Kini Rosè berada di sebuah sekolah SMA ternama di Busan. Lalu matanya memicing ketika melihat Soobin yang tak mau melewati gerbang.
"Kau kenapa tak masuk?"
"Cih, sudah kukatakan jika aku tak ingin sekolah saat ini"
"Tidak boleh bolos lagi, ingat itu!" Rosè manarik lengan Soobin dengan sekuat tenaga.
Karena tarikan pada gadis ini begitu kuat, akhirnya Soobin pasrah. Dia memasuki sekolahnya tanpa seragam. Tapi dengan sebuah kemeja dengan setelan jas ala orang kantor.
Sebenarnya dia malu, banyak murid perempuan yang terus memujinya. Tapi dia tetap memasang tampang datarnya, sama seperti Yeonjun.
Rosè membawa Soobin menuju kelasnya. Saat gadis itu membuka pintu kelasnya, keadaan langsung sunyi. Semua orang yang ada dikelas menatap kearah luar pintu.
Yah, mereka menatap kearah Soobin dan Rosè. Tanpa menghiraukan tatapan itu, Rosè terus menarik lengan Soobin.
"Dimana kau duduk?" Soobin merotasikan matanya, lalu jarinya menunjuk kearah kerumunan murid perempuan.
Langsung saja, Rosè menarik kembali lengan Soobin menuju tempat duduk bocah itu tanpa merasa malu ataupun tertekan karena tatapan tajam dari murid perempuan yang ada disana.
Rosè menyuruh Soobin agar duduk lalu menyerahkan tas milik Soobin.
"Cih, memalukan" gumam Soobin.
"Jika aku mengetahui kau bolos, jangan harap dapat makan malam hari ini" ucap Rosè penuh penakan.
"Uangku banyak, tak perlu makananmu aku juga bisa membelinya diluar"
Ingin sekali Rosè menampol wajah bocah sialan ini. Tapi dia masih ingat, jika dirinya sedang tidak berada di zona aman. Karena tatapan tatapan tajam itu hampir saja membuatnya mati rasa.
"Jeon Soobin, kau ini mengingatkanku pada seseorang. Sungguh menyebalkan!" gerutu gadis itu.
"Jangan samakan aku dengan orang lain, sudah jelas orang itu tak sama denganku"
"Tapi perilakumu sungguh mirip sepertinya, apalagi Yeonjun. Bahkan marga kalian pun mirip"
Kini pandangan Soobin beralih pada gadis mungil bertubuh sedang itu.
"Siapa namanya?" tanyanya.
Rosè terdiam dan menatap kosong mata Soobin, "Jeon Jungkook...." gumamnya tanpa sadar.
Mata Soobin memancarkan keterkejutan, bagaimana gadis itu tau nama ayahnya? Apakah orang yang dimaksud gadis ini adalah ayahnya?
"Kau–"
"JEON SOOBIN!!!" teriak seseorang.
Ucapan Soobin pun harus terpotong karena suara cempreng dari seorang gadis yang berlari dari pintu kelas kearahnya.
Lalu Soobin menatap gadis itu datar, bisa-bisanya dia memotong ucapannya.
Sedangkan Rosè terus memperhatikan murid itu dari atas sampai bawah.
"Kau siapanya Soobin?" tanyanya. Gadis itu pun menoleh, "Harusnya aku yang bertanya seperti itu, kau siapanya Sooobin huh?!" lontar gadis itu dengan pandangan emosi.
Rosè menghela nafas pelan, "Aku hanya temannya, tak perlu khawatir, okay?" lalu dia mulai berjalan meninggalkan kelas itu dan meninggalkan banyak pertanyaan dikepala Soobin.
Saat berada di lorong sekolah, Rosè terus saja menjadi bahan sorotan sekolah itu. Dirinya semakin tak nyaman saat ada salah satu murid yang mengatakan dirinya adalah selingkuhan Soobin yang dicampakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Sitter Park||HIATUS||
AzioneApa jadinya ketika seorang Park Rosèannè sang primadona di jurusannya menjadi seorang Baby Sitter? Dan lagi yang dia rawat bukan bayi kecil tetapi bayi besar? (Mohon maaf, cerita ini mengandung unsur kekerasan, pelecehan, konflik, non baku) ®©