Insiden Tas Gista

19 6 3
                                    

Hai readers! Ketemu lagi sama Kiara hehe. Makasi ya udah mau baca ceritaku ini. Jangan lupa tinggalkan jejak ya 😚

"Kiara! Ra! Berenti napa?!" Seruan seseorang menghentikan langkahku.

"Eh, kenapa Gis? Sori loh gue gak denger tadi," ujarku merasa bersalah.

"Yaudah gapapa, gue minta tolong sama lo, ini penting banget!" pinta Gista, salah satu teman yang cukup dekat denganku. Tapi tidak cukup dekat untuk disebut sahabat.

"Kenapa?" tanyaku.

"Tas gue diambil Queen, Ra!"

Ucapan Gista membuatku tersentak.

"Kok bisa?!" tanyaku penasaran.

"Tadi waktu gue mau jalan ke kantin buat beli sarapan, tiba-tiba Queen dateng sama dayang-dayangnya terus mereka malakkin gue. Gue udah bilang gak bawa duit lebih. Eh, mereka maksa dan akhirnya narik paksa tas gue! Huhuhu, tas gue, Ra!" Gista tiba-tiba terisak.

Asal kalian tau, tas itu berharga banget buat Gista. Ya, tas itu peninggalan almarhum ayahnya.

"Ra, tolongin gue! Huhuhu." Tangis Gista semakin kencang.

Aku segera menenangkan Gista sebelum kami menjadi pusat perhatian.

"Gis, gue bakal coba ambil tas lo dari Queen. Pasti gak mudah, soalnya lo tau sendiri kan Queen kayak apa? Jadi gue mohon lo sabar. Gue pasti dapet," ujarku berusaha menenangkan Gista.

"Bener ya, Ra! Lo tau kan tas itu berharga banget buat gue? Plis, Ra. Gue serahin semua ke lo!" Gista memohon sambil memelukku erat.

Aku mengangguk pelan. Sejujurnya, akupun gak berani menghadapi Queen. Yah, dari namanya aja kalian udah bisa nebak kalo Queen adalah primadona sekolah.

Gimanapun juga di SMP ini cuma Gista yang baik dan mau temenan sama aku. Jadi aku harus bisa ngebalikin tasnya Gista.

♤♤♤

Sepulang sekolah, aku bergegas menuju kelas Queen yang kebetulan cuma beda 2 kelas dari kelasku.

Sebelum masuk kelas, aku mendengar suara-suara di dalam.

"Hahaha! Emang enak jadi orang miskin? Sampe tas murahan begini aja dipertahanin! Kalo gue sih besok beli lagi tas baru!" Queen mengejek tas Gista yang dirampasnya.

"Iya, Queen! Masa tas murahan begini dia pake ke sekolah sih? Baju kucing gue aja lebih mahal kali daripada tas ini!" timpal salah satu dayang Queen yang aku gak tau namanya.

Aku masih berusaha menahan emosiku yang sudah mulai bergejolak. Jujur, aku gak terima Gista dihina-hina begini. Tunggu sebentar lagi, dan kalian akan habis!

"Queen, enaknya tas ini kita apain ya?" tanya salah satu dayangnya yang lain.

"Ya dibuang lah! Atau dibakar gitu!" Queen kembali tertawa senang.

Oke, sudah cukup. Aku akan merampas kembali tas Gista sebelum menjadi abu.

Brak!

Aku menggebrak meja dengan kasar.

Hey, meski aku biasa-biasa aja, papaku pernah menyuruh aku les taekwondo loh. Sekarang saatnya aku menerapkan ilmu taekwondoku!

"Cih, temennya si Gista dateng tuh!" Queen berdecih.

"Mau apa lo ke sini?" tanya salah satu dayangnya, yang ternyata bernama Salsabila.

Aku masih diam berusaha mengontrol emosiku agar kelas ini tidak hancur.

"Heh, lo punya mulut digunain, bego! Jangan diem aja!" Dayang Queen yang lain, Cantika, ikut maju menantangku.

"Balikin tas Gista," ucapku dingin.

"Wow, Queen. Dia minta tas murahan itu dibalikin!" seru Salsabila meremehkanku.

Oh ya, sekedar info aja. Sekolah SMPku ini milik pamanku. Jadi gak terlalu masalah kalo aku bikin ulah sekali-kali. Hehe.

"Gak semudah itu, sayang." Kini giliran Queen yang langsung menghadapiku.

"Lo mau apa dengan tas Gista? Bukannya lo udah punya tas yang lebih mahal? Kok lo mau sih nyentuh barang murahan kayak gitu? Gue kira lo terlalu tinggi buat nyentuh barang murahan kayak gitu," ketusku.

Queen terbelalak sejenak mendengar kata-kataku yang begitu berani.

"Kenapa kaget, Queen? Selama ini gak ada yang berani nentang lo hm? Well, kalo gitu, izinkan gue jadi yang pertama," tantangku berani.

Queen dan teman-temannya tersentak mendengar perkataanku barusan.

"Oke. Kalo itu mau lo, ambil tas ini." Queen mengangkat tas Gista dan melemparkannya ke dekat kakiku.

Aku tidak langsung mengambil tas Gista, karena takut dijebak. Mereka kan licik.

Aku mulai memasang kuda-kuda dan menatap mereka tajam.

♤♤♤

Just An Ordinary GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang