Hai readers! Balik lagi di lapak ini hehe. Jangan lupa tinggalin jejak ya😚
Selamat pagi, dunia!
Kalian nanya tumben aku ceria banget? Hehe. Jelas lah hari ini kan hari pertama masuk sekolah di SMA.
Akhirnya aku resmi jadi siswi SMA, gais!!!
Aku siap banget memasuki SMA, yang kata orang masa paling indah di sepanjang hidup.
"Kia! Bangun! Hari ini kan hari pertama kamu masuk sekolah! Jangan telat!" teriakan mama terdengar di luar kamarku.
"Iya, Ma! Sabar! Aku lagi pake seragam!" balasku berteriak juga.
Tak lama setelah adegan teriak-teriakan di pagi hari, aku turun ke ruang makan.
"PAGI PAPA, MAMA, ABANG!!" seruku ketika aku sampai di anak tangga terakhir.
"Yaampun dek. Tumbenan amat lo teriak-teriak," ujar bang Keenan heran.
"Lagi seneng dia tuh, Bang. Biarin aja," goda papa.
"Iya biarin aja, siapa tau kan nanti dia dapet cowok di sekolah barunya," mama ikut-ikutan meledekku.
Aku mencebik kesal.
"Udah-udah sarapan. Nanti kalian telat," papa menengahi sesi ledek-meledek diriku yang malang ini.
Akhirnya, kami makan dalam keheningan.
-----
"Dek, baik-baik ya di sekolah. Gue yakin lo bakal punya temen baru dan sahabat disini. Percaya sama gue," bang Keenan memberikab wejangannya di sepanjang jalan.
Aku bergumam mengaminkan kata-kata abangku ini.
Jujur, aku deg-degan sendiri. Gimana kagak? Wong, aku murid baru tanpa kenalan satupun. Kecuali abang kesayanganku ini.
"Dek, udah sampe nih," tegur bang Keenan yang seketika membuyarkan lamunanku.
Aku melongo melihat sekolahku yang bagus banget. Ya maklum, semua pendaftaran Mama yang urus hehe. Jadi aku gak ikut-ikut ke sekolah ini.
"Masuk oi! Malah bengong," ujar bang Keenan sambil menepuk kepalaku pelan.
Aku berjalan mengikuti bang Keenan yang sudah berjalan melewati gerbang.
"Semangat MOS-nya, dek. Gue ke kelas dulu," bisik bang Keenan sambil menepuk pelan pipiku.
Aku hanya diam mematung di tempat sepeninggal bang Keenan sambil memperhatikan siswa-siswi yang berkeliaran di pagi hari yang indah ini.
"Hai! Boleh kenalan gak?" sapaan seseorang mengejutkanku.
Aku mengangguk dengan gugup.
"Namaku Bella Catharina. Panggil aja Bella. Kamu?" tanya anak yang menyapaku. Bisa dipastikan dia sama-sama murid baru sepertiku.
"Namaku Kiara Arabella. Panggil aja Rara hehe," ujarku canggung.
Bella mengangguk antusias kemudian menyeretku masuk menuju lapangan.
Di sepanjang jalan menuju lapangan, kami saling bertukar informasi. Kayak asal sekolah, kenapa masuk ke SMA Nusantara ini, dan masih banyak lagi.
Ternyata Bella anaknya asik, gak sombong dan supel banget. Langsung klop sama aku yang agak pendiem ini. Aku jadi tau kalo dia sebenernya anak orang kaya. Bapaknya salah satu donatur di sekolah ini, makanya doi lanjut dari SMP Nusantara ke SMA yang 1 yayasan sama SMP-nya.
Buat ukuran anak donatur sekolah, Bella ramah banget. Gak kayak di cerita-cerita wattpad, yang kalo anak donatur malah seenak jidatnya nindas anak-anak lain. Bellaa berhasil merubah imej jelekku tentang anak-anak donatur sekolah.
"Ra, mau makan apa?" tanya Bella.
"Ehm, samain sama kamu aja deh, Bella," aku terkekeh canggung.
Bella mengangguk sambil tersenyum kemudian pergi menerobos kerumunan di kantin.
Aku duduk sambil bengong. Hari pertama MOS-ku gak terlalu buruk. Udah gak ada lagi yang namanya siswa baru ditindas sama seniornya yang jadi OSIS.
"Nih, Ra. Kamu wajib coba, ramen ala-ala kantin sekolah kita!" seru Bella mengejutkanku.
Aku tertawa melihatnya yang ekspresif banget kalo lagi ngejelasin sesuatu.
"Kamu betah sekolah di sini, Bel?" tanyaku penasaran.
Bella mengangguk.
"Anak-anaknya gimana?" tanyaku lagi.
"Baik kok. Kamu gausah khawatir sekolah ini bakal jadi neraka buat kamu. Di sini gak ada yang namanya "sistem kasta", jadi tenang aja. Gak bakal ada adegan kamu disiram pake air comberan," canda Bella yang aku tanggapi dengan tawa.
Yah, semoga aja apa yang Bella bilang bener-bener terjadi.
♤♤♤
![](https://img.wattpad.com/cover/222177445-288-k708436.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Just An Ordinary Girl
RomansaKiara Arabella, seorang gadis yang merasa dirinya biasa-biasa saja. Gak terlalu cantik, gak terlalu pintar, gak terlalu kaya. Ah, semua serba biasa. Kiara juga tidak punya sahabat dekat. Kisah hidupnya berubah ketika Kiara masuk ke SMA. Kiara mulai...