1.

685 44 5
                                    

Hari ini adalah hari yang indah bagi semua pelajar di Universitas Busan karena hari ini mereka mengadakan pesta kedatang kepala dekan baru yang pastinya tidak diadakan setiap hari. Tapi tidak bagi salah satu siswi ini, dia berjalan melewati lorong kampus dengan wajah yang ditekuk.

Mulutnya terus mengucapkan sumpah serapah entah itu untuk siapa. Lalu dia menghentikan langkahnya saat sudah sampai didepan pintu jurusannya. Lalu membukanya secara perlahan.

Krieett...

Semua orang yang ada didalam mengalihkan pandangannya. Gadis itu tetap tidak menghiraukannya dan terus berjalan menuju kursinya.

Dia menduduki kursinya lalu membaringkan kepalanya diatas meja. Sahabatnya pun yang melihat itu menjadi terheran-heran.

"Kamu kenapa sih hari ini?" tanya salah satu sahabat seembrionya yang bernama Lisa. Dia bingung dengan sahabatnya yang satu ini. Tumben mukanya ditekuk.

"Ini loh, aku pusing mikirin uang kuliah, Lis" ucapnya pelan.

Lisa mengerutkan dahinya "Bukannya kamu dapat beasiswa, ya?" bingungnya.

"Justru itu, Lis. Kita ganti kepala dekan kan, terus semua yang dapat beasiswa dicabut. Mau di survei ulang. Jadi untuk sementara beasiswa dicabut dulu. Nah aku bingung mau cari uang kemana"

"Tenang aja, nanti aku bantu"

"Gk mau, Lis. Aku udah sering ngerepotin kamu. Lagian juga biaya kuliah disini tuh gk murah"

"Rosè, kita sahabatan udah dari kecil. Kamu gk lupa itu kan?"

Rosè menghela nafas pelan, "Lisa, aku ini udah terlalu sering ngerepotin keluarga kamu. Bahkan aku numpang dirumah kamu aja udah bertahun-tahun. Dan aku gk mau lagi ngerepotin keluarga kamu" ucapnya dengan lembut.

Akhirnya Lisa pasrah, sahabatnya yang satu ini memang keras kepala. Tapi memang benar yang dikatakan Rosè. Biaya kuliah mereka itu tidaklah murah. Lagipula keluarganya memang sedang dalam masa krisis ekonomi.

"Tapi kamu gk boleh nolak permintaan aku yang satu ini ya? Aku bakal bantu cariin kamu kerjaan yang gajinya lumayan buat kebutuhan kamu" Ucap Lisa sambil tersenyum dan menggenggam tangan Rosè untuk meyakinkan gadis itu. Rosè hanya mengangguk pasrah, baginya Lisa seperti malaikat walau menyebalkan.

"Rosè, kita ke lapangan yuk. Aku lapar nih, disana kan banyak makanan gratis lagian aku mau lihat wajah kepala dekan baru. Pasti wajahnya seperti kakek kakek mesum" Ucap Lisa.

Ctakk....

Rosè menyentil kening Lisa hingga sang empu meringis kesakitan.

"Ck, kau ini kenapa menyentil jidatku?!" desis Lisa sambil mengusap-usap keningnya yang mulai memerah.

"Mulutmu itu sungguh menggemaskan. Ingin sekali aku menjahit mulutmu itu" Lisa hanya cengengesan tidak jelas mendengar jawaban Rosè.

Kini kelas jurusan mereka semakin sunyi, karena hanya tinggal mereka berdua yang masih dikelas. Sisanya pada turun kebawah untuk sekedar melihat wajah kepala sekolah baru ataupun memakan makanan yang tersedia.

Rosè pun mulai jengah, lihatlah. Sekarang dia mulai diabaikan Lisa yang sedang asik bermain video game. Dia pun bangkit dari kursinya dan berjalan menuju pintu. Mata Lisa kini mengekori arah jalan Rose.

"Ihh Rosè nyebelin! Ikut dong" Lisa segera beranjak dari duduknya dan langsung menyusul Rosè yang mulai berlari.

"Ishh, tuh anak kenapa coba? Pakai ninggalin segala!" gerutu Lisa yang mencoba berlari mengejar Rosè.

Baby Sitter Park||HIATUS||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang