Tampak jelas, jika seorang gadis berambut belonde dengan poni itu terus mondar-mandir sambil menggigiti kuku jarinya.
Raut wajahnya yang gelisah menandakan bahwa gadis itu sedang mengkhawatirkan seseorang.
Gadis itu Lisa, dia sedang menunggu kepulangan Rosè yang tak kunjung terlihat batang hidungnya.
"Nih bocah kemana, sih?! Ngeselin banget sumpah"
"Udah mau malem lagi"
"Lihat aja, kalo dia udah pulang. Gk bakal dikasih makan"
Gerutu Lisa sedari tadi.
"Lisa! Rosè sudah pulang belum?! Masuk nak sudah malam!!!" Teriak ibu Lisa dari dalam.
"Belum, ma! Paling bentar lagi juga pulang tuh anak. Mama kalo mau makan, duluan aja. Biar Rosè aku yang urus!!!" ucap Lisa sedikit berteriak.
Lalu ketika Lisa hendak menutup pintu rumah, Rosè sudah muncul dihadapannya dengan nafas yang tersenggal-senggal. Jangan lupakan keringat yang bercucuran.
"He kampret! Darimana aja, sih?! Tau gk kalo aku sama mama tuh udah nunggu kamu dari kapan tau! Cepat masuk, mama udah nunggu diruang makan noh. Dasar bocah kampret!" semprot Lisa. Rosè meringis mendengarnya.
"Aww.... Maaf, aku tadi abis cari kost-kostan. Maaf kalo udah bikin khawatir" Rosè menundukkan kepalanya. Sungguh dia sangat tidak enak hati melihat Lisa yang menunggunya sedari tadi.
"Ngapain cari kost-kostan? Rumah kamu kan disini, Rosèannè!"
Rosè menggeleng, "Ini rumah kamu, Lisa. Sudah saatnya aku meninggalkan tempat ini, aku gk mau terus-terusan ngerepotin keluarga kamu" ucapnya pelan.
"Tapi, kamu tuh sahabat aku. Itu udah jadi kewajiban aku menolong kamu"
Rosè tersenyum untuk meyakinkan sahabatnya yang satu ini.
"Maaf, tapi aku gk bisa terus-terusan ada disini dan tinggal disini"
Lisa menangis mendengar ucapan Rosè.
"Kok kamu gitu sama aku, Rose? Kalo kamu pergi, apa kita masih jadi sahabat hiks" isaknya.
Rosè memeluk Lisa yang dibalas pelukan erat oleh Lisa. Dia mengelus-elus lembut punggung gadis berponi itu. Memang menyakitkan, tak mudah untuk melepaskan semuanya. Tapi Rosè sungguh-sungguh tak bisa merepotkan Lisa lagi.
"Aku janji, kita masih sahabatan. Lagipula, kita kan masih satu kampus. Pasti bakal ketemu terus, kan?" ucap Rosè penuh keyakinan.
Lisa melepaskan pelukannya dan menghapus air matanya dan mengacungkan jari kelingking dan disatukan dengan jari kelingking Rosè.
"Janjimu ku pegang!"
"Hayu kekamar, bantu aku packing barang-barang"
"Gk mau makan dulu, Rosè?" Rosè menggeleng "Aku gk laper kok" ucapnya.
Lisa menghela nafas pelan, lalu ia membuntuti Rosè menuju kamar. Lisa membantu Rosè melipat semua pakaian gadis itu dan memasukannya kedalam koper. Lalu dia juga memasukkan beberapa figura foto yang berisi foto mereka berdua selama ini.
"Lisa..." panggil Rosè.
Yang dipanggil segera menghampiri.
"Ada yang bisa aku bantu lagi?"
Rosè menggeleng, "Tidak ada" lalu dia berjalan mendekati Lisa dan memeluk gadis itu erat, "Kumohon jaga dirimu baik-baik, jika kau rindu padaku. Kau bisa menemuiku dikostanku. Atau kita bisa saling menelepon" ucapnya lalu melepaskan pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Sitter Park||HIATUS||
حركة (أكشن)Apa jadinya ketika seorang Park Rosèannè sang primadona di jurusannya menjadi seorang Baby Sitter? Dan lagi yang dia rawat bukan bayi kecil tetapi bayi besar? (Mohon maaf, cerita ini mengandung unsur kekerasan, pelecehan, konflik, non baku) ®©