14

2K 291 16
                                    

Happy Reading !!

Dua cangkir kopi panas yang masih mengepulkan uap beraroma manis yang selalu membuat Hinata kecanduan.
Duduk bersila di balkon apartemen dengan angin berhembus yang membuatnya sedikit menggigil, Hinata menyukai pemandangan malam dari tempatnya kali ini.
Itachi masih belum keluar dari kamarnya, sementara Hinata melebarkan senyumnya saat melihat pemandangan yang indah menurut pandangannya.

Kerlap-kerlip lampu warna-warni, aroma angin malam dan hembusan lirih yang membawanya dalam perasaan dingin.
Hinata sudah sering seperti ini, dan biasanya ia akan melarikan diri ke tempat Ino yang hanya berjarak beberapa meter dari tempat tinggalnya.
Ini bukan seperti insomnia atau sejenisnya, Hinata hanya sering bangun di tengah malam, entah kerena kelaparan atau kehausan atau kebelet pipis.
Sebenarnya, hanya senormal itu.

"Kau bisa masuk angin jika terlalu lama disitu."

Hinata tidak akan sekaget ini jika dirinya tidak melamun tadi, dimana Itachi yang memasangkan selimut di punggungnya.
Menoleh dengan senyum tipis, berterimakasih tanpa suara.
Angin malam bukan hal baru bagi Hinata, meski ia tidak memiliki ketahanan ekstra untuk itu.

"Tidak mungkin." Sahutnya dengan ringan.

Menyesap kopi hangatnya, merasa jika selera Hinata cocok dengan lidahnya.
Itachi bukan penggemar kopi seperti adiknya, meski tidak masalah dengan minuman berkafein itu.
Mengerling pada Hinata yang nampak larut dengan pemandangan dihadapannya, gadis itu sangat tenang .

"Ada apa ? Kau merasa rindu rumah ?"

Terkekeh ringan, menggeleng.
Bagaimana mungkin Hinata merindukan kosannya jika sekarang ia berada di tempat dengan kenyamanan yang luar biasa.

"Bagaimana bisa kau membandingkan kosanku dengan apartemenmu ? Ckk, picik sekali."

Melemparkan sarkasme dalam kalimatnya, jelas-jelas menyindir Itachi yang begitu santai di hadapannya.
Hinata mungkin akan melakukan hal yang sama jika mereka berada di posisi yang berbeda seperti ini, misalnya Itachi yang biasa saja dan Hinata yang luar biasa.

"Ceritakan tentang dirimu, Hinata."

Itachi membenarkan posisinya, duduk nyaman dengan sepenuhnya memandang pada Hinata yang kini nampak memikirkan sesuatu dalam kepalanya.

"Mendadak sekali."

Mengerling dengan wajah heran, Hinata bukannya tidak mau menceritakan tentang dirinya pada orang lain.
Tapi, rasanya terlalu mendadak hingga membuatnya bertanya dalam kepalanya sendiri, apa yang salah dengan lelaki di hadapannya ini ?
Itachi hampir tidak pernah menyinggung tentang masalah pribadinya, dan bukannya tidak biasa jika lelaki itu bertanya dengan mendadak seperti ini.

"Apa kau keberatan ?" Tanyanya dengan hati-hati.

Hinata hanya melemparkan senyum ringan, menggeleng.
Meski ia tidak yakin harus menceritakan dirinya seperti apa.
Hinata tidak pernah benar-benar menceritakan mengenai dirinya pada orang lain, kecuali pada Ino yang sudah mengenalnya sejak lama.
Karena, Hinata merasa takut diabaikan dan tidak didengar.
Hinata tidak mau menceritakan kisah sedih, jadi ia hanya berkata.

"Aku, biasa saja. Seperti kebanyakan." Sesingkat itu.

"Apa kau pernah pacaran sebelumnya ?"

"Tentu saja !! Kau pikir aku sepolos apa ?"

Suaranya yang naik sedikit, menjelaskan jika Hinata tersinggung dengan pertanyaan Itachi. Hanya tersinggung sedikit saja.
Meski terlihat payah, Hinata pernah punya pacar saat Sma, meski hanya beberapa bulan saja.
Itachi tidak bisa menahan tawanya saat melihat wajah memerah Hinata, menyiratkan banyak hal disana yang tidak diketahuinya.

I WANTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang