Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
"Udah ganteng anak Bunda.." puji Ify pada Rasya yang sudah memakai baju koko putihnya disertai peci yang menutupi rambut hitamnya.
"Iya, dong! Anaknya Bundaa." Balasnya bangga.
"Bukan anak Ayah?"
Rio muncul dari kamarnya dengan setelan yang persis seperti Rasya, hanya berbeda ukuran dan celana saja.
"Anak Ayah juga!" Pekik Rasya lalu berlari menghampiri Rio yang sedang berjalan kearah mereka.
Ify bangkit dari posisi berlututnya -setelah menyamakan tingginya dengan sang anak.
"Mau makan dulu?" Tanyanya pada Rio.
Rio mengangguk. "Aku lapar, hehe."
"Tapi kalau kamu mau mandi dulu gak apa-apa." Lanjutnya.
"Yaudah, aku mandi dulu ya. Masa kalian sudah ganteng-ganteng, Ibunya masih bau begini?"
Rio terkekeh. "Kamu cantik tanpa mandi juga sayang." Godanya yang membuat Ify tersipu.
"Udah ah, aku mandi dulu. Kamu kalau gak tahan ambil sendiri aja ya, Yo?"
Rio mengangguk lalu beranjak pergi dengan mengajak Rasya. "Ayo kita telfon Oma sama Opa. Mereka pasti suka baju Rasya sama Ayah kembaran!"
"Iya iya! Rasya belum bilang ke Oma sama Opa!"
Ify tersenyum mendengar suara Rasya yang begitu semangat. Ia segera memutar badannya dan masuk kedalam kamar. Mengecek ponselnya yang tengah diisi daya, namun tak ada notifikasi harapannya.
Ia hanya bisa menghela nafas lalu berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
***
Ify terisak dalam pelukan Rio. Setelah mereka sampai di rumah Mama Rio dan saling bermaaf-maafan, Ify langsung menarik tangan Rio. Memberi kode yang langsung Rio tangkap.
"Rio sama Ify ke kamar dulu ya, Ma. Titip Rasya."
Itu adalah yang Rio bilang ketika melihat mata Ify yang berkaca-kaca yang juga ditangkap oleh sang Mama.
