuanya
Mengenai rasa sakit yang saya dapat selama ini
Ternyata menjadi berbeda itu terkadang menyakitkan
Mengapa bisa saya terlahir seperti ini?
Dianggap tidak berguna dan hanya membuang tenaga mereka>

Aldi buka halaman berikutnya.

<Hari itu, saya sangat senang dirinya ada di sini
Menganggap saya lebih dari seorang anak laki-laki pemalu
Mendorong saya agar tetap menoleh ke depan
Dia dengan gencar terus membimbing saya untuk menjadi lebih berani
Saat itu, hanya tawa yang bisa saya keluarkan
Luar biasa bahagianya bisa memiliki dirinya>

Aldi semakin tidak mengerti. Sejak kapan Abhi jadi sepuitis ini?

Tangan Aldi semakin gencar untuk membuka halaman berikutnya.

ANYELIR (SELESAI)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang