Selamat menjalani puasa Minggu ke-2 !!!
Tetap semangat ya puasanyaaa***
Rio menghempaskan tubuhnya pada kasur yang berada di kamarnya. Ia menatap langit-langit kamar yang berwarna putih bersih. Pikirannya mulai menjadi liar kemana-mana.
Jam telah menunjukkan pukul sebelas malam, tapi Rio baru saja pulang dari kantornya. Selama ini, memang Rio selalu menekan dirinya dengan kesibukkan di kantor. Ia punya alasan tersendiri untuk itu. Iya, ia ingin melupakan sejenak tentang kekasihnya.
"Hahh..."
"Kamu dimana, Fy?" Gumamnya sambil mengusap wajahnya.
Belakangan ini ia memang mulai frustasi karena terus tidak mendapatkan titik terang keberadaan kekasihnya itu.
Ah, memangnya masih bisa dibilang kekasih?
Suara ponselnya berdering kala itu juga. Satu panggilan masuk dari sang Mama yang Rio yakini isinya masih sama seperti kemarin-kemarin.
"Halo, Ma?"
"Kamu gak pulang, Yo?"
Rio menghela nafasnya. Iya. Pertanyaan ini lagi yang dilontarkan oleh sang Mama setiap harinya.
"Engga, Ma. Rio disini aja."
"Pulang lah, Yo. Kamu sahur disini saja. Daripada sendirian disitu."
"Gak apa-apa, Ma. Rio udah biasa juga."
"Udah ya, Ma. Rio mau istirahat."
Rio mendengar helaan nafas dari sebrang sana. Tanda bahwa Mamanya kembali menyerah pada keputusannya.
"Ya sudah. Tapi besok pulang kerja mampir kesini dulu ya. Mama masakin makanan kesukaan kamu nanti."
"Hm.."
"Malam sayang, selamat istirahat."
"Ya. Mama juga."
Setelah itu telepon diputuskan. Rio melemparkan ponselnya asal ke kasur dan beranjak menuju kamar mandi. Berharap air yang mengaliri tubuhnya nanti dapat mengurangi sedikit beban pikirannya.
***
Rio menghentikan mobilnya kala lampu merah di persimpangan jalan raya menyala. Ia sedang dalam perjalanan pulang menuju rumahnya setelah mengambil makanan dari rumah sang Mama. Memang sudah 2 tahun belakangan ini ia memutuskan membeli rumah dan meninggalinya sendiri. Tak ada pembantu ataupun supir disana. Hanya ada satpam yang akan menunggu, itupun berada di pos depan rumahnya.
Mata Rio dipalingkan kearah kanan jalan. Ia langsung teringat jika persediaan bahan makanan di rumahnya ada yang habis ketika melihat papan nama minimarket disana. Setelah lampu hijau, ia segera melajukan mobilnya pada minimarket itu dan parkir disana.
"Mama Mama, Rasya mau ini boleh?" Suara itu mengisi pendengarannya tepat ketika ia memasuki minimarket yang tak besar itu.
Rio langsung berjalan kearah mie instan, tanpa berniat melihat anak lelaki yang sedang berdiri dihadapan rak coklat. Ia langsung mengambil beberapa bungkus Mie Instan dan memasukkannya pada keranjang yang ia bawa.
"Satu aja ya?"
"Dua~"
"Ngga. Satu aja."
"Hngg~~"
Rio mengintip sedikit pada anak dan ibu yang tampak sedang beragumen itu. Ia sedikit menyipitkan matanya melihat sosok sang ibu yang tampak familiar.
Kakinya melangkah mendekat. Tapi sebelum tangannya menyentuh bahu wanita itu, sang wanita lebih dulu menoleh.
"Kenapa, Mas?"