18

1.9K 252 19
                                    

Happy Reading !!

"Uchiha Itachi, kau darimana saja ? Cepatlah atau kita akan terlambat."

Hinata meneriakinya, pada Itachi yang barusaja sampai di depan salon dimana Hinata dirias disana untuk datang ke pesta pernikahan Ino.
Lelaki itu terlihat biasa saja dengan teriakan Hinata, tapi sorot matanya tetap tak bisa bohong jika Itachi terpesona dengannya.
Bukannya bergegas, lelaki itu malah menatap Hinata dengan senyum miring di bibirnya, berlama-lama menikmati keindahan yang terpancar di hadapannya.

"Kau cantik sekali." Katanya.

Hinata terkekeh, wajahnya yang memerah karena malu tersembunyi di balik tatanan rambutnya yang dibuat rapi dan sederhana, tapi tetap menarik.
Berdehem untuk menyadarkan dirinya sendiri, Hinata merasa tersanjung karena pujian itu.

"Tentu saja." Katanya, menahan senyum.

Mereka bukan lagi dua orang asing yang terpaksa tinggal di tempat yang sama.
Mereka telah memiliki ikatan yang terlihat jelas sekarang.
Itachi menjadikannya sebagai pacar.
Tapi tunggu, bukankah lelaki itu terlalu tua untuk main pacar-pacaran seperti anak remaja ?
Hmm .. akan jauh lebih pantas jika menyebut mereka sebagai pasangan, partner hidup.

"Apa Himeya baik-baik saja ?"

Hinata menanyakannya karena seharian ini ia tidak bersama anak itu.
Sejak pagi buta, Hinata sudah berangkat ke tempat Ino untuk membantu persiapan untuk pernikahan sahabatnya itu.
Hinata juga harus diruas untuk menjadi pengiring pengantin untuk Ino.
Lalu sorenya, ia harus pergi ke salon untuk menata rambut dan merias wajahnya lagi.
Dan sekarang, mereka berangkat ke pesta pernikahan Ino dan Sai.

"Tentu saja dia marah. Tapi tenang saja, ada ibu yang menjaganya." Jawabnya.

Meringis dengan tidak nyaman, Hinata merasa bersalah pada Himeya karena meninggalkan anak itu selama seharian ini.
Rasanya tidak nyaman dan mengganggunya.
Ouhh .. sepertinya ia harus minta maaf pada Himeya setelah kembali dari acara malam ini.

"Begitu ? Syukurlah." Sahutnya.

Itachi beberapa kali mengerling ke arah Hinata yang duduk disampingnya, lelaki itu hanya tidak tau kenapa ia bisa sampai melakukannya.
Melihat Hinata yang sekarang, rasanya sangat menyenangkan jika mereka mengungkit kembali tentang pertemuan pertama mereka yang tidak terlalu baik.
Memang khas sekali seprti jalan cerita novel dari benci jadi rindu, tapi perbedaannya terletak pada kata benci itu.
Mereka tidak sama-sama membenci, hanya sedikit menjaga jarak karena kecurigaan masing-masing.
Rasanya masih lucu, dimana sekarang Itachi yang sudah terbiasa dengan teriakan dari Hinata.

"Hinata .. kemari !!"

Suara Sakura yang memanggilnya dengan ringan, anak itu juga datang bersama Sasuke.
Sementara kakak beradik Uchiha itu hanya menyapa dengan senyum ringan.
Dari apa yang diceritakan kedua belah pihak, Sakura dan Hinata langsung menjadi teman sejak hari pertama mereka bertemu.
Meski Hinata sering jengkel dengan ulah Sakura, mereka berdua tetap menjadi teman dalam relasi yang cukup baik.

"Mana anakmu ? Dia tidak ikut ?"

Menyentil jidat lebar Sakura, berdecak dengan senyum miring saat gadis itu memanggil Himeya dengan sebutan anaknya.
Meski Hinata tidak keberatan, bukan berarti gadis itu bisa mengatakannya dengan suara keras, terlebih di tengah keramaian seperti ini.
Orang lain bisa saja salah paham dengan apa yang dikatakannya.

"Tidak bisakah kau menyapa dengan lebih baik ?" Tanyanya, suara rendah yang membuat Sakura terkekeh.

"Iyee iyee .. baiklah, kakak ipar." Jawaban yang diikuti dengan wajah cengengesan yang membuat Hinata membuang muka, merasa malu.

I WANTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang