Rencana nya sih, selepas mata kuliah terakhir selesai hari ini, aku akan secepat mungkin ke perpustakaan, mencari buku untuk referensi tugas kelompok, lalu segera pulang dan mandi lantas tidur sampai pagi. Tapi benar kata orang kalau nasib hanya ada di tangan Tuhan.
Sedang semangat-semangat nya membereskan binder dan kertas yang berserakan setelah quiz dadakan yang diadakan salah satu dosenku tadi, nada dering ponselku sudah menjerit-jerit layak nya penagih hutang bank harian.
Aku mendumel kesal. Perasaanku sedikit nggak enak. Karena aku yakin sekali kalau ini bukanlah telepon dari Ayah maupun Ibu.
Dengan sedikit gemetar, aku meraih ponsel yang terselip di bagian bawah permukan tas dan membalik layar nya perlahan.
Dosen kampret calling.
Tuhkan!!!
Feeling orang yang akan teraniaya itu emang kuat banget, menyaingi radar emak-emak kalau tupperware nya hilang.
Inhale exhale berkali-kali, akhirnya kuputuskan untuk menggeser tombol hijau dan menempelkannya hati-hati pada kuping kananku.
"Sayang?"
Mataku berkedip berkali-kali. Ini kupingku yang salah, atau si dosen kaku itu yang salah sambung ya?
"Andrea?"
Nah kalau sudah menyebut namaku, aku yakin telepon nya tidak salah sambung.
"Iya Mas?"
"Pulang bareng ya? Jadwal Mas sudah selesai tiga puluh menit lalu."
"Apa?!" sumpah, aku tidak sengaja berteriak karena kaget bukan main. Teriakanku bahkan memancing raut sinis para gadis pemuja Arjuna garis keras yang kini tengah menjadikanku objek ghibah mereka.
Aku berdeham singkat dan kembali berbicara pada Arjuna, kali ini dengan berbisik. "A-Aku..masih ada urusan, Mas."
"Urusan apa? Sama siapa?"
Ya ampun, kecepatan cahaya saja kalah dengan kecepatan Arjuna kala menanyaiku dengan tajam seperti barusan. Aku mengelus dada perlahan.
"Aku mau ke perpustakaan sama Reno buat ngerja...."
"Batalin!"
"Hah?"
"Mas bilang batalin! Jangan ke perpus bareng Reno."
"Lho, nggak bisa gitu dong Mas. Tugasku ini tugas kelompok! Kalo aku nggak nyari materinya bareng-bareng, yang ada nanti keenakan si Reno tinggal terima beres doang!" aku benar-benar tarik urat buat permasalahan kali ini. Yang benar saja! Jadi maksudnya aku disuruh mikir dan nyari referensi nya sendiri, gitu?
"Buat tugasmu itu gampang. Kirim aja ke Mas, nanti malam biar Mas yang ngerjain. Besok pagi Mas jamin udah beres."
Aku terkesiap. Kalau aku cuma gadis yang ngejar gelar alih-alih ilmu, aku pasti dengan senang hati mengiyakan tawaran Arjuna. Tapi aku bukan orang semacam itu. Aku benar-benar ingin mencari dan menerapkan ilmu yang kudapatkan sebaik mungkin agar nanti nya kualitas kerjaku bukan hanya sekedar gelar belaka.
"Mas, nggak usah aneh-aneh deh. Aku mau nyari ilmu, bukan nyari nilai! Makasih tawarannya, tapi aku sama Reno masih bisa cari sendiri." ketusku sambil bergerak hendak menutup telepon. Tapi teriakan Mas Arjuna yang lumayan kencang seketika membuatku membeku.
"Nurut atau Mas akan samperin kamu sekarang! Mas nggak main-main, Andrea!"
Masih dengan menahan dongkol, aku menghentak-hentakkan kakiku dengan membabi buta, seolah yang kuinjak kali ini adalah wajah Arjuna.
"Mas, aku minta pengertian nya sedikit dong. Aku nggak bisa pasrahin gitu aja ke Reno. Aku juga nggak bisa kalo harus handle tugas ini sendirian. Materi nya banyak, Mas. Kalo nggak bagi-bagi tugas, mau seminggu baru bisa kelar." keluhku dengan suara serak, nyaris nangis karena kesal luar biasa. Namun aku tahu, kalau Arjuna itu nggak bisa dikasarin. Semakin dikasari, Arjuna akan semakin nekat nanti nya.
"Mas tunggu di parkiran khusus dosen. Hari ini Mas pake mobil rover warna putih."
Dan sambungan telepon itu di putus secara sepihak olehnya, yang berarti tidak ada lagi tawar menawar diantara kami. Tugasku akan diambil alih oleh si expert, dan aku, lagi-lagi, hanya bisa menahan kesal sekaligus lelah karena sikap nya yang selalu mau menang sendiri.
🍁🍁🍁🍁
Udah berbuka dears? Semoga jadi amal dan berkah ya puasa nya💕💕
Aku minta maaf sebesar-besarnya buat yang masih nunggu updatean nya the depth of love. Aku baru dapet 500 words, dan lagi-lagi stuck!😫 aku sampe stress, takut kalian kecewa karena nungguin up nya. Aku minta waktu sedikit lagi ya dear buat nerusin chapter 28. Maaf bikin nggak nyaman🙏25 April 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Epiphany
General FictionVERSI LENGKAP DALAM BENTUK PDF Sekelumit cerita tentang Andrea dan Arjuna, sepasang kekasih yang berbeda usia. "Tapi Pak, saya...." "Jangan mancing emosi Mas, Andrea! Pake aku-kamu!!"