Author'POV
Matahari mulai menununjukkan kilaunya. Dan teriakan seseorang saat ini terdengar di luar kamar gadis cantik yang masih tertidur lelap.
"TENGIL BANGUN WOY! UDAH PAGI MASIH NGOROK AJA" suara keras terdengar nyaring di telinga Olly.
"Allahu... Anjir pagi pagi udah bangun siapa sih" geram Olly pelan sambil mengucek matanya. Lalu ia berjalan
menuju pintu.Olly'POV On
Setelah mendengar teriakan kencang dari luar, gue langsung berjalan menuju pintu walaupun rasa kantuk masih melekat. Kalau nggak segera gue ladeni bisa ancur tu pintu gue.
"Apasih lo ganggu aja!" tanya gue setelah membuka pintu. Dan saat mata gue udah kebuka sempurna ternyata itu kerak wajan si Aksa.
"Oh... Jadi lo kerak wajan" ucap gue kesal dengan menendang paha Aksa.
"SAT.. Eh anjir masih beruntung ya gue bangunin lo. Mau sampai petang lo ngebo. Mentang mentang baru datang di Indo, lo nggak ada jadwal gitu? Awas, rezeki lo kepatok ayam tetangga sebelah si Encup" cerocos Aksa tanpa henti.
"Oh" ucapa gue lalu melenggang pergi.
"Eh bangke hargai dikit nape. Gue ngomong satu abad lo tanggepi cuma satu detik. Akit hati mansyur dek..." ucap Aksa mendramatis.
"Yayaya" jawab gue dengan menuruni anak tangga satu persatu meninggalkan Aksa yang masih di depan pintu kamar gue.
"Pagi cebol..." sapa Arga sambil duduk di ruang makan.
"Lo kata gue cebol, ngaca mas! Yang CEBOL tu siapa?" jawab gue tajam dan menusuk.
"Aduh itu matanya serem banget dah. Sini duduk deket gue" ucap Arga lagi.
"Ogah" jawab gue ngacir di dekat bangku bang Alvin yang masih kosong. Tampaknya dia masih tidur.
"Bang Alvin mana?" tanya gue pada orang yang ada di meja makan.
"Kayaknya bang Alvin lagi makanin si pus-pus di belakang deh. Palingan bentar lagi datang" jawab mam dengan mengambilkan papa nasi.
"Oh... Begituu. Ma, ambilin Olly juga ya" pinta gue sambil menyodorkan piring makan gue.
"Sini sayang, mama ambilin" jawab mama.
"Eh adekkk kecil. Udah duduk manis aja" sapa bang Alvin yang baru datang dan duduk dinsamping gue.
"Umur panjang wihh. Baru aja diomongin langsung nongol aja kek setan" ucap gue santai.
Seketika Bang Alvin mendelik tajam ke arah gue "Eh Maemunnah.. Orang cakep 11 12 kek Alvaro Mell kok dikatain setan. Pasti pas ada operasi katarak lo kagak ikut ya.." selidiknya.
"Heh semvak Miper, mata gue tu udah bener. Yang matanya kurang bener tu lo. Cewek cakep gini dikatain katarak. Bangke lo" semprot gue.
"Eh ap.."
Ucapan bang Alvin terpotong oleh ucapan papa.
"Kalian ini pagi pagi udah berantem aja. Papa pusing ngedengerinnya. Kamu ini Alvin sebagai kakak harusnya bisa jadi contoh adiknya"
"Wleee... Tuh bang dengerin" ledek gue.
"Kamu juga Olly. Gak habis habisnya godain abang. Kan kamu tahu sendiri abangmu itu kalo kamu godain kayak mak mak rempong" seketika semua orang di meja makan tertawa karena ucapan papa.
"Udah-udah.. Ayo segera makan" lerai mama.
"Bang nani emein ue e mall ya" pinta gue ke bang Al.
KAMU SEDANG MEMBACA
OLLYNDA
Teen FictionKETIKA luka yang hadir, tak kunjung reda dan kian menggunung seiring bergantinya Detik, detik ke Menit, menit ke Jam, hingga jam berganti ke Hari. Membuat rasa lara, dan luka terus membekas di dada dengan liarnya. Dan pada AKHIRNYA, pelarianlah yan...