[Rify] Lebaran - 3

819 57 1
                                    

Wahh
Udah minggu ke-3!
Cie sebentar lagi menuju kemenangan 😋

Tetap semangat ya puasanya!! ^^

***

Rio harus menunggu kembali ketika Ify justru malah menyibukkan dirinya didapur. Memasak untuk buka puasa.

Biarlah, mungkin Ify sengaja sedang menguji kesabarannya. Makanya sekarang Rio hanya sedang memperhatikan Ify dari balik meja makan.

"Bunda..."

Suara Rasya menghampiri pendengaran keduanya.

Rasya berjalan dengan rambut yang acak-acakan khas bangun tidur. Tak lupa juga ia menggusak sebelah matanya yang mungkin terasa gatal.

"Anak Bunda sudah bangun?"

"Hm.."

Rasya memeluk kakinya dengan pipi yang ditempelkan disana.

"Duduk gih di meja makan. Bunda ada tamu loh."

Rasya mendongak. "Siapa?"

Ify tersenyum jahil. "Coba Rasya tebak siapa."

Rasya berjalan, mengintip dari meja bar, pembatas antara dapur dan ruang makan. Disana ada sosok pria yang juga menatapnya dengan tegang.

"Om temannya Bunda?" Rasya bertanya ketika ia sudah berhasil duduk disamping Rio.

Rio mengangguk ragu. Ia menahan dirinya sendiri untuk tidak langsung berkata bahwa ia adalah Ayahnya.

"Tapi giginya Om sama kayak gigi Rasya!"

Rio tersenyum. Lalu menggusak puncak kepala Rasya.

"Eh!"

"AYAH?!!!"

"OM AYAH RASYA YA?!!"

Rio ingin menangis. Sungguh. Bagaimana bisa anaknya tau jika ia adalah ayahnya yang brengsek ini?

"Iya, sayang. Ini Ayah." Rio berkata dengan nada yang gemetar.

Ify sibuk menyembunyikan air matanya dengan menggoreng adonan kedalam wajan. Ia ikut tersentuh dengan anaknya yang bisa mengenali Rio. Padahal selama ini ia hanya pernah menunjukkan foto Rio sekali, itupun karena tidak sengaja.

"Ayah kenapa baru pulang? Rasya kan kangen sama Ayah!" Rasya berucap setelah melompat ke pangkuan Rio dan memeluknya disana.

Rio membalas pelukannya. Ia menenggelamkan kepalanya pada lekukan leher sang anak. "Maafin Ayah, nak. Maafkan Ayah."

"Iya, Rasya maafin Ayah. Tapi Ayah jangan pergi lagi ya?"

"Ayah janji gak akan pergi lagi. Sekarang Ayah kerja disini, jadi kita bisa ketemu terus."

Rasya mengangguk-anggukkan kepalanya didalam pelukan Rio. Pelukan mereka bertahan cukup lama. Bahkan saat itu juga, Rasya dan Rio semakin mempererat ikatan tali mereka.

***

Rasya sudah tertidur kembali setelah menghabiskan waktu seusai tarawih dengan menonton televisi bersama sang Ayah. Ia tertidur di sofa dengan berbantalkan paha Rio.

Ify menghampiri mereka dengan membawa dua cangkir cokelat panas.

"Kayaknya kita bisa ngobrol sekarang."

Rio terpelonjak kaget mendengar suara Ify yang tiba-tiba. Namun tidak memberhentikan usapannya pada punggung Rasya yang semakin terlelap.

"Iya. Kita harus selesaikan sekarang."

ONESHOOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang