Chapter 5

24 4 0
                                    

Happy Reading🌟

*Happy Reading🌟*

__________________________

<Cuplikan episode sebelumnya>

_Ish, siapa sih? Ga disini ga disana, tetep aja sama berisiknya, Ck._ gerutu Eca disaat ada kericuhan yang datang.

"Aih? Itukan...?" Eca merasa heran, bagaimana ia bisa bertemu dengan pujaan hati jodoh orang?

"Eh, maaf maaf. Dimohon untuk melanjutkan kegiatannya, maaf mengganggu." Mereka berdua membungkuk dan segera menuju dapur.

"Hemm, dia." Eca menjeda. " *Selalu membuat penarasanku hidup,*" lalu menyeringai.

Sementara, salah satu pelayan onar menatap temannya yang ia kagetkan tadi dengan geli, "Kayanya, ada yang naksir sama pelayan baru nih."

(5 : Tak Puas)

Setya menghela napasnya. Dilihatnya pantulan dari cermin besar yang terpampang di dinding toilet karyawan itu. Ini adalah hari pertamanya untuk memulai sesuatu yang baru dalam hidupnya. Tepatnya hari ini adalah hari pertamanya bekerja.

Terlukis pantulan dirinya memakai baju khas pelayan, ia membenarkan rambutnya yang terlihat berantakan.

"Oi, Set." kepala seseorang menyembul dari balik dinding pembatas toilet lain. Ah, rupanya  senior kerjanya.

Mendapat teman di hari pertama adalah hal yang bagus bukan?
Setya juga berpikir begitu.

"Kenapa, Kang Galang?" sahut Setya, ia ingat cowok itu memperkenalkan dirinya dengan nama Galang.

"Udah mau open nih. Lo siap-siap ke posisi lo, gih. Hari ini kan masa training lo. Btw, jangan panggik gue Kang Galang, kita kan seumuran." Galang menyenggol lengan Setya dengan tatapan usil.

Setya mengangguk, "Oke." Ia lantas menolehkan dirinya di depan cermin sekali lagi. Meyakinkan dirinya sudah cukup oke untuk bicara di depan para pelanggan yang akan memesan nantinya.

Puk!

"Ohya," Galang menepuk pundak laki-laki itu begitu Setya hendak melangkahkan kakinya keluar toilet, lantas membuat si empunya menoleh. "Inget, senyum. Kalo ketahuan dikiiiit aja lo ga senyum.. Bah, abis lo sama kak Rama."

Ah kak Rama, Manajer restoran tempat ia bekerja.

Setya mengangguk mantap meski ragu dengan ucapan Galang. Pria itu terlihat ramah dan tidak mudah marah.

Ah sudahlah, kini ia harus fokus dengan pekerjaannya. "Oke. Senyum dan senyum." Bisiknya.

Ia berdiri di posisinya, tepat pintu terbuka memperlihatkan seorang wanita paruh baya yang menuju ke arahnya.

Dan pekerjaannya baru saja dimulai.

Menit demi menit berlalu,  Setya mulai terbiasa dengan pekerjaaannya. Tangannya sudah mulai luwes membawakan nampan berisi berbagai minuman dan makanan ringan, memberikan list pesanan, dan memberikan sapaan pada para pelanggannya. Hingga matanya tak sengaja menangkap seorang gadis yang sedang duduk di meja dekat jendela tengah menatapnya.

Tuh cewek kenapa ngeliatin gue kaya gitu sih! Apa gigi gue kuning kali yak? Atau gue terlalu ganteng hari ini? batin Setya tak nyaman.

Awalnya ia tak yakin, namun melihat gadis itu tidak mengalihkan pandangan membuatnya ia yakin gadis ini sedang melihatnya.
Hem, kek kenal. Gumamnya sambil garuk garuk kepala.

Galang tengah berada berlalu-lalang mengantarkan pesanan.

Ah, mungkin dia lagi melamun... batinnya lagi dan kembali fokus pada pekerjaannya.

FluchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang