17

1.9K 272 7
                                    

Happy Reading !!

Hinata merasa terusik pada sesuatu yang terasa menekan pipinya.
Berguling untuk menyamankan diri, Hinata masih belum ingin bangun.
Tidak mau beranjak dari ranjang empuk yang nyaman dan hangat.
Suara cekikikan yang tidak asing, nyatanya tidak berhasil membuat Hinata membuka matanya yang terasa sangat berat.

"Kau tidak mau melihatku ?"

Suara khas lelaki dewasa yang menyapa telinganya, membuat Hinata mau tidak mau dan dengan terpaksa membuka matanya.
Mengerjap dua kali, berusaha membuatnya nyaman.
Dan hatinya langsung mencelos saat melihat senyum simpul di wajah tampan yang kini mengamatinya dengan sorot mata hangat.
Hinata mendadak malu, hingga mengambil selimut tebal dan mengubur diri disana, meninggalkan tawa renyah Itachi di telinganya.
Sialann ... kenapa lelaki itu harus melihatnya dalam keadaan seperti ini ?
Hinata mengutuk untuk sesuatu yang tidak bisa dikatakannya.

"Hinata, cepat keluar darisana."

Dan anehnya, Hinata menurut dengan apa yang diminta.
Mengintip dari balik selimut yang masih membungkus dirinya, mengerling dengan bibir cemberut saat melihat Itachi yang berada dihadapannya.

"Cepat keluar. Aku malu."

Menunjuk arah pintu dengan jari telunjuknya, Hinata tidak akan keluar hanya dengan celana pendek yang hanya jatuh di pertengahan pahanya.
Itu terlihat sangat memalukan untuk perempuan dewasa sepertinya.
Itachi terkekeh, tapi tetap menurut dan keluar dari kamar Himeya yang juga menjadi kamar Hinata.
Gadis itu memang selalu tidur bersama Himeya, meski sudah mendapat kamar sendiri dari pemilik rumah.
Hinata langsung mengomel dengan suara rendah, saat melihat Itachi yang menghilang dari radarnya.

Hinata keluar kamar dengan keadaan yang sedikit lebih baik, mendapati Itachi dan Himeya yang sedang berada di ruang tengah, dengan televisi menyala menampilkan film kartun.

"Mamaa .."

Himeya langsung memanggilnya, berlari ke arah Hinata dengan wajah senang.
Melompat dari pangkuan Itachi dan membuat lelaki itu menghela napas.
Sepertinya Itachi memang tidak akan pernah terbiasa dengan situasi semacam ini.

"Aigoo .. apa Himeya lapar ?"

Mengangguk dengan wajah menggemaskannya, membuat Hinata mengerling pada Itachi yang sangat santai mengawasi keduanya.

"Apa kau tidak membelikan apapun untuk dimakan ? Ckk .. dasar."

Entah alasan apa yang melandasi ucapan bernada pedas itu, Hinata tidak tau.
Itachi terkekeh, merasa heran dengan apa yang dikatakan Hinata, sekaligus tidak percaya dengan perubahan sikap yang terbilang drastis itu.

"Tunggu sebentar ya." Mendudukkan Himeya di sofa ruang tengah, tanpa memperdulikan keberadaan Itachi disana.
Bukankah itu hal yang luar biasa ?

Hanya dalam waktu seminggu setelah kepergiannya, Itachi mendapati banyak fakta menarik yang tidak pernah dipikirkan sebelumnya.
Mengusap kepala Himeya dengan sayang, tersenyum saat melihat Hinata yang kini sibuk di dapur apartemennya.
Saat Itachi berharap jika gadis itu akan menyambutnya dengan wajah bahagia, ia harus dihempaskan pada fakta jika Hinata menyambutnya dengan suara bernada pedas.
Itachi tidak tau apa yang sedang dipikirkan Hinata saat ini.
Terlihat mudah ditebak, tapi rupanya sangat sulit, seperti itulah Hinata.

"Ada apa denganmu ? Kau tidak merindukanku ?"

Pertanyaan mendadak, membuat Hinata mengerling pada Itachi yang berdiri di sampingnya.
Jika tatapan itu menjadi tanda akan sesuatu, seharusnya Hinata sudah bisa menebak mengenai kemungkinannya.
Tapi sekarang, otaknya sedang buntu, hingga Hinata tidak bisa memikirkan apapun.

I WANTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang