Saat ini Rosè menatap jengah dua bocah didepannya. Sudah malem begini kedua bocah itu datang dengan beberapa temannya. Mengesalkan memang. Tapi apa boleh buat. Ini bukan kamar miliknya saja. Tapi milik kedua bocah sialan itu juga.
Mencoba berbagai cara agar dirinya bisa tertidur pun sudah dilakukan, tetap saja tidak bisa. Yeonjun dan Soobin adalah satu hal yang paling menyebalkan menurutnya.
Lihatlah bagaimana saat Yeonjun memangku seorang wanita dengan pakaian super minim itu. Melihatnya saja Rosè ingin muntah.
"Yeonjun, dia siapa?" tanya salah satu temannya.
"Jisung, kau tak perlu tau siapa dia. Abaikan saja" ucap Yeonjun dengan santai. Temannya yang bernama Jisung itu hanya manggut-manggut.
Ingin sekali Rosè berteriak jika dia terganggu. Sangat. Tapi apalah daya dirinya yang hanya seorang jomblo.
"Maaf aku terlambat...." ucap seseorang yang baru datang. Atensi Rosè jadi teralihkan. Dia merasakan familiar dengan suara ini.
"Jeno?"
Orang itu, Jeno. Menoleh kearah Rosè dan memasang muka terkejutnya.
"Rosè noona? Kau... Maksudku, bagaimana kau bisa ada disini?"
"Aku tinggal disini"
"Bukannya kau tinggal bersama Lisa noona?"
"Yah itu dulu"
"Ekhemm.... Apakah aku mengganggu pembicaraan kalian?" potong Soobin.
"Sangat" tekan Rosè.
Soobin terkekeh, "Jika kau merasa terganggu, kenapa tidak mencoba bicara diluar sambil mencari angin? Berdua?" lalu dia menampilkan smirk andalannya.
"Tidak, yang aku butuhkan adalah istirahat. Bukannya keluar dan mencari angin. Tuan Jeon Soobin"
Soobin menggertakan giginya, merasa kesal dengan gadis itu.
"Jeno, aku mengundangmu untuk bersenang-senang. Bukan untuk berbicara dengannya" ucap Yeonjun dingin. Bahkan Rosè sendiri sedikit takut mendengar suaranya itu.
Jeno mengangguk, "Bolehkah dia yang ku ajak bersenang-senang?" tanyanya dengan seringai terpampang diwajah tampannya.
Rosè bergidik ngeri melihatnya. Baru saja ingin turun dari ranjang dan melangkah. Suara dingin Yeonjun lagi-lagi menyapa indra pendengarannya.
"Mau kemana kau?"
Rosè menoleh dan tersenyum gugup, dia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Eeumm.... A-aku ingin ke toilet. Yah, toilet hehee" Rosè harap Yeonjun tak menaruh curiga padanya.
"Langkahmu itu salah nona" lagi dan lagi Rosè harus melihat senyum menakutkan yang Yeonjun punya.
"Maafkan aku, sepertinya aku salah ambil langkah. Kalau begitu aku permisi sebentar" berjalan pelan menuju kamar mandi. Rasanya sangat gugup saat melewati kerumunan itu.
Ditambah Yeonjun yang terus menatapnya tajam. Oh ayolah, siapa saja, tolong bantu Rosè dari penjara ini.
Dia segera menutup pintu dan menguncinya dari dalam. Seandainya dikamar mandi ini terdapat jendela. Sudah pasti dia bisa kabur.
"Sial, kenapa harus Jeno?"
Sumpah demi apapun, Jeno juga orang yang sangat dihindari olehnya.
Entah salah apa dirinya hingga bisa ada didalam lingkup hidup orang-orang yang dia hindari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Sitter Park||HIATUS||
ActionApa jadinya ketika seorang Park Rosèannè sang primadona di jurusannya menjadi seorang Baby Sitter? Dan lagi yang dia rawat bukan bayi kecil tetapi bayi besar? (Mohon maaf, cerita ini mengandung unsur kekerasan, pelecehan, konflik, non baku) ®©