Hai readers! Balik lagi sama ceritanya Kiara nih hehe. Makasih mau baca cerita absurdku ini! Jangan lupa tinggalin jejak ya 😚
"Lo mau ngapain? Mau nyerang kita? Udah ambil aja tasnya! Gue udah gak butuh!" seru Queen waswas.
Rupanya dia takut sama wajah garangku dan karena aku udah masang sikap kuda-kuda begini hehe.
Aku meraih tas Gista sambil tetap mengawasi mereka, kalo-kalo mereka mendadak menyerbuku.
Tapi rupanya tidak. Mereka tetap diam di tempat sambil menatapku ngeri.
Baguslah, tas Gista sudah ada di tanganku dengan aman. Dan aku gak mau berada lama-lama sama mereka, jadi aku langsung melesat pergi ke kantin dimana Gista menungguku.
"Gis!" seruku sambil mengacungkan tasnya.
Kulihat wajah Gista langsung cerah setelah seharian ini murung.
"Wah! Gimana lo bisa dapet, Ra? Hebat banget lo! Makasih yaaa!" Gista sampai memelukku erat saking senangnya.
"Periksa dulu apa ada barang yang ilang ato engga," usulku.
Gista bergegas membuka tasnya.
"Gak ada, Ra. Semua masih lengkap! Mereka gak ngambil apa-apa. Untunglah gue nyimpen uang jajan gue di saku kemeja. Jadi gak bakal diambil sama mereka hehehe." Gista tersenyum bahagia.
"Bagus deh, lain kali lo dateng bareng gue aja. Lagian kan rumah kita searah, besok gue jemput lo. Gak ada penolakan," ujarku final.
Gista mengangguk senang.
Yah, mungkin Gista akan menganggapku sebagai pelindungnya daripada temannya. Tapi gapapa, aku senang bisa ngelindungin orang lain.
♤♤♤
Author POV
Tin tin!
"GISTA BURUAN!" seru Kiara di depan rumah Gista.
"Dek, kalo mau jemput orang yang sopan! Masa teriak-teriak gitu," tegur Keenan yang kebetulan membawa mobil dan bisa mengantar Kiara.
"Hehehe, maaf bang. Iya deh, Kia turun dulu. Jangan ditinggal gue!" ancam Kiara yang membuat Keenan tersenyum kecut.
Tok tok tok..
"Eh siapa ya? Mau cari siapa?" Tanya seorang wanita paruh baya yang membukakan pintu.
"Pagi, Tante. Saya Kiara temennya Gista. Udah janjian kok mau berangkat bareng hehe," jelas Kiara kikuk.
"Oh, ini Nak Kiara toh. Masuk dulu atuh Nak. Gistanya masih siap-siap," ajak wanita itu.
"Ah gausah, Tan ngerepotin aja hehe," Kiara tertawa canggung.
"Daripada kamu pegel bediri di luar mending duduk di dalem," bujuk ibu Gista.
Kiara akhirnya mengalah dan masuk ke dalam rumah.
"Maaf ya, Nak. Rumah Tante seadanya aja ini," ujar ibu Gista merasa tak enak.
"Eh, gapapa lagian, Tan. Rumahku juga sederhana kok, bukan rumah mewah," jelas Kiara.
Ibu Gista hanya tersenyum, kemudian pamit untuk melanjutkan pekerjaannya di dapur.
"Oi! Sori lama nih, gue abis nyari dasi," Gista menepuk pundak Kiara yang sedang bermain ponsel.
"Eh, udah kelar lo. Yaudah ayok, abang gue udah nungguin kasian," ajak Kiara yang langsung diikuti Gista.
"Eh iya! Lupa gak pamitan sama ibu!" seru Gista heboh.
Kemudian, mereka berdua kembali masuk ke dalam rumah Gista untuk berpamitan pada ibu Gista.
"Lama amat sih lo berdua!" ketus Keenan.
"Ya sori, bang. Gista tadi nyari dasinya, trus saking buru-buru gak pamit ke ibunya," jelas Kiara.
Gista hanya mengukir senyum malu.
"Yodah buruan jalan, Bang! Telat ntar lo ngomel ke gue!" Kiara menepuk pundak Keenan.
"Iya-iya bawelll," ujar Keenan meledek adiknya, sebelum akhirnya melajukan mobilnya menuju sekolah Kiara.
♤♤♤
KAMU SEDANG MEMBACA
Just An Ordinary Girl
RomantikKiara Arabella, seorang gadis yang merasa dirinya biasa-biasa saja. Gak terlalu cantik, gak terlalu pintar, gak terlalu kaya. Ah, semua serba biasa. Kiara juga tidak punya sahabat dekat. Kisah hidupnya berubah ketika Kiara masuk ke SMA. Kiara mulai...