Keputusan yang akan Mengubah Hidupku

4 1 2
                                    

Hei readers! Balik lagi sama aku di cerita ini. Selamat membaca! Jangan lupa tinggalkan jejak😚

Setelah sekitar 1 bulan lebih aku skincare-an. Jujur, hasilnya keliatan banget sih. Soalnya, tadinya kan kulitku gelap gitu, sekarang jadi lebih cerah. Aku berterimakasih banget sama Bella, kalo gak ada dia, mungkin aku bakal tetap kayak upik abu.

"Kiaraaaa!"

Nah, si bawel pahlawan skincare aku dateng.

"Kenapa, Bell?" tanyaku setelah aku melihat Bella mendekat padaku.

"Wih, gila lo jadi kinclong banget! Mana mulus banget pula! Anti jerawat-jerawat club, ya gak?" goda Bella sambil menoel-noel pipiku.

Aku hanya terkekeh melihat betapa lebaynya sahabatku ini.

"Kalo gak ada lo juga gue gak bakal jadi begini, Bella. Makasih ya," ujarku tulus.

Bella mengangguk penuh semangat.

"Ini demi gue liat sahabat gue pacaran sama cogan sekolah! Pokoknya lo harus dapetin perhatian dia, setau gue lumayan gampang kok!" ujar Bella menggebu-gebu.

Aku menatapnya dengan penuh minat.

"Lo gausah jadi kayak si Jasmine lah yang tiap hari dandan menor demi dapetin perhatian si cogan sekolah itu. Cukup lo dandan natural dan lo duduk manis di perpus. Dia suka banget baca buku loh!" seru Bella bersemangat.

Aku mengangakan mulutku tanpa disadari.

Ternyata, cara mendapatkan hatinya gak sesulit yang kubayangkan. Kupikir dia bakal tertarik sama tipe-tipe cewek yang kayak Jasmine. FYI, Jasmine itu bisa aku ibaratkan kayak Queen yang di sekolah lamaku dulu. Tapi setidaknya Jasmine gak pilih-pilih temen dan dia gak suka ngebully anak-anak lain.

Aku sebenarnya berhubungan cukup baik dengan Jasmine dan tidak ada masalah yang berarti dengannya. Tapi, kalo aku berhasil mendapatkan hati pria tampan itu, apakah Jasmine bakal memusuhiku? Kegelisahanku ini sepertinya terlihat oleh Bella, karena akhirnya dia menepuk kepalaku pelan.

"Kenapa lo? Kepikiran apalagi? Ayo udah tinggal besok lo ke perpus dan duduk manis disana baca buku," ujar Bella penasaran.

Aku menimbang-nimbang apa aku harus cerita sama Bella atau nggak.

"Ayoo cerita aja kali, Ra. Kayak sama siapa aja sih," tegur Bella dengan muka berharapnya.

Akhirnya aku memutuskan untuk menceritakan masalah yang aku pikirkan sejak tadi.

Bella yang mendengar itu langsung tertawa terbahak-bahak.

"Kenapa lo ketawa, Bellaa??" tanyaku gemas.

"Jadi muka lo daritadi ditekuk cuma gara-gara mikirin Jasmine bakal musuhin lo apa kaga?" Bella mengucapkan kata-kata itu sambil tertawa lagi.

"Haduh, Ra. Gausah dipikirin dehh, Jasmine tuh sepupu gue, asal lo tau. Jadi ya tenang aja, lagian si Jasmine tuh bilang kalo dia sebenernya udah punya cowok di Amerika sana, jadi ya dia gak ngejar-ngejar banget si cowok baru itu, tenang aja deh lo, Ra. Gabakal musuhan kok," jelas Bella panjang lebar.

Aku yang mendengar itu terbelalak kaget karna beneran gak nyangka kalo Bella sama Jasmine itu sepupuan!

"Yaudah, Bell. Gue bakal duduk besok di perpus, doain gue ya hehehehehe," ujarku penuh semangat.

Bella tersenyum bahagia kemudian menepuk pundakku dengan semangat saat mendengar keputusan bulatku itu.

♤♤♤

Hai guys! Maaf nih aku abis hiatus hehe, semoga kalian tetep suka dan mau baca ya 🙏😊

Just An Ordinary GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang