Pagi ini, Senin. Di kediaman Nevada suasananya tampak baru. Karena ada kebahagiaan datang mengisi kehidupan di mansion megah tersebut.
Seperti pagi ini. Semua orang sedang sarapan bersama di meja makan. Dengan sesekali canda tawa yang dilontarkan oleh anggota keluarga.
"Gue ada pertanyaan. Buah-buah apa yang bikin monyet penasaran?" tanya Aksa pada keluarganya.
"Pisang?" jawab Arga dan Alvin kompak.
"Salaahh... Hayuk coba tebak lagi"
"Kalo nggak pisang emangnya apa?" kata mama.
"Kamu ini Aksa pagi-pagi udah tebak-tebak an aja" ucap papa seraya geleng-geleng kepala.
"Olly, lo gak coba jawab?" tanya Aksa pada Olly yang sedari tadi malah makan dengan lahapnya.
"Basi. Gue udah tau jawabannya"
Jleb. Bagai tersambar petir hati Aksa karena kata kata ketus dari Olly.
"Aduh sakit hati dedeq... Kenapa engkau sangat jahad wahai Ollynda. Huhuuhuu" Aksa semakin mendramatis keadaan.
"Jijiq gue. Alay ah lo" jawab Alvin.
"Udah cepetan apa jawabannya?" tanya Arga karena tak sabar dengan apa jawabannya.
"Jawabaannyaaaaa..." Aksa menjeda ucapannya. Dan membuat Arga semakin penasaran.
"Jawabannyaaa... Semangka" ucap Aksa selanjutnya.
"Lah kok semangka?" tanya Arga bingung.
"Ya bisa lah. Tuh buktinya monyetnya penasaran. Ha ha ha ha" jawab Aksa sambil memegangi perutnya karena berhasil mengerjai Arga.
"Huuu" kompak seluruh orang, terkecuali Olly. Karena memang sedari tadi Olly udah tau jawabannya.
"Sialan lo. Lo kira gue monyet orang ganteng kayak gue tuh yang ada kayak pangeran" jawab Arga tak terima dengan melempari Aksa dengan sendok dan garpunya.
"Udah-udah kalian ini. Cepat siap-siap gih, nanti keburu terlambat." kata mama mengingatkan.
"Iya mama" jawab Alvin, si Kembar dan Olly kompak.
"Nah gitu dong kompak. Oh iya Olly, kamu nanti di Clarai International High School jangan nakal-nakal. Terus kalo ada yang jahatin bilang ke Alvin dan si Kembar atau nggak langsung lapor ke papa ya.." nasehat papa kepada Olly.
"Olly udah besar pa. Olly udah mandiri." jawab Olly sambil menaiki tangga menuju kamarnya untuk mengambil tasnya.
Olly'Pov On
'Dikiranya gue masih kecil gitu yaa...' gumam gue sambil mengamati diri gue sendiri di depan cermin.
Sekarang gue memakai seragam kebanggaan 'CIHS'. Karena ini hari senin jadi setiap siswanya memakai jas bewarna navy dan rok atau celananya bewarna mocca muda. Tapi gue memilih beda. Gue menggunakan atasan kaos berbahan sweater bewarna hitam hanya sebatas lengan, dan rok mocca muda. Dan gue hanya memakai tas ransel kecil Branded ternama apalagi kalau bukan Gucci, itupun isinya hanya satu buku dan satu bolpoin.
Setelah itu gue menuruni tangga untuk berangkat sekolah.
"Kuy Ol, berangkat bareng gue" ajak bang Alvin. Dan gue jawab gelengan.
"Lo masih marah ya soal kemarin? Maapin abang donk Oll.." pinta bang Alvin memelas.
"Apasih enggak Mobil gue udah di garasi" jawab gue sekenanya.
"Ohh... Gitu. Yaudah yuk kita berangkat" kata bang Alvin seraya mencium pungggung tangan papa dan mama.
"Sekolah yang rajin ya prince dan princess mama" ucap mama.
KAMU SEDANG MEMBACA
OLLYNDA
Teen FictionKETIKA luka yang hadir, tak kunjung reda dan kian menggunung seiring bergantinya Detik, detik ke Menit, menit ke Jam, hingga jam berganti ke Hari. Membuat rasa lara, dan luka terus membekas di dada dengan liarnya. Dan pada AKHIRNYA, pelarianlah yan...