Praktek

32 19 9
                                    

Halo balik lagi nih sama aku hehe. Sebelumnya aku mau berterima kasih banyak buat yang udah luangin waktunya membaca cerita aku.

Terima kasih juga buat yang udah kasih voment and krisarnya. Karena itu merupakan hal yang penting buat aku, dan kelanjutan cerita ini.

Ya udah. Yuk baca ceritanya.

🌻🌻🌻

Pagi ini tidak seperti pagi biasanya. Azelyn menunggu Keano di depan apartemennya, rencananya mereka akan berangkat bersama. Sebab, mang Ujang yang biasanya mengantarkan Azelyn. Kini meminta cuti karena istrinya baru saja melahirkan.

"Selamat pagi El!" sapa Keano di atas sepedanya, Azelyn segera bangkit dari duduknya.

"Pagi No!" Azelyn membalas sapaan Keano. Sambil menaiki sepeda tersebut.

"Siap?"

"Lets Go!"

Di perjalanan menuju sekolah, sesekali Azelyn dibuat tertawa oleh ulah Keano. Mereka bahkan membicarakan hal hal yang tidak penting untuk dibahas, seperti mengapa bundanya selalu marah, Keano yang nakal sewaktu kecil. Dan lain sebagainya, walau hanya selalu berputar tentang Keano.

"Sekarang El dong yang cerita tentang El dan keluarga!" ujar Keano bersemangat.
Azelyn membungkam. Senyumnya memudar perlahan lahan, tatapannya sendu.

Keano seperti merasa ada sesuatu yang janggal. Keano mengingat kejadian malam saat ia bertemu dengan ayah Azelyn.

"Salah ngomong ya? Maaf ya El!" ujar Keano merasa bersalah.

"Udah sampai, yuk turun!" ujar Azelyn mengalihkan pembicaraan. Keano mengangguk. ia tak akan memaksa Azelyn untuk bercerita, Keano yakin suatu hari nanti Azelyn akan lebih terbuka padanya.

Bisik bisik mulai terdengar saat Keano dan Azelyn saling bergandeng tangan di koridor kelas. Tatapan tajam tertuju ke arah Azelyn.  Ia sepertinya tau mengapa siswi siswi disini saling berbisik. Sangat jelas terdengar.

"Azelyn itu. Selama ini jago juga aktingnya, sok sok an nolak cowok cowok. Eh pas ketemu Keano yang gantengnya kebangetan, dia langsung mepet,"

"Iya sih cantik, tapi kalau terlalu agresif sama cowok. Kesannya agak gimana gitu,"

"Kesan dinginnya hilang ya, gak segan segan dia nunjukin perhatiannya sama Keano,"

"Najis! Tuh cewek mentang mentang cantik. Ambil gebetan gue! Kemarin Zikry, sekarang Keano!"

Azelyn menatap tajam ke arah semua siswi yang membicarakannya.
Ia melipat tangannya di depan dada. Terlihat tak sedikitpun takut.

"Sirik tanda tak mampu, kasian banget ya kalian. Cuma bisa sekedar mengagumi tanpa bisa dilihat balik sama orang yang kalian suka, GAK KAYA GUE." sombong Azelyn seraya tersenyum meremehkan.
Membuat beberapa siswi tersebut semakin geram.

"Eh lo Azel! Jangan sok kecakepan deh mentang mentang banyak cowok yang naksir sama lo!"

"Hellow! Lu sadar diri aja ya, gue emang cantik. Wajarlah di rebutin cowok cowok. Gak kaya lo! bibir kaya disiram saus cabe aja belagu." ujar Azelyn pedas.

"El. Udah, gak usah ditanggepin."

Keano berusaha menenangkan Azelyn. Seraya mencubit hidung Azelyn. Membuat para siswi yang melihat dibuat iri.

"Kalau lo tanggepin. Sama aja kaya mereka,"

"Tapi No. Mulut gue gatel kalau gak bales mulut mereka yang so tau itu!" tunjuk Azelyn pada wajah mereka satu satu.

"Udah ya, sabar. Gak boleh marah! Ok."

Azelyn mengangguk, seraya mengeratkan lengan kanannya, di pinggang Keano.

Kau, aku dan kenanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang